Sebanyak 50 ojek online dari berbagai perusahaan membentuk iring-iringan untuk mengantarkan jajaran partai pimpinan Surya Paloh itu dari DPP Partai Nasdem di Gondangdia, Jakarta Pusat ke Kantor KPU di Jalan Imam Bonjol, Menteng.
Tak hanya kader Nasdem, parade juga diisi oleh 75 anggota sayap partai yang menggunakan kaus berwarna putih dan topi berwarna biru bertuliskan angka 5, nomor urut Partai Nasdem pada Pemilu 2024.
Iring-iringan juga menyertakan mobil sosialisasi yang membawa balon, bendera, dan atribut Nasdem.
“Titik kumpul di tower ini, Taman Suropati, kemudian KPU, (bakal dilakukan) long march,” ujar Ketua OC dan Ketua Dewan Pakar Partai Nasdem Syahrul Yasin Limpo di Nasdem Tower, Gondangdia, Menteng, Jakarta, Kamis (11/5/2023).
Meski mendaftarkan caleg pada hari yang sama, elite PDI-P dan elite Partai Nasdem tak bertemu langsung di Kantor KPU.
Elite PDI-P tiba lebih dulu di Kantor KPU pada pukul 09.42 WIB. Proses pendaftaran berlangsung sekitar satu setengah jam.
Sekira pukul 11.13 WIB, elite PDI-P yang sudah selesai melakukan pendaftaran hendak meninggalkan Gedung KPU. Di luar gedung, massa rombongan PDI-P masih menanti.
Pada saat bersamaan, massa Partai Nasdem tiba. Situasi begitu semarak karena marching band PDI-P yang memainkan lagu "Bersuka Ria" karangan Soekarno, bersahut-sahutan dengan rombongan Partai Nasdem yang menyanyikan Mars Nasdem.
Tak lama, elite PDI-P meninggalkan Kantor KPU menggunakan dokar kembali ke arah kantor DPP PDI-P di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat.
Sekitar 40 menit kemudian setelah rombongan PDI-P hengkang, elite Partai Nasdem baru terlihat memasuki kantor KPU.
Melihat ini, peneliti politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wasisto Raharjo Jati menilai, cara-cara yang digunakan PDI-P dan Nasdem dalam pendaftaran caleg ini sarat akan pesan politik. Melalui simbol-simbol politik, PDI-P maupun Nasdem ingin membangun citranya di hadapan publik.
“Dengan menggunakan ojek online, Naadem ingin memperlihatkan sebagai partai modern yang adaptif dengan perubahan. Sementara PDI-P tentu konsisten dengan semangat partainya orang kecil,” kata Wasisto kepada Kompas.com, Kamis (11/5/2023).
Baca juga: Massa Nasdem dan PDI-P Bertemu di KPU, Mars Partai Nasdem Beradu dengan Lagu Soekarno
Menurut Wasisto, cara-cara demikian masih cukup efektif untuk mengirimkan pesan kepada calon pemilih.
Dia mengatakan, kemasan politik simbolis seperti ini justru lebih cepat diterima oleh publik ketimbang cara-cara lama dalam mengenalkan figur dan program partai.
“Karena secara substansial, rata-rata semua parpol memperjuangkan program populis,” ujarnya.