Namun demikian, perintah Nasution yang akhirnya dijalankan segenap prajurit TRI. 24 Maret 1946 pukul 21.00 WIB, operasi pembumihangusan Bandung dimulai.
Gedung-gedung vital diledakkan, sejumlah wilayah seperti Banceuy, Cicadas, Braga, dan Tegalega dibakar habis. Anggota TRI juga membakar asrama-asrama mereka.
Pembakaran itu digerakkan oleh 200.000 penduduk dalam waktu 7 jam. Setelahnya, mereka beramai-ramai meninggalkan Bandung.
Bandung pun luluh lantak bersisa puing dan abu. Akibatnya, Kota Kembang tak bisa dipakai oleh Sekutu sebagai markas militer.
Baca juga: Melihat Makam Ade Irma Suryani, Putri Jenderal AH Nasution yang Jadi Korban G30S
Peristiwa ini sempat membuat Didi berang. Usai Kota Kembang menjadi abu, Didi sempat meminta Nasution “diadili”.
Perseteruan itu sampai harus ditengahi oleh Kepala Staf TRI Letnan Jenderal Oerip Sumohardjo. Dalam suatu kunjungan ke markas Komandemen Jawa Barat di Purwakarta pada Mei 1946 silam, Oerip menyatakan bahwa keputusan Nasution membumihanguskan Bandung sudah tepat.
Sejarah pun mencatat peristiwa itu sebagai Bandung Lautan Api. Segenap rakyat terpaksa meninggalkan rumah, harta, dan tempat mereka bernaung demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.