Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membangun Sistem Pertahanan Udara IKN, Mewaspadai Persaingan Geopolitik, Mengantisipasi Ancaman

Kompas.com - 06/05/2023, 18:23 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - "In the air, the defensive has no value at all. He who is unprepared is lost (Di udara, pertahanan menjadi tidak berarti sama sekali. Siapa pun yang tidak siap akan kalah)," tulis Jenderal Giulio Douhet, seorang ahli strategi kekuatan udara Italia, dalam bukunya berjudul "The Command of the Air".

Giulio menyoroti pentingnya pembangunan kekuatan pertahanan untuk menjaga kedaulatan sebuah negara. Di dalam buku tersebut, ia juga mengatakan bahwa peperangan di masa depan akan dipenuhi dengan teknologi udara. Siapa yang tidak siap, dia akan kalah.

Sebagai negara kepulauan yang luas, wilayah udara Indonesia sekitar 81 persen dari total wilayah udara ASEAN, merujuk data Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN), Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).

Baca juga: Lima Hari Jalankan Misi, Pesawat Boeing 737 TNI AU Evakuasi 344 WNI dan 15 WNA dari Sudan

Bila dibentangkan, jarak antara Banda Aceh hingga Jayapura mencapai 5.121 kilometer, hampir sama dengan jarak bentang dari barat ke timur benua Eropa (5.300 kilometer). Bahkan, Presiden Joko Widodo pernah menyebut untuk menempuh penerbangan langsung dari Aceh ke Jayapura, diperlukan waktu tak kurang dari 9 jam 15 menit.

Sejauh ini, ada 14 pangkalan udara (lanud) TNI Angkatan Udara Tipe A yang bertugas mendukung pertahanan serta menjaga kedaulatan udara. 

Di dalamnya terdapat skadron udara yang menjadi "kandang" bagi pesawat-pesawat tempur, perlengkapan serta awak TNI AU untuk mendukung gelar pengamanan, pertahanan serta operasi taktis udara. Di samping juga melaksanakan pengawalan bagi VIP dan VVIP.

Baca juga: Akhir Damai Arogansi TNI AU yang Tendang Motor Emak-emak di Bekasi, Sri Dewi Maafkan Praka ANG

Pekerjaan skadron udara dalam menjaga kedaulatan negara pun dalam waktu dekat akan bertambah seiring dengan pembangunan kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN) di wilayah Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Alhasil, pemerintah berencana membangun satu lanud baru tipe A untuk mendukung kegiatan operasi pengamanan tersebut.

Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo mengungkapkan, pembangunan lanud baru ini akan turut menggeser dua skadron, yakni Skadron 17 dan Skadron 45, yang bertugas mendukung kegiatan presiden dan wakil presiden.

Selain itu, juga akan dibentuk pemandu sektor udara IKN. Organisasi yang kini telah terbentuk itu akan digeser sepaket dengan akan digeser dengan alat utama sistem persenjataan TNI AU yang baru.

crew pesawat menunggu kesiapan penerjun sebelum memasuki pesawat. Sebanyak 50 penerjun melakukan atraksi terjun payung di Hari Ulang Tahun (HUT) Tentara Nasional Indoensia (TNI) Angkatan Udara (AU)KOMPAS.COM/AGIE PERMADI crew pesawat menunggu kesiapan penerjun sebelum memasuki pesawat. Sebanyak 50 penerjun melakukan atraksi terjun payung di Hari Ulang Tahun (HUT) Tentara Nasional Indoensia (TNI) Angkatan Udara (AU)

“Nantinya akan kita relokasi ke sana dengan alutsista baru, tentunya yang bisa menjamin keamanan wilayah udara khusus di daerah IKN,” ucap KSAU awal April 2022 lalu.

Panglima Komando Operasi Udara Nasional (Pangkoopsudnas) Marsekal Madya M Tony Hardjono mengungkapkan, salah satu alutsista TNI AU yang akan dibangun di lanud baru itu adalah sistem radar.

"Yang pasti di sana, Koopsudnas membangun radar, ada landasan juga," ujar Tony di Mako Koopsudnas.

Adapun radar itu difungsikan untuk memantau pergerakan pesawat yang melintas di langit IKN.

Baca juga: Arogansi Oknum TNI AU Praka ANG yang Berujung Permintaan Maaf Panglima TNI

KASAU periode 2002-2005 Chappy Hakim berharap, pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur dapat menjadi momentum bagi TNI untuk membangun sistem pertahanan yang lebih proporsional.

