JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil survei Lembaga Indikator Politik Indonesia menunjukkan elektabilitas Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil paling tinggi dibandingkan tokoh lainnya sebagai calon wakil presiden (cawapres).
Elektabilitas kader Partai Golkar itu mencapai 19,7 persen dalam simulasi delapan nama tokoh cawapres.
"Ridwan masih unggul, disusul oleh Sandi (Sandiaga Uno) dan Erick (Erick Thohir) meskipun selisihnya tidak terlalu jauh," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi dalam rilis survei yang ditayangkan di kanal YouTube Indikantor Politik Indonesia, dikutip Kompas.com, Kamis (20/4/2023).
Adapun Sandiaga Uno memiliki elektabilitas sebagai cawapres sebesar 18,4 persen. Sementara Erick Thohir elektabilitasnya mencapai 11,8 persen.
Baca juga: Survei Indikator Elektabilitas Cawapres: Ridwan Kamil Turun, Erick Thohir hingga AHY Naik
Posisi empat, ada nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan elektabilitas sebesar 9,6 persen.
"Jadi ketidakpastian bukan hanya terjadi di tingkat elektabilitas capres, tapi juga elektabilitas cawapres juga tidak terlalu jauh bedanya. Terutama di empat nama teratas ya, Ridwan, Sandi, Erick, dan AHY," jelas Burhanuddin.
Lebih lanjut, Burhanuddin memerinci bagaimana suara untuk Erick Thohir rupanya berdampak signifikan pada upayanya melobi FIFA terkait Piala Dunia U20 2023.
Meskipun, akhirnya FIFA tetap membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20.
Namun, rupanya lobi-lobi Erick Thohir sebagai Ketua Umum PSSI mendapat apresiasi responden.
Baca juga: Elektabilitas Ganjar Turun 7-8 Persen, Survei Indikator: Ada Efek Pembatalan Piala Dunia U20
"Ternyata memang ada indikasi apa yang dilakukan oleh Erick dalam kaitan dengan Piala Dunia itu punya insentif elektoral," ujar Burhanuddin.
"Mereka yang tahu Indonesia sebagai tuan rumah, elektabilitas Erick lebih tinggi dibanding elektabilitas Erick di kalangan yang tidak tahu, 14,7 dibanding 6,9 persen," katanya menjelaskan.
Sementara itu, suara untuk Erick Thohir terkait Piala Dunia U20, justru datang dari kelompok yang tidak mempersoalkan FIFA membatalkan gelaran sepakbola internasional itu di Indonesia.
Menurut Burhanuddin, responden atau warga menghargai jerih payah Erick Thohir melakukan lobi-lobi politik pada FIFA terkait Piala Dunia U-20.
"Kalau sebagai cawapres, ternyata ada insentif elektoralnya terkait dengan jerih payah Ketum PSSI berkaitan dengan drama kemarin (Piala Dunia)," ujarnya.
Baca juga: 50 Hari Erick Thohir sebagai Ketum PSSI: Lawan Mafia Bola hingga Dapat Kartu Kuning FIFA
Sebagai informasi, survei Indikator Politik Indonesia kali ini dilakukan pada 8-13 April 2023.
Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang telah dilatih.
Pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD), yakni memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.
Dengan teknik RDD, sampel sebanyak 1.212 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.
Margin of error survei diperkirakan kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Baca juga: Survei Indikator Politik: Ridwan Kamil Cawapres Teratas, Disusul Sandiaga Uno, AHY, dan Erick Thohir
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.