Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesaksian Habibie tentang Detik-detik Soeharto Akhiri 32 Tahun Kekuasaan...

Kompas.com - 30/06/2023, 12:12 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bacharuddin Jusuf Habibie baru memimpin pemerintahan selama 17 hari ketika bercerita tentang detik-detik Soeharto melepaskan jabatan sebagai presiden RI.

Kisah itu diungkap Habibie saat berbincang dengan para pemimpin redaksi surat kabar dan media elektronik di Wisma Negara di kompleks Istana Kepresidenan RI, Jakarta, 25 tahun silam, tepatnya 6 Juni 1998.

Cerita dimulai pada Rabu malam, 20 Mei 1998. Saat itu, sekitar pukul 20.00 WIB, Habibie berada di kediaman Soeharto di Jalan Cendana, Menteng, Jakarta Pusat.

Baca juga: 25 Tahun Reformasi, Cerita Tegang Wartawan Istana Siarkan Soeharto Mundur padahal Masih di Mesir

Situasi di Jakarta dan kota-kota besar lainnya masih keos. Beberapa hari sebelumnya, terjadi demonstrasi besar-besaran oleh mahasiswa dari berbagai kampus.

Mereka menentang pemerintahan Orde Baru dan menuntut Presiden Soeharto mundur. Sebabnya, pemerintahan Orde Baru dinilai melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) hingga menyeret negara ke pusaran krisis moneter.

Demonstrasi yang berlangsung pada 12 Mei 1998 bahkan menyebabkan tewasnya empat mahasiswa Universitas Trisakti karena penembakan oleh aparat. Peristiwa ini kian memicu amarah publik yang berujung pecahnya kerusuhan di berbagai titik di Ibu Kota Negara.

Kerusuhan melebar hingga terjadi aksi perusakan, penjarahan, dan pembakaran oleh perusuh. Massa menyasar pusat perbelanjaan, pertokoan, perkantoran, perbankan, hingga fasilitas publik.

Baca juga: 25 Tahun Reformasi: Saat Soeharto Kembali dari Mesir, Jakarta seperti Lautan Api dari Atas Pesawat

Merespons kekacauan tersebut, Soeharto memutuskan untuk memenuhi tuntutan massa. Kepada wakil presidennya, Habibie, Rabu malam itu, Soeharto mengaku akan mengumumkan Kabinet Reformasi dan Komite Reformasi pada Kamis, 21 Mei 1998.

Kabinet dan komite reformasi lantas akan dilantik pada Jumat 22 Mei 1998. Kemudian, pada Sabtu, 23 Mei 1998, Pak Harto berencana meletakkan jabatannya sebagai orang nomor satu di RI.

"Saya di-consult oleh presiden, dan hari Sabtu (23/5/1998) beliau akan mengundurkan diri dan saya dipersilakan meneruskan sesuai konstitusi dengan kabinet yang sudah dilantik sebelumnya," kata Habibie kepada awak media saat itu, sebagaimana dituliskan Harian Kompas, 7 Juni 1998.

Usai perbincangannya dengan Soeharto, sekitar pukul 21.00 WIB, Habibie meninggalkan Jalan Cendana menuju kediamannya di kawasan Kuningan, Jakarta Pusat.

Pikirannya penuh. Dalam perjalanan, ia banyak berdoa dalam hati, bukan komat-kamit seperti biasanya.

Sesampainya di rumah, Habibie meminta ajudannya memanggil empat menteri koordinator Kabinet Pembangunan VII yakni Feisal Tanjung, Ginandjar Kartasasmita, Hartarto, dan Haryono Suyono, serta 14 menteri lainnya, untuk berkumpul di kediamannya.

Pertemuan antara wakil presiden ke-7 RI itu dengan para menteri berlangsung selama satu jam sekitar pukul 22.00 sampai 23.00 WIB.

Baca juga: Dulu kalau Demo Bawa Foto Soeharto Itu Tabu, Takut Ditembak

Segera setelah pertemuan, Habibie menghubungi kediaman Soeharto. Dari kejauhan, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) saat itu, Saadilah Mursjid, berbicara.

Halaman:


Terkini Lainnya

Putusan Sela Kasus Hakim Agung Gazalba Dinilai Bentuk Pelemahan KPK

Putusan Sela Kasus Hakim Agung Gazalba Dinilai Bentuk Pelemahan KPK

Nasional
KPK Sita 13 Lahan Milik Terpidana Korupsi Pengadaan Helikopter AW-101

KPK Sita 13 Lahan Milik Terpidana Korupsi Pengadaan Helikopter AW-101

Nasional
Baleg Bantah Kebut Revisi UU Kementerian Negara hingga UU TNI untuk Kepentingan Pemerintahan Prabowo

Baleg Bantah Kebut Revisi UU Kementerian Negara hingga UU TNI untuk Kepentingan Pemerintahan Prabowo

Nasional
Gerindra Siapkan Keponakan Prabowo Maju Pilkada Jakarta

Gerindra Siapkan Keponakan Prabowo Maju Pilkada Jakarta

Nasional
Demokrat Beri 3 Catatan ke Pemerintah Terkait Program Tapera

Demokrat Beri 3 Catatan ke Pemerintah Terkait Program Tapera

Nasional
PKB Keluarkan Rekomendasi Nama Bakal Calon Gubernur pada Akhir Juli

PKB Keluarkan Rekomendasi Nama Bakal Calon Gubernur pada Akhir Juli

Nasional
PDI-P Hadapi Masa Sulit Dianggap Momen Puan dan Prananda Asah Diri buat Regenerasi

PDI-P Hadapi Masa Sulit Dianggap Momen Puan dan Prananda Asah Diri buat Regenerasi

Nasional
Risma Minta Lansia Penerima Bantuan Renovasi Rumah Tak Ditagih Biaya Listrik

Risma Minta Lansia Penerima Bantuan Renovasi Rumah Tak Ditagih Biaya Listrik

Nasional
Tak Bisa Selamanya Bergantung ke Megawati, PDI-P Mesti Mulai Proses Regenerasi

Tak Bisa Selamanya Bergantung ke Megawati, PDI-P Mesti Mulai Proses Regenerasi

Nasional
Fraksi PDI-P Bakal Komunikasi dengan Fraksi Lain untuk Tolak Revisi UU MK

Fraksi PDI-P Bakal Komunikasi dengan Fraksi Lain untuk Tolak Revisi UU MK

Nasional
Jaksa KPK Hadirkan Sahroni dan Indira Chunda Thita dalam Sidang SYL Pekan Depan

Jaksa KPK Hadirkan Sahroni dan Indira Chunda Thita dalam Sidang SYL Pekan Depan

Nasional
Ketua MPR Setuju Kementerian PUPR Dipisah di Kabinet Prabowo

Ketua MPR Setuju Kementerian PUPR Dipisah di Kabinet Prabowo

Nasional
Baznas Tegas Tolak Donasi Terkoneksi Israel, Dukung Boikot Global

Baznas Tegas Tolak Donasi Terkoneksi Israel, Dukung Boikot Global

Nasional
Kejagung Tegaskan Tak Ada Peningkatan Pengamanan Pasca Kasus Penguntitan Jampidsus

Kejagung Tegaskan Tak Ada Peningkatan Pengamanan Pasca Kasus Penguntitan Jampidsus

Nasional
Ahli Sebut Jaksa Agung Bukan 'Single Persecution' dalam Kasus Korupsi

Ahli Sebut Jaksa Agung Bukan "Single Persecution" dalam Kasus Korupsi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com