Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berharap Tetap Dirangkul Usai Pemiu, Golkar Dinilai Tak Siap Kalah

Kompas.com - 01/05/2023, 17:47 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Keinginan Partai Golkar yang berharap bsia tetap berada di lingkaran kekuasaan setelah pemilihan umum (Pemilu) 2024 dinilai sebagai wujud sikap tidak siap untuk kalah.

Sebab sebelumnya Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menginginkan supaya pihak-pihak yang menjadi pemenang dalam Pemilu 2024 tidak bersikap sapu bersih atau the winner takes it all.

"Golkar dalam sejarah demokrasi pasca reformasi memang tidak pernah siap untuk kalah sehingga mencari aman dengan berlindung di balik pemaknaan the winners take it all," kata Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama Ari Junaedi saat dihubungi Kompas.com, Senin (1/5/2023).

"Pernyataan 'the winners take it all' menurut saya salah dimaknai oleh Golkar. Jika mau konsekuen dengan prinsip demokrasi yang kita anut, justru setiap partai harus siap menang dan siap kalah," sambung Ari.

Baca juga: AHY-Airlangga Kenang Kebersamaan Demokrat-Golkar pada Era SBY

Ari mengatakan, Golkar sebenarnya mempunyai kekuatan dan pengaruh karena menjadi partai politik terbesar ketiga di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) hasil Pemilu 2019.

Partai berlambang pohon beringin itu saat ini mempunyai 85 kursi di DPR atau setara dengan 12 persen.

Akan tetapi, kata Ari, dengan modal itu ternyata tidak membuat Partai Golkar percaya diri untuk mengambil langkah dalam percaturan politik menjelang Pemilu 2024.

"Terlihat Golkar tidak yakin untuk menang sehingga terlihat menjadi partai yang paling aktif melakukan 'zig-zag' politik dengan mendekati berbagai poros koalisi," ujar Ari.

Lebih lanjut Ari menyampaikan, Golkar sudah mengikat perjanjian koalisi dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN).

Baca juga: Airlangga: Golkar dan Demokrat Sepakat, Pemilu Itu Bukan Winner Takes It All

Akan tetapi, lanjut dia, Golkar justru tidak memaksimalkan poros Koalisi Indonesia Baru (KIB) yang sudah dibentuk jauh sebelum koalisi Partai Gerindra-Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), serta poros Partai Nasdem-Partai Demokrat-Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

"Harusnya Golkar tetap menjadi motor penggerak KIB dan punya peluang menggarap arah koalisi," ucap Ari.

Sebelumnya diberitakan, Airlangga berharap para pemenang Pemilu dan Pilpres 2024 tidak meniru prinsip demokrasi seperti di Amerika Serikat, di mana ketika partai yang unggul dalam Pemilu dan Pilpres menguasai semuanya dan tidak memberikan ruang bagi partai politik pesaingnya.

"Partai Golkar dan Partai Demokrat sepakat bahwa pemilu itu bukan 'the winner takes it all'. Artinya, kita ini kan Indonesia raya, kita bukan seperti Amerika, demokrasi yang kebarat-baratan itu demokrasi yang the winner takes it all," kata Airlangga.

Baca juga: Bertemu di Rumah SBY, Demokrat-Golkar Bahas Kemunduran Demokrasi

Airlangga mengibaratkan membangun Indonesia seperti tim nasional sebuah cabang olahraga yang membela nama Indonesia.

Ia mengatakan, pemain-pemain yang masuk tim nasional pun biasanya tidak hanya berasal dari tim yang menjuarai kejuaraan di dalam negeri.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com