JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyambut baik wacana pembentukan koalisi besar yang rencananya menggabungkan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).
Namun demikian, Hasto meyakini, konsolidasi di antara partai-partai yang menggagas kerja sama tersebut baru akan terjadi setelah PDI-P mengumumkan calon presiden (capres).
“Dalam konteks komunikasi politik yang dilakukan gagasan kerja sama besar itu sangat bagus, itu positif. Tetapi, konsolidasi dari kerja sama itu akan terjadi setelah nanti diumumkan siapa capresnya, termasuk dari PDI Perjuangan,” kata Hasto dikutip dari Kompas TV, Senin (17/4/2023).
Baca juga: Golkar Bilang Belum Ada Kabar PDI-P Akan Gabung Koalisi Besar
Hasto pun tak menjawab tegas ketika ditanya apakah PDI-P akan turut bergabung bersama koalisi besar tersebut.
Dia hanya mengatakan, PDI-P terus menjalin komunikasi dengan parpol-parpol lain. Namun demikian, pertemuan itu umumnya digelar secara tertutup.
Biasanya, pertemuan tersebut turut membahas ihwal capres dan calon wakil presiden (cawapres) Pemilu 2024.
“Apa yang dilakukan tersebut ujung-ujungnya kan akan berbicara siapa yang jadi capres, siapa yang menjadi cawapres,” ujarnya.
Baca juga: PDI-P Berpeluang Gabung Koalisi Besar dan Usung Capresnya, PAN: Bisa Dimusyawarahkan
Hasto menegaskan bahwa partainya bakal mengusung kader PDI-P sebagai capres. Hal itu telah diputuskan dalam Kongres ke-V PDI-P dan dipertegas oleh Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
Terkait partai lain yang tak ingin PDI-P mensyaratkan capres dalam koalisi, Hasto bilang, partainya tak ambil pusing.
Namun, dia meyakini bahwa kerja sama antarpartai akan terbentuk begitu PDI-P mengumumkan capres, sebagaimana yang terjadi ketika partai banteng mengumumkan Joko Widodo atau Jokowi sebagai capres jelang Pemilu 2014 dan 2019 lalu.
“Nanti setelah ibu ketua umum mengumumkan siapa capres dari PDI Perjuangan, dari pengalaman ketika mengumumkan Pak Jokowi, di situ akan terjadi konsolidasi pengerucutan dalam kerjasama tersebut,” tuturnya.
Sebagaimana diketahui, wacana pembentukan koalisi besar untuk Pemilu 2024 menguat beberapa waktu belakangan. Poros politik tersebut berencana melebur Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).
Adapun KIB digagas oleh Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Sedangkan KKIR dibentuk oleh Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Lima ketua umum partai tersebut sempat melakukan pertemuan beberapa waktu lalu. Pertemuan itu juga dihadiri Presiden Joko Widodo.
Usai pertemuan, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengatakan bahwa koalisi Kebangkitan Indonesia Raya dan Koalisi Indonesia Bersatu berpeluang bergabung. Prabowo menilai, kedua koalisi satu frekuensi.