Fransisca adalah satu dari sekian banyak potret kelam pemerkosaan massal yang terjadi pada tahun 1998.
Bagi Ita, reformasi yang kita rasakan saat ini telah banyak mengorbankan nyawa. Mereka yang bertahan hidup setelah diperkosa, hidup dengan trauma berkepanjangan.
Beberapa di antaranya bahkan memilih mengakhiri hidupnya. Bahkan, ada sebuah keluarga di Jawa Timur yang sengaja meminumkan baygon kepada anaknya yang menjadi korban pemerkosaan 1998 karena kasihan melihat hidup sang anak.
Sayangnya, kisah kelam Fransisca dan korban-korban pemerkosaan 1998 lainnya kian terkubur.
Baca juga: Mengenang Ita Martadinata, Aktivis HAM 1998 yang Dibunuh Sebelum Bersaksi di PBB
Hingga saat ini, kasus pemerkosaan massal pada Mei 1998 tetap menjadi misteri. Pelaku atau dalang di balik peristiwa tersebut pun belum terungkap hingga 25 tahun kemudian.
Menurut data Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) yang dibentuk kala itu, korban pemerkosaan mencapai 66 orang. Namun, data hasil temuan Tim Relawan untuk Kemanusiaan mencatat korban pemerkosaan mencapai 165 orang.
Belum lagi dihitung dari para korban yang akhirnya meninggalkan Indonesia dan menetap di luar negeri.
Pemerkosaan massal terhadap etnis Tionghoa bukan satu-satunya kejahatan kemanusiaan pada kala itu. Ada pula penghilangan paksa terhadap mereka yang dituduh terlibat dalam gerakan mahasiswa dan aktivis pro demokrasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.