Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Darwin Darmawan

Pendeta GKI, Mahasiswa doktoral ilmu politik Universitas Indonesia

Korupsi dalam Demokrasi

Kompas.com - 28/04/2023, 08:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KORUPSI adalah simptom penyakit serius dalam demokrasi, yang disebabkan relasi kolutif struktur politik dan ekonomi. Untuk mengatasinya, kita perlu bersikap realistis terhadap praktik korupsi.

Bersamaan dengan itu, kita perlu berpengharapan. Korupsi bisa tereduksi dan negara kita bisa sejahtera jika kita menghidupi demokrasi Pancasila.

Relasi kolutif politik dan ekonomi

Sebagian orang berpikir, semakin demokratis suatu negara, semakin berkurang tingkat korupsinya. Faktanya tidak demikian.

Beberapa studi empiris menyimpulkan bahwa demokrasi tidak otomatis membuat tingkat korupsi di suatu negara menjadi rendah (Rothstein 2011, Mungiu-Pippidi and Johnston 2017). Bahkan bisa sebaliknya. Di negara demokrasi baru, korupsi semakin parah dan menggurita.

Ada ahli yang berasumsi, semakin dewasa demokrasi, korupsi akan tereduksi (Kolstad dan Wiig 2016).

Faktanya juga tidak selalu demikian. Kematangan demokrasi di suatu negara, tidak berbanding lurus dengan tingkat korupsinya (Rock 2009; Bäck dan Hadenius 2008).

Indonesia contohnya. Demokrasi di negeri ini semakin dewasa dalam hal usia. Namun, tingkat korupsinya tidak rendah.

Indeks persepsi korupsi setahun terakhir pemerintahan Jokowi bahkan menurun signifikan: dari 38 menjadi 34. Skor ini sama ketika Jokowi mulai memerintah pada 2019.

Artinya, korupsi masih merajalela dan pemberantasannya tidak ke mana-mana. Situasi ini membenarkan apa yang pernah diucapkan Menko Polhukam Mahfud MD.

Menurut Mahfud, korupsi di Indonesia jauh lebih dahsyat dibanding zaman Orba. Kalau dulu korupsi dilakukan terkoordinasi, kini korupsi terdesentralisasi (Kompas.com, 5/6/ 2021).

Mengapa pemberantasan korupsi di Indonesia memprihatinkan dan cenderung tidak ada perbaikan? John Girling dalam Corruption, Capitalism and Democracy (1997) bisa menjelaskan.

Menurut dia, korupsi adalah konsekuensi logis dari struktur masyarakat demokratis-kapitalis. Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

Di dalam demokrasi ada penghargaan terhadap rakyat, kebebasan berpendapat, kesetaraan hukum dan politik. Demokrasi menghendaki, kebijakan publik harus steril dari intervensi atau kepentingan privat, termasuk di dalamnya kepentingan pengusaha.

Sayangnya, gagasan luhur demokrasi tidak berada dalam ruang hampa. Demokrasi dipraktikkan dalam masyarakat kapitalis dengan beberapa kekhasannya.

Pertama, menjunjung tinggi materi. Dalam masyarakat kapitalis, segala sesuatu bisa dibeli. Termasuk praktik demokrasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

Nasional
Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

Nasional
KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait 'Food Estate' Ke Kementan

KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait "Food Estate" Ke Kementan

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Sewa 'Private Jet' SYL Rp 1 Miliar

Pejabat Kementan Tanggung Sewa "Private Jet" SYL Rp 1 Miliar

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Nasional
Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Nasional
MK Jadwalkan Putusan 'Dismissal' Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

MK Jadwalkan Putusan "Dismissal" Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

Nasional
Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com