Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasdem Anggap Mimpi SBY Naik Kereta Bareng Megawati-Jokowi Tak Terkait Koalisi Perubahan

Kompas.com - 21/06/2023, 11:27 WIB
Achmad Nasrudin Yahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Nasdem menganggap mimpi Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tak terkait dengan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).

Adapun SBY bermimpi suatu hari bisa melakukan perjalanan menggunakan kereta bersama Presiden Joko Widodo dan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri.

"Kalau saya melihat tentang cuitan Pak SBY tidak terkait posisi koalisi," kata Ketua DPD Partai Nasdem Jawa Barat, Saan Mustofa dalam program Sapa Indonesia Pagi di Kompas TV, Rabu (21/6/2023).

Saan menilai, pernyataan tersebut tak lain karena SBY menempatkan dirinya sebagai mantan presiden yang tengah memikirkan negara.

Baca juga: Sinyal Rekonsiliasi SBY untuk Megawati, Akankah Bersambut?

Sehingga, kata dia, SBY berharap situasi politik dan pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan dengan baik.

"Jadi sebagai mantan kepala negara tentu Pak SBY berharap situasi politik ke depan menjadi lebih baik lagi, situasi pemilu kita berjalan lebih baik lagi," ujar Saan.

Selain itu, Saan memaknai bahwa mimpi SBY tersebut sebagai upaya untuk mengakhiri hubungan yang kurang baik denga Megawati dalam dua dekade terakhir.

"Tentu Pak SBY yang hari ini ingin mengakhiri ini, jangan sampai jadi cerita yang terus berkelanjutan," tegas dia.

Baca juga: SBY Mimpi Naik Kereta Bareng Jokowi-Megawati, Orang Dekat Coba Tafsirkan Artinya

Sebelumnya, SBY bermimpi suatu saat dapat melakukan perjalanan menggunakan kereta bersama Jokowi dan Megawati.

Hal itu disampaikan SBY melalui akun Twitter miliknya @SBYudhoyono, Senin (19/6/2023). Kompas.com sudah mendapatkan izin dari Partai Demokrat untuk mengutip cuitan SBY tersebut.

"Saya bermimpi, di suatu hari Pak Jokowi datang ke rumah saya di Cikeas untuk kemudian bersama-sama menjemput Ibu Megawati di kediamannya. Selanjutnya, kami bertiga menuju Stasiun Gambir," tulis SBY.

Lebih lanjut, SBY mengatakan bahwa ketiganya telah ditunggu oleh Presiden ke-8 RI. Namun, SBY tidak menyebutkan siapa Presiden ke-8 RI dalam mimpinya tersebut.

"Di Stasiun Gambir, sudah menunggu Presiden Indonesia ke-8 dan beliau telah membelikan karcis kereta api Gajayana ke arah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Karena masih ada waktu, sejenak kami berempat minum kopi sambil berbincang-bincang santai,” tulis SBY lagi.

Kemudian, ketiganya menaiki kereta api tersebut dan melakukan perjalanan ke lokasi masing-masing.

Dalam perjalanan tersebut, SBY, Jokowi dan Megawati pun menyapa masyarakat.

"Rakyat yang pernah kami pimpin dengan penuh kesungguhan hati. Memimpin bangsa yang tak pernah sepi dari tantangan," ujar SBY.

Terakhir, SBY berharap ia dan Jokowi berhenti di Solo, Jawa Tengah. SBY kemudian melanjutkan perjalanan ke Pacitan dengan bus.

"Sedangkan Ibu Megawati melanjutkan perjalanan ke Blitar untuk berziarah ke makam Bung Karno," kata SBY.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

Nasional
Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Nasional
PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

Nasional
KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

Nasional
KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada 'Abuse of Power'

Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada "Abuse of Power"

Nasional
Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Nasional
Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com