Hal itu sesuai dengan Pasal 7 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, yang menyebutkan bahwa salah satu tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

"Sejauh ini national air defence system atau sistem pertahanan udara nasional di Indonesia masih belum dianggap sebagai sesuatu yang penting. Belum dipandang sebagai sesuatu yang berhubungan erat dengan keamanan nasional," tulis Chappy di dalam kolomnya yang dimuat di Kompas.com, 13 November 2022.

Baca juga: TNI AU Ucapkan Permintaan Maaf kepada Wanita yang Ditendang Oknum TNI Arogan

Mengantisipasi ancaman

Sesuai rencana, pemerintah mengalokasikan 300 hektare lahan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN untuk TNI.

Namun, mantan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengungkapkan, TNI akan membangun markas baru di kawasan IKN di atas lahan seluar 4.500 hektare.

Markas baru ini akan terintegrasi dengan tiga matra, di mana kebutuhan kawasan untuk masing-masing satuan mencapai 800 hektare untuk TNI AD, 1.000 hektare untuk TNI AL, dan 2.700 hektare untuk TNI AU.

Pesawat tempur F-16 TNI AU.(Dispenau) Pesawat tempur F-16 TNI AU.

Adapun di dalam rencana besar Mabes TNI, lanud baru yang akan dibangun di kawasan IKN itu akan dilengkapi dengan prasarana Wing Udara, Batalyon Komando (Yonko) Pasukan Khas (Paskhas), Satuan Rudal (Satrudal) Pam Ibu Kota, Detasemen Pertahanan Udara (Denhanud), hingga Rumah Sakit Angkatan Udara (RSAU).

Bahkan, dalam peta pada 2025-2029, TNI AU juga akan membangun sarpras satuan baru seperti Skadron Udara Tempur, Skadron Udara Angkut, Skadron Udara Helikopter, Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional, Resimen Hanud, dan Satuan Radar.

Tak kurang dari 1.147 personel akan ditempatkan di satuan-satuan tersebut.

Baca juga: Pesawat Boeing TNI AU Tergelincir di Timika, Tidak Ada Korban

Untuk lokasi, lanud itu akan berjarak sekitar 25-30 kilometer dari Istana Negara dan berjarak sekitar 10 kilometer dari Mabes TNI.

Namun, selain desain, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) RI juga mewanti-wanti terkait ancaman udara menuju IKN.

Ancaman itu terbagi menjadi tiga: Five Power Defence Arrangements (FPDA) atau aliansi militer Britania Raya, Australia, Selandia Baru, Malaysia, dan Singapura, serta AUKUS atau aliansi militer Australia, Inggris, dan Amerika Serikat; negara tertentu; dan terakhir non-state actor.

Ancaman-ancaman itu berupa jatuhnya misil atau bom, pengintaian oleh pesawat nirawak (UCAV), ancaman Chemical, Biological, Radiological, Nuclear, and Exlposive (CBRNE), hingga kejahatan berkadar tinggi.

Baca juga: Prabowo Ngobrol dengan Puan di HUT TNI AU, PDI-P Ajak Gerindra Bertemu

Terlebih, IKN sebagai center of gravity, juga berdekatan dengan Flight Information Region (FIR) negara tetangga seperti Singapura FIR, Kinabalu FIR, dan Manila FIR.

Data dari Kementerian PPN/Bappenas juga menyebutkan bahwa IKN masih dalam radius intercontinental ballistic missile (ICBM) dan Rudal Hypersonic negara tertentu.

"Terkait IKN dan ancaman yang berasal dari luar, memang ada tantangan tersendiri karena lokasi IKN jika dibanding dengan Jakarta, lebih dekat dengan titik-titik persaingan geopolitik yang di masa depan bisa berubah menjadi konflik bersenjata," kata analis militer dari Semar Sentinel, Fauzan Malutfi kepada Kompas.com, Sabtu (6/5/2023).

Titik-titik persaingan geopolitik itu antara lain Laut China Selatan, Selat Taiwan, Laut China Timur, dan Semenanjung Korea.

