Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Projo Bilang Jokowi Ragu Parpol Bisa Menangkan Ganjar, PPP: Terlalu Dini

Kompas.com - 25/05/2023, 17:27 WIB
Tatang Guritno,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy atau Rommy menilai keraguan Presiden Joko Widodo terlalu prematur soal kekuatan partai politik (parpol) pengusung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (capres).

Hal itu disampaikan menanggapi pernyataan Ketua Umum relawan Pro Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi yang mengklaim Jokowi ragu PDI-P dan PPP bisa memenangkan Ganjar pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

“Keraguan itu terlalu dini. Formasi koalisi, formasi capres dan formasi cawapres kan belum final, masih bisa berubah,” ujar Rommy pada Kompas.com, Kamis (25/5/2023).

Baca juga: Ketum Projo Sebut Jokowi Ragu Kekuatan PDI-P dan PPP Bisa Menangkan Ganjar

Selain itu, ia mengungkapkan bahwa konstelasi politik masih bisa berubah. Pasalnya, sampai saat ini belum bisa dipastikan berapa pasangan calon (paslon) capres-cawapres yang bakal mengikuti kontestasi elektoral mendatang.

Rommy juga menuturkan, saat ini PDI-P dan PPP masih membuka pintu untuk parpol lain guna memperbesar dukungan pada Ganjar.

“Soal koalisi besar, PDI-P dan PPP hari ini masih membuka diri kepada partai manapun untuk bergabung, terutama anggota KIB (Koalisi Indonesia Bersatu) di mana PPP di dalamnya,” ucap dia.

Terakhir, ia menyampaikan, bahwa kuantitas parpol pengusung capres - cawapres tak bisa menjadi tolak ukur kemenangan pada ajang pilpres.

Rommy mencontohkan yang terjadi pada pengusungan Presiden ke 6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Pilpres 2004 dan Jokowi pada Pilpres 2014.

“SBY hanya diusung 8 persen suara parpol, nyatanya menang, 2014, Jokowi hanya diusung 4 melawan 6 (parpol) parlemen, nyatanya menang. Jadi masih banyak faktor sebelum memberi penilaian akhir,” imbuh dia.

Baca juga: Jokowi Dinilai Main Dua Kaki Soal Capres, Projo: Dia Kaki Seribu

Sebelumnya, Budi Arie mengatakan Jokowi ragu dengan kekuatan PDI-P dan PPP untuk memenangkan Ganjar pada perebutan kursi RI-1 mendatang.

Ia mengklaim, Jokowi ingin koalisi besar dibentuk lebih dulu sebelum pengusungan capres. Sebab, Jokowi ingin memastikan parpol koalisinya bersatu untuk melanjutkan program pembangunan Indonesia.

Tak hanya itu, Budi juga mengatakan bahwa Jokowi sejak awal ingin menduetkan Ganjar dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Hingga kini upaya itu pun masih terus dilakukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Nasional
Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Nasional
Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Nasional
Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Nasional
Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Nasional
Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Nasional
Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Nasional
Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Nasional
Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Nasional
Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Nasional
KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

Nasional
Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Nasional
Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Nasional
Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Nasional
Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com