Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membangun Sistem Pertahanan Udara IKN, Mewaspadai Persaingan Geopolitik, Mengantisipasi Ancaman

Kompas.com - 06/05/2023, 18:23 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

Titik-titik persaingan geopolitik itu antara lain Laut China Selatan, Selat Taiwan, Laut China Timur, dan Semenanjung Korea.

Fauzan menyebutkan, salah satu konsekuensinya membangun IKN di Kaltim adalah dengan meningkatkan kemampuan TNI untuk mendeteksi, mencegah, dan menghancurkan ancaman di luar wilayah zona ekonomi eksklusif (ZEE).

Itu semua, kata Lutfi, sebenarnya sudah disebut dalam doktrin TNI dan konsep atau prinsip defensif aktif, pertahanan berlapis, dan anti-access/area denial (A2/AD).

Fauzan menyarankan agar satuan dan alat utama sistem persenjataan (alutsita) tiga matra dapat terintegrasi, saling mendukung dan melengkapi.

Baca juga: Helikopter Ikut Joget di Udara saat Lagu Gemu Fa Mi Re Disetel di HUT ke-77 TNI AU

"Harus terintegrasi dengan baik, karena ketiga matra juga memiliki satuan dan kemampuan pertahanannya masing-masing," ujar Fauzan.

Lemhannas tawarkan konsep

Melihat kompleksnya sistem pertahanan yang dibutuhkan untuk menjaga wilayah IKN secara khusus, dan wilayah ketahanan udara secara umum, Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Andi Widjajanto menawarkan konsep gelar udara atau pengerahan kekuatan udara untuk mendukung kegiatan operasi pengamanan dan pertahanan itu.

Menurut Andi, sifat dari gelar pertahanan udara mengandalkan air centric warfare atau peperangan udara terpusat sebagai strategi pertahanan IKN.

"Strategi itu sudah kami tawarkan ke pemerintah," kata Andi saat memberikan Pernyataan Akhir Tahun 2022 di Kantor Lemhannas RI, Jakarta, 21 Desember 2022.

Baca juga: Jet Tempur Bentuk Formasi 77 hingga Terjun Payung Warnai Atraksi HUT Ke-77 TNI AU

Andi mengatakan, strategi pertahanan udara yang bersifat air centric dibutuhkan buat menjaga IKN.

Sebab, menurut prediksi Lemhannas, peperangan akan cenderung berupa pertempuran udara dengan dengan memanfaatkan teknologi-teknologi baru dan hibrida.

Andi juga menyebut potensi ancaman pertahanan lainnya di IKN berkaitan dengan perang siber. Hal itu mengacu pada perang Rusia-Ukraina yang masih berlangsung hingga saat ini, sejak dimulai pada 24 Februari 2022 lalu.

Sembilan pesawat tempur EMB-314 Super Tucano dari Skuadron 21 Lanud Abdulrachman Saleh, Malang tiba di  Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, pada Sabtu (1/4/2023). Rencananya, pesawat EMB-314 bersama F-16 akan melakukan demo udara pada 9 April 2023 atau bertepatan pada hari ulang tahun ke-77 TNI AU, di langit Jakarta.Dispenau Sembilan pesawat tempur EMB-314 Super Tucano dari Skuadron 21 Lanud Abdulrachman Saleh, Malang tiba di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, pada Sabtu (1/4/2023). Rencananya, pesawat EMB-314 bersama F-16 akan melakukan demo udara pada 9 April 2023 atau bertepatan pada hari ulang tahun ke-77 TNI AU, di langit Jakarta.

"Menyimak apa yang terjadi terutama di Rusia dan Ukraina, kita melihat adanya teknologi-teknologi baru yang dikembangkan, yang dipergunakan dalam perang yang terjadi di Ukraina, yang paling menonjol memang sifatnya air centric, terutama drone dan rudal yang sudah masuk ke era hipersonik," ujar Andi.

Oleh karena itu, Andi berharap Indonesia bisa segera melakukan adopsi teknologi-teknologi pertahanan udara terbaru dan siber paling mutakhir untuk diterapkan di IKN.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com