Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanda Tangani MoU, KPAI dan Bawaslu Awasi Potensi Eksploitasi Anak di Pemilu 2024

Kompas.com - 24/05/2023, 11:36 WIB
Miska Ithra Syahirah,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bekerja sama dengan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dalam mengawasi kemungkinan adanya eksploitasi dan penyalahgunaan anak dalam pemilihan umum (Pemilu) 2024.

Kerja sama itu diresmikan dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani oleh Ketua Bawaslu Rahmat Bagja dan Ketua KPAI Ai Maryati Solihah di Ballroom Hotel Redtop, Jakarta, Selasa (23/5/2023).

"Sangat penting kerja sama ini dilakukan karena belajar dari masa lampau, tidak luput dari penyalahgunaan anak dalam politik," ujar Ai Maryati, Selasa.

Adapun KPAI telah melakukan pengawasan terhadap penyalahgunaan anak dalam politik selama tahapan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2017 dan 2018, serta Pemilu 2019.

Baca juga: KPU Akan Bahas Aturan Kampanye dan Logistik Pemilu Pekan Depan

Hasil pengawasan tersebut menunjukkan bahwa masih banyak peserta Pemilu dan Pilkada yang melibatkan anak pada masa kampanye hingga sengketa penghitungan hasil Pemilu atau Pilkada.

"Pada tahun 2014 bentuk-bentuk penyalahgunaan anak dalam kegiatan politik sebanyak 248 kasus oleh 12 partai politik nasional," kata Ai Maryati.

Selanjutnya, pada Pemilu 2019, didapati pelanggaran kurang lebih 80 kasus penyalahgunaan anak oleh partai politik peserta Pemilu.

Sebut saja, anak dibawa dalam kampanye terbuka maupun terbatas oleh partai politik atau orang tua yang hadir dalam kampanye tersebut.

Baca juga: Maju Jadi Caleg 2024, Menaker Ida: Kalau Harus Kampanye dan Cuti, Kita Cuti

Tak hanya pelanggaran oleh parpol, adapula korban yang jatuh yaitu sebanyak 2 anak korban aksi massa yang rusuh karena kekecewaan terhadap hasil Pilpres tahun 2019 di Jakarta, serta 1 korban jiwa di Pontianak.

"Ini menjadi PR (pekerjaan rumah) besar bahwa ini betul-betul harus kita waspadai sebagai sebuah gejala atas munculnya kekecewaan dan fiksi-fiksi dalam politik," kata Ai Maryati dalam sambutannya.

Lebih lanjut, saat proses pencocokan dan penelitian (coklit) pemutakhiran data pemilih, Bawaslu mendapati 94.956 anak yang belum menikah, sehingga tidak memenuhi syarat sebagai pemilih, malah dimasukkan ke dalam daftar pemilih.

Sehingga, menurut Ai Maryati, peran kerjasama Bawaslu dan KPAI nantinya akan berupaya untuk mencegah, menghalau, bahkan menangani dan menanggulangi kemungkinan kasus penyalahgunaan anak dalam berpolitik 2024.

"Hal-hal yang memang ini terjadi dinamika yang bisa terjadi kapan pun dari sebuah kontestasi politik," ujarnya.

Baca juga: Wapres Minta KPU dan Bawaslu Antisipasi Hoaks Jelang Pemilu 2024

Bentuk-bentuk pengawasan yang akan dilakukan oleh Bawaslu dan KPAI, di antaranya pengawasan atas kemungkinan terjadinya penyalahgunaan anak dan berbagai bentuk diskriminasi dan kekerasan lainnya terhadap anak pada setiap tahapan Pemilu dan Pilkada tahun 2024.

Kedua, berupa menyebarluaskan informasi kepada publik tentang Pemilu dan Pilkada tahun 2024 yang ramah anak, serta pengemasan dan distribusi materi literasi kepemiluan terkait Pemilu dan Pilkada tahun 2024 yang ramah anak.

Selanjutnya, KPAI dan Bawaslu juga akan menyediakan layanan penanganan kasus pelibatan anak atau kegiatan lainnya yang mengakibatkan anak menjadi korban pelanggaran kampanye pada Pemilihan Umum dan Pemilihan Kepala Daerah tahun 2024, serta Kegiatan pencegahan lain yang dipandang perlu dan disepakati para pihak.

"Untuk itu, MoU ini memberikan dukungan kepada kita semua, harapan besar kepada kita semua, bangsa ini akan menyambut Pemilu dengan baik dan tentu dengan nilai-nilai perlindungan anak bangsa," kata Ai Maryati.

Baca juga: KPAI dan Bareskrim Sebut Modus TPPO Anak Bergeser Ikuti Teknologi, Kasus Meningkat sejak 2020

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com