Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fransisca, Gadis Cilik Korban Pemerkosaan Mei 1998 dan Cerita yang Kian Terkubur

Kompas.com - 20/05/2023, 05:58 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

Melihat pendarahan tersebut, Ita sempat berbincang dengan dokter. Dokter menyebutkan bahwa kondisi Fransisca sangat sulit.

Tak tega melihat anak kecil itu kesakitan, Ita pun memangku kepala Fransisca yang sedang berjuang seorang diri. Dia bisikkan dengan lembut ke telinganya.

"Tidak apa kalau pergi. Di sana sudah ada ibu dan kakak kan menunggu," kenang Ita.

Baca juga: Han dan Kisah-kisah Pilu Saksi Kerusuhan Jakarta Mei 1998: Saat Penjarahan hingga Pembakaran Melanda

Ita tampak berkaca-kaca menceritakan kembali memorinya tentang sosok Fransisca. 

Ita mengaku ketika itu, entah karena apa, dia rela dan berjanji mengurus gadis malang ini hingga peristirahatan terakhirnya. 

Lama-lama, remasan jari-jari Fransisca di jempol kiri Ita melemah. Fransisca pun menghebuskan napas terakhirnya di pangkuan Ita.

"Itu sekitar jam 11.15 WIB, dia meninggal di sini saya, saya pangku begini," cerita Ita.

Merasuki jiwa

Setelah Fransisca wafat, Ita masih berucap akan mengantarnya hingga selesai.

Mula-mula, ia mendoakan Fransisca bersama seorang bikku. Keduanya berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing, yakni berdoa secara muslim dan berdoa secara Buddha.

Fransisca sendiri beragama katolik, namun pastor sulit ditemui saat itu.

Kemudian, Ita mulai membersihkan pecahan kaca pada tubuh Fransisca memakai pinset. Proses tersebut memakan waktu hingga sekitar 1,5 jam.

"Jadi hampir 1,5 jam pakai pinset saya bersihkan, terus sambil saya ngomong ke dia, 'Fransiska nanti saya bersihkan, ya. Kamu nanti akan cantik, akan begini, ya,'. Dan itu saya (melakukannya) sendirian saja," tuturnya.

Baca juga: Kesaksian Ngalimun Saat Glodok Porak-poranda Dibakar Massa pada Kerusuhan 1998

Setelah pendarahan dibersihkan, Ita memakaikan tampon. Begitu pula membelikan baju untuk dipakai Frasisca esok hari menuju tempat kremasi di daerah Cilincing.

Saat itu, Ita memang sudah berbicara dengan teman satu timnya meminta waktu tiga hari, untuk mengantar Frasisca hingga peristirahatan terakhir.

Abu hasil kremasi pun dia urus sendiri. Menyaring abu, memasukkannya ke dalam guci, hingga naik kapal untuk membuang abu Fransisca.

"Sampai sekarang Fransisca seperti menjadi jiwa saya. Kalau saya sedih, sepertinya dia datang. Itu pengalaman saya yang paling dahsyat. Ini sudah enggak bisa, ini sudah melampaui kemanusiaan," ucap Ita.

Penjarahan atas toko-toko seperti terlihat di Jalan Wahid Hasyim, Tanahabang, dan pembakaran seperti terjadi di Jalan Samanhudi, Pasar Ba ru, mewarnai kerusuhan massa di Jakarta, Kamis (14/5/1998).KOMPAS JS/ARB Penjarahan atas toko-toko seperti terlihat di Jalan Wahid Hasyim, Tanahabang, dan pembakaran seperti terjadi di Jalan Samanhudi, Pasar Ba ru, mewarnai kerusuhan massa di Jakarta, Kamis (14/5/1998).

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

Nasional
PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com