Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bidik Tokoh Luar Koalisi Jadi Cawapres Anies, PKS Dinilai Ingin Imbangi AHY

Kompas.com - 20/04/2023, 15:53 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sikap Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mendekati sejumlah tokoh bangsa buat menjaring bakal calon wakil presiden bagi Anies Baswedan dinilai sebagai upaya buat mengimbangi sosok Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), di dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan.

Menurut peneliti Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro, PKS dan Partai Nasdem mencari sosok lain di luar koalisi sebagai bakal cawapres Anies guna mengimbangi kehendak Partai Demokrat yang menyodorkan AHY.

"Kemunculan nama-nama tokoh dari luar partai-partai politik dari Koalisi Perubahan sebagai bakal calon wakil presiden bagi pendamping Anies Baswedan bisa terjadi karena ada perbedaan pemahaman antara Partai Demokrat di satu pihak, dan Partai NasDem serta PKS di pihak lain terhadap kriteria calon wakil presiden harus mampu menjaga soliditas dari Koalisi Perubahan," kata Bawono dalam keterangannya yang diterima pada Kamis (20/4/2023).

Baca juga: Nasdem: Mahfud Sangat Pantas Jadi Cawapres Anies

Tokoh-tokoh yang didekati oleh PKS buat menjadi bakal cawapres Anies adalah Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD.

PKS juga mewacanakan menduetkan Anies dengan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno.

Sedangkan Partai Nasdem menyodorkan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sebagai sosok bakal cawapres Anies.

Bawono menyampaikan, di mata Partai Demokrat sosok bakal calon wakil presiden untuk Anies harus bisa menjaga bagi soliditas koalisi. Maka dari itu, lanjut dia, Demokrat beranggapan bakal cawapres Anies harus berasal dari partai-partai politik koalisi.

Baca juga: Nasdem Nilai Presiden PKS Genit karena Tawari Mahfud Jadi Cawapres Anies, Curiga Ada Skenario

"Dalam konteks itu Partai Demokrat mengedepankan nama AHY," ucap Bawono.

Sementara itu Bawono menilai anggapan Partai Demokrat tidak sama dengan pandangan Nasdem dan PKS, yang justru menginginkan supaya bakal cawapres Anies adalah tokoh dari luar koalisi supaya menjaga soliditas koalisi.

"Karena apabila berasal dari salah satu partai politik koalisi maka dikahwatirkan dia akan bersikap cenderung kepada partai politik dia berasal. Soliditas koalisi pun akan rentan," ujar Bawono.

"Dalam konteks itu Partai NasDem dan PKS memunculkan sejumlah nama di luar partai-partai politik koalisi perubahan seperti Khofifah Indar Parawansa, Mahfud MD, dan Sandiaga Uno," sambung Bawono.

Baca juga: PKS Tawari Mahfud MD Jadi Cawapres Anies, Demokrat: Jangan Kaya Toko Kelontongan

Koalisi Perubahan saat ini berisi 3 partai yakni PKS, Partai Nasdem, dan Partai Demokrat.

Ketiganya sepakat mengusung Anies sebagai bakal capres 2024. Mereka juga membentuk tim khusus buat membantu Anies mencari bakal cawapres yang ideal.

Sebelumnya diberitakan, Presiden PKS Ahmad Syaikhu membenarkan tengah rajin berkeliling menemui para tokoh bangsa dengan agenda mencari sosok yang tepat buat mendampingi Anies.

"Saya khususnya hari-hari ini banyak silaturahmi dengan tokoh-tokoh bangsa dalam rangka mencari siapa pasangan Pak Anies Rasyid Baswedan. Saya saat ini fokusnya mencari cawapres," ujar Syaikhu saat ditemui di Kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, Selasa (18/4/2023).

Baca juga: Ditawari PKS Jadi Cawapres Anies, Mahfud: Saya Tak Jawab “Ya” atau “Tidak”

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Nasional
KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

Nasional
4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Nasional
KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

Nasional
Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Nasional
Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Nasional
Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Nasional
Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Nasional
Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Nasional
Saat 'Food Estate' Jegal Kementan Raih 'WTP', Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Saat "Food Estate" Jegal Kementan Raih "WTP", Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Nasional
Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Nasional
Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Nasional
Nasib Pilkada

Nasib Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com