JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan, para pemimpin negara ASEAN telah sepakat untuk membangun ekosistem mobil listrik secara bersama.
Kesepakatan itu menjadi salah satu kesimpulan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Terkait penguatan kerja sama ekonomi, ASEAN sepakat untuk membangun ekosistem mobil listrik dan menjadi bagian penting dari rantai pasok dunia. Sehingga hilirisasi industri menjadi kunci," ujar Jokowi saat konferensi pers dari Labuan Bajo yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden pada Kamis (11/5/2023).
Baca juga: Cerita di Balik Jokowi Ajak Pemimpin Negara ASEAN Saksikan Matahari Terbenam di Labuan Bajo
Selain itu, kerja sama ekonomi ASEAN juga menyepakati penerapan transaksi mata uang lokal dan konektivitas pembayaran digital antar negara bisa diperkuat. Menurut Jokowi, hal tersebut sejalan dengan tujuan sentralitas ASEAN.
"Supaya ASEAN semakin kuat dan semakin mandiri," tuturnya.
Selain soal mobil listrik, KTT ke-42 ASEAN juga menyepakati dua kesimpulan lain.
Pertama, pemimpin ASEAN sepakat bahwa hal yang menyentuh kepentingan rakyat menjadi perhatian penting bersama.
"Termasuk perlindungan pekerja migran dan korban perdagangan manusia (human trafficking). Dan saya mengajak negara-negara ASEAN untuk menindak tegas pelaku-pelaku utamanya," lanjut Jokowi.
Baca juga: ASEAN Deklarasi Dukung Ekosistem Kendaraan Listrik di Kawasan
Kedua, terkait konflik di Myanmar, Jokowi menegaskan bahwa pencederaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan tidak bisa ditoleransi.
Terkait hal itu, lima poin kesepakatan (five point concensus) yang sebelumnya sudah disepakati oleh pemimpin ASEAN harus mampu lebih diimplementasikan lewat pendekatan inklusif oleh semua negara ASEAN.
"Karena (dalam hal ini) kredibilitas ASEAN sedang dipertaruhkan," tegas Jokowi.
Jokowi menuturkan, Indonesia siap berbicara dengan siapa pun termasuk dengan junta Myanmar dan seluruh stakeholder di Myanmar untuk kepentingan kemanusiaan.
"Dan yang penting untuk saya tegaskan bahwa engagement bukan recognition. Melakukan pendekatan bukan berarti memberikan pengakuan," ujar Jokowi.
"Sehingga saya tadi menyampaikan di pertemuan bahwa kesatuan ASEAN sangat penting. Tanpa kesatuan akan mudah bagi pihak lain untuk memecah ASEAN," lanjutnya.
Baca juga: ASEAN Deklarasikan Penguatan Penggunaan Mata Uang Lokal Lewat KTT
Kepala Negara mengungkapkan, dirinya yakin bahwa tidak ada satupun negara ASEAN yang menginginkan perpecahan tersebut.
Dia juga menegaskan, tidak boleh ada pihak di dalam atau di luar ASEAN yang mengambil manfaat dari konflik internal di Myanmar.
"Kekerasan harus dihentikan dan rakyat harus dilindungi," tutur Jokowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.