CIPANAS, KOMPAS.com - Membebaskan fakir miskin dari kemiskinan mereka merupakan panggilan moral agama. Dalam iman Katolik, pesan itu pernah disampaikan Santo Paulus juga Paus Fransiskus yang menegaskan bahwa misi utama gereja adalah melayani kaum miskin.
“Keberpihakan untuk dan bersama kaum miskin adalah implikasi moral dari iman kepada Yesus dan bagian sentral dari ajaran sosial gereja,” ujar pemikir kebinekaan Sukidi dalam temu pastoral gelombang kedua yang dihadiri Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo bersama seluruh pastor yang berkarya di Keuskupan Agung Jakarta, di Wisma Via Renata, Cipanas, Jawa Barat, Selasa, (30/5/2023).
Peraih doktor dalam studi Islam dan agama-agama dunia di Universitas Harvard itu merujuk secara spesifik pesan Paus Fransisiskus yang mengingatkan kembali kata-kata Santo Paulus, “Demi kamu, Kristus menjadi miskin” (2 Kor. 8:9). Paus menggelorakan pentingnya prinsip subsidiaritas, solidaritas, dan keberpihakan kepada kaum fakir miskin.
Pada titik ini, iman Katolik bertemu dengan panggilan mulia negara yang juga memiliki ikhtiar untuk mewujudkan kesejahteraan bersama. Oleh karena itu, semua orang Katolik bersama seluruh warga negara mendapat panggilan untuk memikul tanggung jawab bersama membebaskan kaum fakir miskin dari penjara kemiskinan.
Baca juga: Kesejahteraan Bersama, Titik Temu Kekatolikan dan Keindonesiaan
Panggilan hidup untuk berkontribusi pada upaya pembebasan kaum fakir miskin dari penjara kemiskinan, menurut Sukidi, harus menjadi kesadaran bersama antara negara, pengusaha, dan masyarakat sejahtera, untuk bergotong royong dalam menyelenggarakan kebutuhan pendidikan, kesehatan, pekerjaan, dan jaminan sosial yang berkualitas bagi kaum fakir miskin dan anak-anak terlantar.
“Inilah tanggung jawab kemanusiaan kita sebagai bangsa agar seluruh rakyat dapat hidup adil dan sejahtera secara bersama, terbebas dari kemiskinan,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Kardinal Suharyo pun mengingatkan para peserta bahwa panggilan kesucian bukan ditempuh dengan cara menarik diri dari dunia dan tidak terlibat di dalamnya. Jalan menuju kesucian justru ditempuh dengan tindakan solidaritas dan keberpihakan kemanusiaan kepada kaum fakir miskin.
“Apakah Anda warga Keuskupan Agung Jakarta? Jadilah suci dengan terus berusaha mencari jalan-jalan baru untuk merawat dan mengembangkan kesejahteraan bersama,” kata Kardinal.
Ia menyampaikan, banyak orang seringkali tergoda untuk berpikir bahwa kesucian hanya diperuntukkan bagi mereka yang dapat menarik diri dari urusan sehari-hari dan menyediakan banyak waktu untuk berdoa.
"Bukan demikian. Kita dipanggil untuk menjadi suci dengan menghayati hidup kita dengan kasih dan dengan memberikan kesaksian dalam segala hal yang kita lakukan, di mana pun kita berada,” ujar dia,
Ada banyak langkah konkret sederhana yang bisa ditempuh. Umat Katolik bisa mengambil bagian dalam pelayanan karitatif lima kebutuhan dasar: pangan, sandang, papan, kesehatan, dan pendidikan. Misanya, menyediakan makanan bergizi untuk anak-anak yang mengalami gizi buruk di lingkungan sekitar atau memberikan akses jaminan sosial.
“Kita berharap melalui berbagai prakarsa yang kita jalankan sekecil dan sesederhana apa pun, kita terus dapat berkontribusi untuk mewujudkan kesejahteraan bersama, wujud nyata keselamatan,” kata Kardinal.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.