Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres: Generasi Muda dan Kaum Terdidik Jangan jadi Pemburu Rente

Kompas.com - 26/05/2023, 19:01 WIB
Ardito Ramadhan,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengingatkan generasi muda dan kelompok terdidik untuk tidak menjadi orang-orang yang berburu rente.

Ma'ruf mengatakan, generasi muda justru harus menjadi kelompok yang mendorong produktivitas dan nilai tambah ekonomi.

"Generasi muda dan kaum terdidik menjadi generasi baru yang mendorong semangat produktivitas dan nilai tambah ekonomi, bukannya menjadi makelar pembangunan atau pelaku pemburu rente," saat membuka Sarasehan Alumni Connect PPI Dunia di Jakarta, Jumat (26/5/2023).

Baca juga: Wapres Minta Polri Dalami Indikasi Peredaran Uang Hasil Narkoba yang Disiapkan untuk Pemilu

Ma'ruf menuturkan, salah satu prioritas pemerintah pada saat ini adalah memastikan terwujudnya sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang unggul.

Ia menyebutkan, pemerintah ingin menciptakan 'generasi produksi' untuk menopang visi Indonesia sebagai 'bangsa produsen'.

Oleh karena itu, Ma'ruf menekankan bahwa pemerintah ingin meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan memperbanyak warga Indonesia yang mengenyam pendidikan tinggi.

Baca juga: MK Perpanjang Masa Jabatan Firli CS, Wapres: Pemerintah Tak Bisa Intervensi

Mengutip data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Ditjen Dukcapil) pada tahun 2022, Ma'ruf menyebut jumlah warga Indonesia yang berpendidikan tinggi masih sedikit.

"Jumlah yang memperoleh pendidikan tinggi itu baru sekitar 6 persen dari penduduk Indonesia yang 275 (juta)," kata Ma'ruf.

Ia menuturkan, data Ditjen Dukcapil menunjukkan, hanya sekitar 0,02 persen warga Indonesia yang mengenyam pendidikan hingga S3.

Sedangkan warga Indonesia yang berpendidikan S2 ada sekitar 0,3 persen, dan tidak sampai 5 persen warga negara yang berpendidikan S1.

Baca juga: Wapres Bangga pada Pelajar Indonesia di Luar Negeri yang Pulang Mengabdi ke Tanah Air

Padahal, kata Ma'ruf, pedidikan tinggi snagat penting karena dapat menjadi katalis pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja dan mobilitas sosial.

Selain itu, Indonesia juga membutuhkn ahli-ahli di berbagai bidang untuk mewujudkan cita-cita menjadi negara maju dan mengatasi beragam krisis.

"Untuk itu, saya meminta seluruh pemangku kepentingan, dapat bekerja sama agar semakin banyak masyarakat Indonesia yang bisa menempuh pendidikan tinggi dan menjadi generasi produksi," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indikator Politik: 90,4 Persen Pemudik Puas dengan Penyelenggaraan Mudik Lebaran Tahun Ini

Indikator Politik: 90,4 Persen Pemudik Puas dengan Penyelenggaraan Mudik Lebaran Tahun Ini

Nasional
Di Sidang Tol MBZ, Pejabat Waskita Mengaku Bikin Proyek Fiktif untuk Penuhi Permintaan BPK Rp 10 Miliar

Di Sidang Tol MBZ, Pejabat Waskita Mengaku Bikin Proyek Fiktif untuk Penuhi Permintaan BPK Rp 10 Miliar

Nasional
Tiba-tiba Hampiri Jokowi, ASN di Konawe Adukan Soal Gaji yang Ditahan Selama 6 Tahun

Tiba-tiba Hampiri Jokowi, ASN di Konawe Adukan Soal Gaji yang Ditahan Selama 6 Tahun

Nasional
TKN Sebut Jokowi Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung: Beliau Akan Beri Nasihat Kapan pun Prabowo Minta

TKN Sebut Jokowi Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung: Beliau Akan Beri Nasihat Kapan pun Prabowo Minta

Nasional
ASN yang Tiba-Tiba Hampiri Jokowi di Konawe Ingin Mengadu Soal Status Kepegawaian

ASN yang Tiba-Tiba Hampiri Jokowi di Konawe Ingin Mengadu Soal Status Kepegawaian

Nasional
Khofifah Sebut Jokowi Minta Forum Rektor Bahas Percepatan Indonesia Emas 2045

Khofifah Sebut Jokowi Minta Forum Rektor Bahas Percepatan Indonesia Emas 2045

Nasional
Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan bagi Masyarakat di Kolaka Utara

Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan bagi Masyarakat di Kolaka Utara

Nasional
Ditanya Bakal Ikut Seleksi Capim KPK, Nawawi: Dijawab Enggak Ya?

Ditanya Bakal Ikut Seleksi Capim KPK, Nawawi: Dijawab Enggak Ya?

Nasional
Soal Revisi UU MK, Pengamat: Rapat Diam-diam adalah Siasat DPR Mengecoh Publik

Soal Revisi UU MK, Pengamat: Rapat Diam-diam adalah Siasat DPR Mengecoh Publik

Nasional
Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Nasional
Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Nasional
Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Nasional
Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

Nasional
3 Kriteria Jemaah Haji yang Bisa Dibadalhajikan: Wafat, Sakit dan Gangguan Jiwa

3 Kriteria Jemaah Haji yang Bisa Dibadalhajikan: Wafat, Sakit dan Gangguan Jiwa

Nasional
Nurul Ghufron Beri Sinyal Kembali Ikut Seleksi Capim KPK 2024-2029

Nurul Ghufron Beri Sinyal Kembali Ikut Seleksi Capim KPK 2024-2029

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com