Tujuh pesawat tempur F-16 A/B milik TNI Angkatan Udara (AU) berhasil ditingkatkan kemampuannya oleh Skuadron Teknik 042 (Skatek 042), Lanud Iswahjudi, Magetan, Jawa Timur. Panglima TNI Laksamana Yudo Margono didampingi Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo meninjau perkembangan program tersebut di Lanud Iswahjudi, pada Sabtu (11/3/2023).Dok. Dispenau Tujuh pesawat tempur F-16 A/B milik TNI Angkatan Udara (AU) berhasil ditingkatkan kemampuannya oleh Skuadron Teknik 042 (Skatek 042), Lanud Iswahjudi, Magetan, Jawa Timur. Panglima TNI Laksamana Yudo Margono didampingi Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo meninjau perkembangan program tersebut di Lanud Iswahjudi, pada Sabtu (11/3/2023).

Fauzan menyebutkan, salah satu konsekuensinya membangun IKN di Kaltim adalah dengan meningkatkan kemampuan TNI untuk mendeteksi, mencegah, dan menghancurkan ancaman di luar wilayah zona ekonomi eksklusif (ZEE).

Itu semua, kata Lutfi, sebenarnya sudah disebut dalam doktrin TNI dan konsep atau prinsip defensif aktif, pertahanan berlapis, dan anti-access/area denial (A2/AD).

Fauzan menyarankan agar satuan dan alat utama sistem persenjataan (alutsita) tiga matra dapat terintegrasi, saling mendukung dan melengkapi.

Baca juga: Helikopter Ikut Joget di Udara saat Lagu Gemu Fa Mi Re Disetel di HUT ke-77 TNI AU

"Harus terintegrasi dengan baik, karena ketiga matra juga memiliki satuan dan kemampuan pertahanannya masing-masing," ujar Fauzan.

Lemhannas tawarkan konsep

Melihat kompleksnya sistem pertahanan yang dibutuhkan untuk menjaga wilayah IKN secara khusus, dan wilayah ketahanan udara secara umum, Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Andi Widjajanto menawarkan konsep gelar udara atau pengerahan kekuatan udara untuk mendukung kegiatan operasi pengamanan dan pertahanan itu.

Menurut Andi, sifat dari gelar pertahanan udara mengandalkan air centric warfare atau peperangan udara terpusat sebagai strategi pertahanan IKN.

"Strategi itu sudah kami tawarkan ke pemerintah," kata Andi saat memberikan Pernyataan Akhir Tahun 2022 di Kantor Lemhannas RI, Jakarta, 21 Desember 2022.

Baca juga: Jet Tempur Bentuk Formasi 77 hingga Terjun Payung Warnai Atraksi HUT Ke-77 TNI AU

Andi mengatakan, strategi pertahanan udara yang bersifat air centric dibutuhkan buat menjaga IKN.

Sebab, menurut prediksi Lemhannas, peperangan akan cenderung berupa pertempuran udara dengan dengan memanfaatkan teknologi-teknologi baru dan hibrida.

Andi juga menyebut potensi ancaman pertahanan lainnya di IKN berkaitan dengan perang siber. Hal itu mengacu pada perang Rusia-Ukraina yang masih berlangsung hingga saat ini, sejak dimulai pada 24 Februari 2022 lalu.

Sembilan pesawat tempur EMB-314 Super Tucano dari Skuadron 21 Lanud Abdulrachman Saleh, Malang tiba di  Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, pada Sabtu (1/4/2023). Rencananya, pesawat EMB-314 bersama F-16 akan melakukan demo udara pada 9 April 2023 atau bertepatan pada hari ulang tahun ke-77 TNI AU, di langit Jakarta.Dispenau Sembilan pesawat tempur EMB-314 Super Tucano dari Skuadron 21 Lanud Abdulrachman Saleh, Malang tiba di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, pada Sabtu (1/4/2023). Rencananya, pesawat EMB-314 bersama F-16 akan melakukan demo udara pada 9 April 2023 atau bertepatan pada hari ulang tahun ke-77 TNI AU, di langit Jakarta.

"Menyimak apa yang terjadi terutama di Rusia dan Ukraina, kita melihat adanya teknologi-teknologi baru yang dikembangkan, yang dipergunakan dalam perang yang terjadi di Ukraina, yang paling menonjol memang sifatnya air centric, terutama drone dan rudal yang sudah masuk ke era hipersonik," ujar Andi.

Oleh karena itu, Andi berharap Indonesia bisa segera melakukan adopsi teknologi-teknologi pertahanan udara terbaru dan siber paling mutakhir untuk diterapkan di IKN.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com