Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bela Jokowi karena Dikritik Bawa Politik Praktis ke Istana, PDI-P: Kita Tak Bicara soal Tokoh-tokoh

Kompas.com - 08/05/2023, 18:16 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto berpendapat bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) tetap bersikap netral dan tidak ikut campur urusan politik praktis.

Menurutnya, apa yang dilakukan Presiden Jokowi dengan mengumpulkan enam ketua umum partai politik (parpol) koalisi pemerintah minus Partai Nasdem tidak bertentangan dengan prinsip demokratis.

"Yang disampaikan Presiden Jokowi pada pertemuan dengan enam ketua umum partai politik adalah menyampaikan suatu tantangan-tantangan yang dihadapi bangsa ini ke depan," kata Hasto menjawab pertanyaan awak media di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Senin (8/5/2023).

Hasto mengatakan hal itu usai ditanya terkait kritik mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla hingga Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh terhadap Jokowi.

Baca juga: Nasdem Anggap Hubungan Jokowi-Surya Paloh Baik, Singgung Ada Pihak yang Mau Jadi Pahlawan

Jokowi dinilai oleh Jusuf Kalla dan Surya Paloh terlalu ikut campur urusan politik jelang Pilpres 2024 usai mengumpulkan sejumlah ketum parpol koalisi di Istana.

Terkait itu, Hasto membela Jokowi dan menerangkan bahwa pertemuan ketum parpol minus Nasdem justru tidak sama sekali bicara tentang Pilpres 2024.

"Kita tidak berbicara tentang tokoh-tokoh, kita tidak berbicara tentang politik praktis. Kita berbicara tentang kesinambungan kebijakan di mana itu hal yang wajar seorang pemimpin berbicara tentang bagaimana kepemimpinan masa depan agar terjadi suatu kesinambungan," ujar Hasto.

Ia berpandangan, antar pimpinan partai politik koalisi perlu kesepahaman memandang sosok pemimpin setelah Jokowi.

Baca juga: Relawan Tunggu Instruksi Jokowi soal Capres yang Akan Didukung di Pilpres 2024

Meski demikian, ditegaskannya bahwa pimpinan parpol koalisi yang ikut dalam pertemuan juga sudah sepakat untuk tidak berbicara figur tokoh calon presiden (capres).

"Karena kami sejak awal sudah banyak pengalaman, di mana membedakan mana urusan politik praktis, mana urusan terkait dengan kepentingan bangsa dan negara," kata Hasto.

Di sisi lain, Jokowi juga disebut bicara soal kelanjutan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dalam pertemuan itu.

Kemudian, Kepala Negara disebut berbicara tentang bagaimana Indonesia menghadapi bonus demografi sebagai tantangan membangun bangsa ke depan.

"Berbicara dengan demografi, bonus demografi, bagaimana ini memberikan suatu leverage dalam kemajuan Indonesia ke depan. Itu kan merupakan suatu pembicaraan terkait dengan kepentingan negara," ujar Hasto.

Baca juga: PKS Nilai Wajar Jokowi Dianggap Cawe-cawe karena Pilih Kasih Undang Ketum Partai ke Istana

Sebelumnya diberitakan, Presiden Jokowi mengumpulkan enam ketum parpol di Istana Negara, Jakarta, Selasa (2/5/2023) malam.

Dalam pertemuan itu tidak dihadiri oleh Surya Paloh yang merupakan Ketum Nasdem, yang juga partai koalisi pemerintah.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Tanggal 30 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pakar Sebut Penyitaan Aset Judi Online Bisa Lebih Mudah jika Ada UU Perampasan Aset

Pakar Sebut Penyitaan Aset Judi Online Bisa Lebih Mudah jika Ada UU Perampasan Aset

Nasional
Eks Pejabat Kemenkes Sebut Harga APD Covid-19 Ditentukan BNPB

Eks Pejabat Kemenkes Sebut Harga APD Covid-19 Ditentukan BNPB

Nasional
Transaksi Judi 'Online' Meningkat, Kuartal I 2024 Tembus Rp 101 Triliun

Transaksi Judi "Online" Meningkat, Kuartal I 2024 Tembus Rp 101 Triliun

Nasional
Hari Ini, Gaspol Ft Sudirman Said: Pisah Jalan, Siap Jadi Penantang Anies

Hari Ini, Gaspol Ft Sudirman Said: Pisah Jalan, Siap Jadi Penantang Anies

Nasional
Habiburokhman: Judi 'Online' Meresahkan, Hampir Tiap Institusi Negara Jadi Pemainnya

Habiburokhman: Judi "Online" Meresahkan, Hampir Tiap Institusi Negara Jadi Pemainnya

Nasional
Baru 5 dari 282 Layanan Publik Pulih Usai PDN Diretas

Baru 5 dari 282 Layanan Publik Pulih Usai PDN Diretas

Nasional
Penerbangan Garuda Indonesia Tertunda 12 Jam, Jemaah Haji Kecewa

Penerbangan Garuda Indonesia Tertunda 12 Jam, Jemaah Haji Kecewa

Nasional
Perdalam Pengoperasian Jet Tempur Rafale, KSAU Kunjungi Pabrik Dassault Aviation

Perdalam Pengoperasian Jet Tempur Rafale, KSAU Kunjungi Pabrik Dassault Aviation

Nasional
Cek Harga di Pasar Pata Kalteng, Jokowi: Harga Sama, Malah di Sini Lebih Murah

Cek Harga di Pasar Pata Kalteng, Jokowi: Harga Sama, Malah di Sini Lebih Murah

Nasional
Kasus Korupsi Pengadaan Lahan JTTS, KPK Sita 54 Bidang Tanah dan Periksa Sejumlah Saksi

Kasus Korupsi Pengadaan Lahan JTTS, KPK Sita 54 Bidang Tanah dan Periksa Sejumlah Saksi

Nasional
Jokowi Klaim Program Bantuan Pompa Sudah Mampu Menambah Hasil Panen Padi

Jokowi Klaim Program Bantuan Pompa Sudah Mampu Menambah Hasil Panen Padi

Nasional
Soal Izin Usaha Tambang Ormas Keagamaan, Pimpinan Komisi VII Ingatkan Prinsip Kehati-hatian dan Kepatutan

Soal Izin Usaha Tambang Ormas Keagamaan, Pimpinan Komisi VII Ingatkan Prinsip Kehati-hatian dan Kepatutan

Nasional
Jokowi Pastikan Beras Bansos Berkualitas Premium, Tak Berwarna Kuning dan Hitam

Jokowi Pastikan Beras Bansos Berkualitas Premium, Tak Berwarna Kuning dan Hitam

Nasional
Minta Pemerintah Tetapkan Jadwal Pelantikan Kepala Daerah, Ketua KPU: Kalau Tak Ada, Bakal Repot

Minta Pemerintah Tetapkan Jadwal Pelantikan Kepala Daerah, Ketua KPU: Kalau Tak Ada, Bakal Repot

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com