Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekjen Gerindra Minta Kader Tak Lakukan Perundungan terhadap Kandidat Capres Lain

Kompas.com - 15/06/2023, 10:27 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani meminta seluruh kader tidak melakukan perundungan, membenci, atau mencaci, kandidat calon presiden (capres), baik Anies Baswedan atau Ganjar Pranowo.

Sebab, Muzani mengatakan, kedua tokoh itu juga adalah putra terbaik bangsa yang dipilih oleh partai politik untuk maju sebagai bakal capres.

"Itu sebabnya kami berharap kepada seluruh kader, pengurus, sayap partai, dan simpatisan Prabowo untuk menjaga perkataan, menjaga pergaulan, dan menjaga tindakan," kata Muzani dalam keterangannya, Kamis (15/6/2023).

"Jangan jadi penghambat. Jika tidak bisa atau tidak mengerti, lebih baik diam," sambungnya.

Baca juga: Plt Ketum PPP Kenang Sandiaga Uno Sering Laporan meski Masih Kader Gerindra

Hal ini disampaikannya saat menghadiri Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) DPD Gerindra Lampung, Rabu (14/6/2023).

Wakil Ketua MPR itu menyebut Ganjar dan Anies adalah orang-orang yang punya niat baik untuk membangun bangsa.

Oleh karena itu, Muzani meminta kader menghormati keputusan partai politik lain yang mengusung mereka maju dalam kontestasi Pilpres 2024.

"Jadi kita tidak usah mem-bully, tidak mencaci, tidak usah membenci. Kenapa? Karena pada akhirnya rakyat membutuhkan simpati untuk menentukan pilihan politiknya," jelas Muzani.

Baca juga: Gerindra Sebut Golkar Bisa Gabung KKIR, Airlangga: Kita Tunggu Saja

Ketua Fraksi Gerindra DPR ini meminta hal-hal di atas dilakukan kader Gerindra dalam perjuangan memenangkan Prabowo Subianto sebagai presiden pada Pilpres 2024.

Selain itu, para kader dan caleg Gerindra juga diminta berjuang untuk rakyat. Caranya dengan menanamkan prinsip bahwa berpolitik di Gerindra adalah untuk memperbaiki nasib rakyat, dan berjuang demi bangsa dan negara.

"Maka saya harap semangat para pengurus dan caleg dalam Rakorda ini harus ditujukan untuk membela kaum miskin, membela petani, membela nelayan, membela buruh, membela pedagang, dan semua rakyat Indonesia dari apapun ras, suku, bahasa, bahkan apapun agamanya kita adalah satu Indonesia raya," ujar Muzani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com