JAKARTA, KOMPAS.com - Survei LSI Denny JA memperlihatkan Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra Prabowo Subianto menang telak dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo jika bakal calon presiden (capres) yang diusung Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan, gagal mendapatkan tiket capres.
Berdasarkan perhitungan survei tersebut, Prabowo mendapat elektabilitas sebesar 50,4 persen. Sementara itug. Ganjar mendapatkan elektabilitas sebesar 43,2 persen.
Artinya, Prabowo menang atas Ganjar dengan selisih 7,2 persen. Namun, ada 6,4 persen responden survei masih menyatakan tidak tahu/tidak jawab.
Adapun jika ada tiga nama capres dalam Pilpres, yaitu Prabowo, Ganjar, dan Anies, maka Prabowo diproyeksi hanya unggul tipis dari Ganjar.
Baca juga: Soal Baliho Prabowo-Jokowi, Gerindra Bantah Memasang, PDI-P Singgung soal Asumsi
Sementara itu, posisi dukungan capres tertutup tiga nama menunjukkan bahwa Prabowo unggul tipis dengan 33.9 persen, Ganjar di angka 31,9 persen, dan Anies sebesar 20,8 persen.
Prabowo hanya unggul dua persen dari Ganjar dari hasil survei capres tertutup pada tiga nama.
"Kemenangan Prabowo atas Ganjar lebih telak ketika head to head. Selisih kemenangan Prabowo atas Ganjar naik, dari selisih 2 persen menjadi selisih 7,2 persen," kata Direktur CPA LSI Denny JA, Ade Mulyana, dalam surveinya, Selasa (6/6/2023).
Ade mengatakan, kemenangan untuk Prabowo terjadi lantaran migrasi pemilih Anies yang tak berimbang.
Baca juga: Survei Litbang Kompas: Elektabilitas Prabowo Unggul di Kalangan Pemilih Laki-laki
Berdasarkan survei yang sama, mayoritas pendukung Anies, lebih banyak berpindah ke Prabowo dibanding migrasi ke Ganjar. Totalnya mencapai 50,8 persen pendukung mantan Gubernur DKI Jakarta itu ke Prabowo.
"Sedangkan ke Ganjar, hanya separuhnya, yaitu sekitar 25,4 persen," ujar Ade.
Sementara itu, potensi Anies gagal mendapat tiket capres disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, jika kepengurusan Partai Demokrat versi Moeldoko memenangi gugatan di Mahkamah Agung (MA), ada kemungkinan tidak lagi mengusung Anies.
Kedua, kasus korupsi yang menimpa mantan Menteri Komunikasi dan Informatika yang juga Sekjen Partai Nasdem, Johnny G. Plate. Lalu, bisnis Ketum Partai Nasdem Surya Paloh yang terkena dampak, salah satunya jasa katering selama 30 tahun di Freeport terancam diganti.
Artinya, menurut Ade, jika Partai Demokrat atau Nasdem tak lagi mencalonkan Anies maka tiket capres gagal didapat.
Sebab, tanpa kehadiran salah satu partai, KPP tidak mencapai minimum 20 persen sebagai syarat pencalonan presiden.
Baca juga: Survei Litbang Kompas: Elektabilitas Prabowo Tertinggi di Generasi Z
"Belum tentu upaya menggagalkan Anies baswedan sebagai capres 2024 berhasil. Hasil tekanan politik dan hukum justru dapat memberikan militansi tambahan bagi koalisi perubahan. Semakin ditekan justru semakin hidup," kata Ade.
Sebagai informasi, survei ini dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner kepada 1.200 responden di seluruh Indonesia.
Dengan 1.200 responden, margin of error sebesar 2,9 persen. Survei dilakukan pada tanggal 3-14 Mei 2023.
Selain survei dengan metode kuantitatif, LSI Denny JA juga memperkaya informasi dan analisis dengan metode kualitatif, seperti analisis media, in-depth interview, expert judgement, dan focus group discussion.
Baca juga: Survei Litbang Kompas: Geser Ganjar, Prabowo Kembali ke Puncak
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.