Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Asrizal Nilardin
Mahasiswa Magister Hukum Universitas Islam Indonesia

Mahasiswa Magister Hukum Universitas Islam Indonesia, Ketua Umum Ikatan Keluarga Pelajar Mahasiswa Daerah Indonesia

Keadaban Politik dan Paranoid Kekuasaan

Kompas.com - 19/05/2023, 06:15 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Akan tetapi, sprit ke-Islaman (keagamaan) dalam politik harus menjadi pegangan utama sebagai keadaban politik.

Karena agama memberikan panduan luhur, maka sumber-sumber dan standar keadaban politik harus bersenyawa dengan nilai agama.

Pemaknaan politik identitas perlu diluruskan dan dijabarkan secara komprehensif. Karena tak selamanya politik identitas mengandung makna negatif.

Namun hegemoni tafsir dari negara tentu menjadi bahaya laten. Jika politik identitas selalu dimaknai negatif, maka keadaban politik menjadi omong kosong.

Begitu pula, perilaku para elite politik yang selalu sowan ke kiai akan selalu dipenuhi kecurigaan hingga yang paling berbahaya muncul paham kebencian terhadap agama.

Sekali lagi, hubungan elektoral dan spritual memang akan selalu berkelindan tergantung hasil dari tarik menarik antar keduanya.

Paranoid kekuasaan

Kecemasan memang akan lebih besar menghinggapi para pemegang kuasa. Karena merebut tak sesulit mempertahankan. Tidak heran, praktik pengerahan kekuatan dalam skala besar kerap dijumpai dari penguasa yang paranoid.

Kita ingat sejarah kelam perintah bunuh diri yang dilakukan kaisar Caligula terhadap saudara angkatnya yang sebagai pewaris tahta, Gemellus.

Caligula mengerahkan semua kekuatan untuk memantau setiap aktifitas rakyatnya karena ketakutan tahtanya direbut. Ratusan senator yang tak sejalan juga tak lekas dari pantauan.

Begitu juga pendahulunya, kaisar Tiberius yang meracuni saudaranya, Germanicus (calon pewaris tahta yang merupakan ayah Caligula).

Tidak saja membunuh Germanicus, Tiberius juga mengurung istri dan ketiga putri Germanius (kecuali Caligula yang berhasil lolos saat ditangkap) karena opininya yang membongkar kejanggalan kematian suaminya telah menyebar sangat cepat, dan berita ini merupakan ancaman bagi tahta kaisar.

Demikian pula kisah raja Firaun, yang paranoid kepada semua bayi laki-laki.

Beberapa pelajaran sejarah ini menggambarkan bahwa ujian kekuasaan begitu dahsyat, bahkan ada pula yang selalu ingin berkuasa terus kendati melawan konstitusi.

Maka, penting bagi setiap insan politik untuk mempunyai kekuatan spritual sebagai tameng ketika tergelincir dalam kubangan kekuasaan. Spirit spritual ini merupakan keadaban politik yang luhur dimiliki bangsa ini.

Tanpa keadaban politik, hasutan-kasat-kusut kepentingan bohir akan sukar dihindari. Karena pertarungan politik (pilpres), para bohir akan mempertaruhkan semuanya demi menjaga ritme dan status quo yang telah mapan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Litbang “Kompas': Citra Positif Lembaga Negara Meningkat, Modal Bagi Prabowo-Gibran

Survei Litbang “Kompas": Citra Positif Lembaga Negara Meningkat, Modal Bagi Prabowo-Gibran

Nasional
Prabowo Ucapkan Selamat Ulang Tahun ke Jokowi, Unggah 3 Foto Bareng di Instagram

Prabowo Ucapkan Selamat Ulang Tahun ke Jokowi, Unggah 3 Foto Bareng di Instagram

Nasional
Ingin Usung Kader Sendiri di Jakarta, PDI-P: Bisa Cagub atau Cawagub

Ingin Usung Kader Sendiri di Jakarta, PDI-P: Bisa Cagub atau Cawagub

Nasional
PDI-P Siapkan Kadernya Jadi Cawagub Jabar Dampingi Ridwan Kamil

PDI-P Siapkan Kadernya Jadi Cawagub Jabar Dampingi Ridwan Kamil

Nasional
6 Jaksa Peneliti Periksa Berkas Pegi Setiawan

6 Jaksa Peneliti Periksa Berkas Pegi Setiawan

Nasional
Mendagri: Pj Kepala Daerah yang Maju Pilkada Harus Mundur dari ASN Maksimal 40 Hari Sebelum Pendaftaran

Mendagri: Pj Kepala Daerah yang Maju Pilkada Harus Mundur dari ASN Maksimal 40 Hari Sebelum Pendaftaran

Nasional
Polri Punya Data Anggota Terlibat Judi 'Online', Kompolnas: Harus Ditindak Tegas

Polri Punya Data Anggota Terlibat Judi "Online", Kompolnas: Harus Ditindak Tegas

Nasional
Golkar Sebut Elektabilitas Ridwan Kamil di Jakarta Merosot, Demokrat: Kami Hormati Golkar

Golkar Sebut Elektabilitas Ridwan Kamil di Jakarta Merosot, Demokrat: Kami Hormati Golkar

Nasional
Ulang Tahun Terakhir sebagai Presiden, Jokowi Diharapkan Tinggalkan 'Legacy' Baik Pemberantasan Korupsi

Ulang Tahun Terakhir sebagai Presiden, Jokowi Diharapkan Tinggalkan "Legacy" Baik Pemberantasan Korupsi

Nasional
Bansos untuk Korban Judi Online, Layakkah?

Bansos untuk Korban Judi Online, Layakkah?

Nasional
Mendagri Minta Tak Ada Baliho Dukungan Pilkada Pj Kepala Daerah

Mendagri Minta Tak Ada Baliho Dukungan Pilkada Pj Kepala Daerah

Nasional
Gangguan Sistem Pusat Data Nasional, Pakar: Tidak Terjadi kalau Pemimpinnya Peduli

Gangguan Sistem Pusat Data Nasional, Pakar: Tidak Terjadi kalau Pemimpinnya Peduli

Nasional
Dari 3 Tahun Lalu, Pakar Prediksi Gangguan Sistem Bakal Menimpa PDN

Dari 3 Tahun Lalu, Pakar Prediksi Gangguan Sistem Bakal Menimpa PDN

Nasional
Dompet Dhuafa Distribusikan Sekitar 1.800 Doka di Jateng

Dompet Dhuafa Distribusikan Sekitar 1.800 Doka di Jateng

Nasional
Survei Litbang 'Kompas': Mayoritas Kelas Bawah hingga Atas Puas Atas Kinerja Jokowi di Bidang Ekonomi

Survei Litbang "Kompas": Mayoritas Kelas Bawah hingga Atas Puas Atas Kinerja Jokowi di Bidang Ekonomi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com