Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Ganjar Mulai Giat Blusukan, Strategi Pemenangan Pilpres ala Jokowi?

Kompas.com - 27/06/2023, 05:30 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

Herman mengatakan, etika ini wajib dipahami dan ditaati oleh setiap kepala daerah. Menurut dia, setiap kepala daerah harus saling menghormati wilayah kerja sesama kepala daerah lainnya.

"Gubernur yang satu tidak bisa mengkritik gubernur yang lain, karena apa? Karena ini ada mekanisme dan tata cara birokrasi di dalam menetapkan indikator-indikator keberhasilan kinerja di provinsi," tutur Herman.

Berangkat dari aksi ini, Herman mendorong agar ke depan kinerja Ganjar dievaluasi.

“Semestinya kalaupun ada temuan-temuan ya sifatnya pribadi saja komunikasi, itu juga tidak menyela," ujarnya.

Heran

Sebaliknya, Ganjar heran karena aksinya mengadukan keluhan warga ke pejabat DKI Jakarta ini menjadi kontroversi. Orang nomor satu di Jawa Tengah itu mengaku hanya berupaya menjembatani warga dengan pemerintah yang berwenang.

"Karena kemarin saya datang ke salah satu pasar saya telepon Pak (Pj) Gubernur DKI, saya telepon Pak Sekda DKI yang kebetulan dua-duanya saya kenal, terus di-upload, kok di-bully ya?" ujar Ganjar saat blusukan di RW 05 Kelurahan Jati Padang, Pasar Minggu. Jakarta Selatan, Minggu (24/6/2023).

Menurut Ganjar, saat blusukan, ia berupaya berdialog dan mendengarkan keluhan warga mengenai pelayanan publik. Sebagai kepala daerah, kata Ganjar, hal ini biasa dia lakukan.

Ganjar mencontohkan, beberapa hari sebelumnya, ia didatangi puluhan pedagang bakso yang mengeluhkan persoalan izin Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (PPIRT) di Kota Bekasi, Jawa Barat di rumah dinasnya di Puri Gedeh, Semarang Jawa Tengah. Merespons itu, Ganjar lantas menelepon Wali Kota Bekasi Tri Adhianto Tjahyono.

Mantan anggota DPR RI tersebut mengaku, dirinya juga kerap dihubungi kepala daerah lain untuk menyampaikan keluhan warga. Menurutnya, hal itu tak pernah menjadi masalah sebelumnya.

"Kami juga sering ditelepon para kepala daerah, itu sesuatu yang biasa. Tapi menjadi sensi ketika kemudian akan ada kontestasi, selalu saja," kata dia.

Tiru Jokowi

Membaca ini, analis komunikasi politik dari Universitas Padjadjaran Kunto Adi Wibowo menilai, kritik publik terhadap Ganjar adalah hal yang wajar. Lumrah saja ada warganet yang menilai Ganjar mencari perhatian jelang gelaran pemilu presiden.

Namun, menurut Kunto, aksi Ganjar juga tak ada salahnya. Sebagai orang nomor satu di Jateng, Ganjar punya privilese untuk berdialog dengan rakyat.

Baca juga: Genggaman Tangan Ganjar dan Puan, Babak Baru Akhiri Konflik Perebutan Capres

Tak menjadi soal jika aspirasi warga dalam dialog tersebut disampaikan Ganjar langsung ke pejabat terkait.

“Soal aksi Pak Ganjar ini menurut saya ya boleh-boleh saja, kenapa enggak? Karena apa, Ganjar punya privilese sehingga dia itu dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat Jakarta,” kata Kunto kepada Kompas.com, Selasa (27/6/2023).

Kunto justru menyoroti gaya komunikasi Ganjar yang seakan hendak mengikuti jejak Presiden Joko Widodo. Menurut dia, aksi blusukan identik dengan Jokowi ketika berkompetisi pada Pilkada DKI Jakarta 2012 lalu.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com