Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/06/2023, 08:41 WIB
Irfan Kamil,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak lima hakim lolos seleksi administrasi untuk menempati posisi sebagai calon Hakim Konstitusi dari unsur Mahkamah Agung (MA).

Hal ini teruang dalam pengumuman Nomor 02/Pansel/CHMK/6/2023 Tentang Hasil Seleksi Administrasi Calon Hakim Konstitusi dari unsur Mahkamah Agung Tahun Anggaran 2023.

Baca juga: Bertambah Lagi, Hakim MA Jadi Tersangka Suap Pengurusan Perkara Kasasi

"Telah dilaksanakan seleksi administrasi pada tanggal 25 sampai dengan 28 Mei 2023," bunyi isi surat yang ditandatangani oleh Wakil Ketua Mahkamah Agung RI Bidang Yudisial selaku Ketua Panitia Seleksi, Sunarto, Rabu (7/6/2023).

Berikut lima nama hakim yang lolos seleksi administrasi calon Hakim Konstitusi MA dan berhak mengkuti tahapan berikutnya:

1. Achmad Setyo Pudjoharsoyo Ketua Pengadilan Tinggi Nusa Tenggara Barat
2. Binsar Gultom Hakim Tinggi Pengadilan Tinggi Jakarta
3. Disiplin F Manao Wakil Ketua Pengadilan Tinggi TUN Surabaya
4. Eddy Parulian Siregar Hakim Tinggi Pengadilan Tinggi Kalimantan Timur
5. Ridwan Mansyur Panitera Mahkamah Agung.

Setelah lolos administrasi, para calon hakim konstitusi ini akan mengikuti uji kelayakan dan kepatutan alias fit and proper test atau sesi wawancara.

Profil singkat

1. Achmad Setyo Pudjoharsoyo

Dilansir dari situs MA, Achmad Setyo Pudjoharsoyo atau yang akrab disapa Pudjo ini tengah menjabaat sebagai Ketua Pengadilan Tinggi (PT) Nusa Tenggara Barat.

Pria kelahiran Semarang pada 22 Agustus 1960 itu juga pernah menjabat sebagai Sekretaris MA (Sekma) pada tahun 2017.

Pudjo mengawali sebagai calon hakim pada Pengadilan Negeri Tegal pada tahun 1985, lalu diangkat menjadi Hakim pada Pengadilan Negeri Labuha pada tahun 1989.

Sebelum terpilih menjadi Sekretaris MA, calon Hakim Konstitusi dari MA ini sempat menjabat sebagai Ketua PN Jakarta Barat.

Baca juga: Saat Hakim MA Nilai Pemberian Mobil kepada Kalapas Sukamiskin Kedermawanan

2. Binsar Gultom

Binsar Gultom yang dikenal sebagai hakim pengadil kasus kopi sianida Jessica Kumala Wongso itu saat ini menjabat sebagai Hakim Tinggi di Pengadilan Tinggi (PT) DKI Jakarta.

Diketahui, perkara yang dipimpin Binsar Gulton saat menjadi Hakim di PN Jakarta Pusat ini menarik perhatian publik saat itu.

Binsar Gultom menjatuhkan vonis 20 tahun kepada Jessica lantaran dinilai menjadi penyebab tewas rekannya, Wayan Mirna Salihin melalui kopi Vietnam.

Pria yang lahir pada 7 Juni 1958 ini juga menjabat sebagai Hakim Tinggi Pengadilan Tinggi Banten.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

KPU Soroti Keabsahan Putusan MA yang Batalkan Kemudahan Eks Terpidana Nyaleg

KPU Soroti Keabsahan Putusan MA yang Batalkan Kemudahan Eks Terpidana Nyaleg

Nasional
Luhut: Banyak Pihak Pesimis Kereta Cepat Jakarta Bandung Bisa Selesai

Luhut: Banyak Pihak Pesimis Kereta Cepat Jakarta Bandung Bisa Selesai

Nasional
Mengaku Masih Netral soal Dukungan Capres, PSI Akan Temui Megawati

Mengaku Masih Netral soal Dukungan Capres, PSI Akan Temui Megawati

Nasional
Megawati Terima Gelar 'Honoris Causa' dari Universitas di Malaysia

Megawati Terima Gelar "Honoris Causa" dari Universitas di Malaysia

Nasional
TNI AL Kirim KRI Spica-934 untuk Gelar Survei Hidrografi dengan Australia di Laut Timor

TNI AL Kirim KRI Spica-934 untuk Gelar Survei Hidrografi dengan Australia di Laut Timor

Nasional
Dukung Indonesia Jadi Poros Karbon Dunia, PIS Siapkan Strategi Turunkan Emisi

Dukung Indonesia Jadi Poros Karbon Dunia, PIS Siapkan Strategi Turunkan Emisi

Nasional
Indonesia Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Libya, Totalnya Rp 13,9 Miliar

Indonesia Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Libya, Totalnya Rp 13,9 Miliar

Nasional
Kereta Whoosh Diresmikan, Jokowi Ingatkan Semua Pihak Tak Takut Belajar Saat Bangun Infrastruktur

Kereta Whoosh Diresmikan, Jokowi Ingatkan Semua Pihak Tak Takut Belajar Saat Bangun Infrastruktur

Nasional
Momen Paspampres Beri Kejutan Ulang Tahun untuk Iriana Jokowi, Danpaspampres Dapat 'First Cake'

Momen Paspampres Beri Kejutan Ulang Tahun untuk Iriana Jokowi, Danpaspampres Dapat "First Cake"

Nasional
Syahrul Yasin Limpo dan Riwayat 2 Adiknya dalam Kubangan Korupsi

Syahrul Yasin Limpo dan Riwayat 2 Adiknya dalam Kubangan Korupsi

Nasional
Hari Ini, Amanda Manopo Akan Diperiksa Bareskrim Terkait Situs Judi 'Online'

Hari Ini, Amanda Manopo Akan Diperiksa Bareskrim Terkait Situs Judi "Online"

Nasional
Febri Diansyah Akan Datangi KPK Penuhi Panggilan Penyidik

Febri Diansyah Akan Datangi KPK Penuhi Panggilan Penyidik

Nasional
Jokowi Jelaskan Arti Nama Kereta Cepat 'Whoosh' yang Baru Diresmikan

Jokowi Jelaskan Arti Nama Kereta Cepat "Whoosh" yang Baru Diresmikan

Nasional
Mendagri Lantik Agus Fatoni Jadi Pj Gubernur Sumsel dan Akmal Malik sebagai Pj Gubernur Kaltim

Mendagri Lantik Agus Fatoni Jadi Pj Gubernur Sumsel dan Akmal Malik sebagai Pj Gubernur Kaltim

Nasional
Jokowi Resmikan Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang Dinamai 'Whoosh'

Jokowi Resmikan Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang Dinamai "Whoosh"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com