Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat Dinilai Tak Bakal Tinggalkan Koalisi Perubahan, meski AHY Tak Jadi Cawapres Anies

Kompas.com - 07/06/2023, 10:36 WIB
Tatang Guritno,
Bagus Santosa

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Demokrat dinilai tak bakal hengkang dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), meski ketua umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tak dipilih menjadi bakal calon wakil presiden (bacawapres) untuk Anies Baswedan.

Peneliti dari Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro mengatakan, Demokrat justru akan menuai lebih banyak kerugian jika bergabung dengan koalisi lain.

“Sebab, apabila Partai Demokrat berpindah koalisi maka ia akan sekedar menjadi follower dari koalisi yang telah terbentuk,” ucap Bawono pada Kompas.com, Rabu (7/6/2023).

Baca juga: AHY Masuk Bursa Cawapres Ganjar dan Sikap Partai Koalisi Perubahan

Posisi politik Demokrat, lanjut dia, lebih diuntungkan berada di KPP. Sebab, sejak awal partai itu menjadi pionir terbentuknya koalisi pendukung Anies sebagai bakal calon presiden (bacapres) tersebut.

“Di Koalisi Perubahan ini Partai Demokrat bukanlah follower, melainkan creator koalisi sejak awal bersama Partai Nasdem dan PKS,” ujar dia.

Di sisi lain, Bawono memandang bahwa pernyataan Ketua DPP PDI-P Puan Maharani tidak serius saat menyatakan AHY menjadi salah satu kandidat bacawapres untuk Ganjar Pranowo.

“Lontaran dari Puan Maharani mengenai nama AHY juga masuk dalam nominasi cawapres bagi Ganjar Pranowo adalah sekedar basa basi politik saja,” kata dia.

“PDI-P atau Megawati akan lebih cenderung menerima seorang figur yang tidak memiliki potensi ancaman elektoral terhadap Ganjar dan kepentingan PDI-P selama lima tahun ke depan, dan itu bukan AHY,” imbuh Bawono.

Sebelumnya, Partai Demokrat memberikan 'gertakan' pada KPP karena elektabilitas Anies Baswedan yang terus mengalami penurunan.

Baca juga: AHY Jadi Kandidat Cawapres Ganjar, PKS: Pemimpin Berkualitas dan Punya Nilai Jual

Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief menduga, penurunan tingkat elektoral itu diakibatkan oleh belum dideklarasikannya bacawapres Anies. Ia mendesak agar proses itu segera dilakukan bulan ini.

Sementara itu, PKS dan Nasdem tak sependapat dengan anggapan tersebut dan menyerahkan keputusan di tangan Anies untuk calon wakil presiden.

Saat ini, Anies dan Tim Delapan KPP mengeklaim telah menemukan satu nama bacawapres. Tapi, Anies mengaku masih butuh proses sebelum nama pendampingnya benar-benar ditentukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Nasional
1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com