Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dens Saputra
Dosen

Menulis adalah seni berbicara

Bahaya Sang Megalomaniak di Era Demokrasi

Kompas.com - 18/03/2023, 13:07 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Itu sama sekali tidak bisa dibenarkan dalam konteks mengelola negara menggunakan perspektif publik.

Makanya, menjadi pejabat bukan hal sepele yang hanya menerima tunjangan tiap akhir bulan. Namun ada integritas, wisdom, kecerdasan, moral dan etika yang dipertaruhkan.

Munculnya banyak “raja lokal” sebagai buah busuk dari pohon demokrasi tentu merupakan kecelakaan nyata di depan mata.

Kesetaraan akhirnya dipandang hanya untuk privilege buat kalangan bangsawan. Bagi rakyat yang tidak memilki trah, tentu tidak ada makan siang yang diberikan.

Raja lokal atau orang kuat lokal ini yang kemudian memainkan perilaku megalomania di tingkat akar rumput.

Kolaborasi antara ketamakan dan kekerasan terjadi hampir di setiap daerah ketika menjelang pemilu. Rumah dibakar, diasingkan karena pilihan berbeda, tidak mendapat bantuan sosial merupakan asam garam yang terus – menerus dinikmati masyarakat.

Salahnya apa sehingga rakyat disiksa dengan politik transaksional ini? Hanya karena kekuasaan orang bisa berubah menjadi megalomaniak dan memotong kebutuhan hidup orang banyak.

Sejak dulu, demokrasi itu dibuatkan oleh rakyat dan seharusnya dinikmati oleh rakyat. Sebagai warga negara, kita punya hak untuk mengembalikan demos dan kratos ini kejalan yang seharusnya.

Suara-suara kritis tidak patut lagi dibungkam karena itu merupakan teriakan penderitaan dari rakyat yang tersiksa oleh watak megalomaniak politik hari ini.

Meskipun begitu, kritisisme itu perlu diwadahi juga dengan kaidah-kaidah ilmiah untuk menambah kekuatan argumentasi dalam membantah kebijakan pemerintah. Karena kebebasan tidak cukup tanpa kecerdasan.

Apa pun polemiknya, orang Indonesia adalah manusia yang luar biasa. Ketabahan dan kekuatan menyatu dalam setiap pribadi individu-individu.

Sejak dulu, kita adalah bangsa yang kokoh dan kuat. Kita percaya bahwa kebaikan politik itu tidak hilang, tetapi hanya beristirahat sejenak.

Satu kali kelak akan muncul dengan wajah yang berseri-seri dan memeluk megalomaniak dengan hangat sambil berkata “apakah kamu tidak lelah, istirahatlah dulu”.

Mungkin ini adalah cobaan bagi kita melawan praktik-praktik jahat di republik ini. Tentu bukan kita seorang saja, pasti ada beberapa individu-individu hebat yang berjuang menegakan kebenaran dan keadilan di republik ini.

Bukankah setiap zaman selalu melahirkan individu-individu untuk menjaga tetap tegaknya sayap Garuda. Denken ist danken, berpikir adalah bersyukur. Bersyukur hidup di negara hebat ini dan bertindak untuk memperbaiki berbagai kerusakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Absen di Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin, Surya Paloh: Terus Terang, Saya Enggak Tahu

Absen di Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin, Surya Paloh: Terus Terang, Saya Enggak Tahu

Nasional
KPU Mulai Tetapkan Kursi DPRD, Parpol Sudah Bisa Berhitung Soal Pencalonan di Pilkada

KPU Mulai Tetapkan Kursi DPRD, Parpol Sudah Bisa Berhitung Soal Pencalonan di Pilkada

Nasional
PKB Jajaki Pembentukan Koalisi untuk Tandingi Khofifah di Jatim

PKB Jajaki Pembentukan Koalisi untuk Tandingi Khofifah di Jatim

Nasional
PKB Bilang Sudah Punya Figur untuk Tandingi Khofifah, Pastikan Bukan Cak Imin

PKB Bilang Sudah Punya Figur untuk Tandingi Khofifah, Pastikan Bukan Cak Imin

Nasional
KPK Sita Gedung Kantor DPD Nasdem Milik Bupati Nonaktif Labuhan Batu

KPK Sita Gedung Kantor DPD Nasdem Milik Bupati Nonaktif Labuhan Batu

Nasional
MA Kuatkan Vonis 5 Tahun Penjara Angin Prayitno Aji

MA Kuatkan Vonis 5 Tahun Penjara Angin Prayitno Aji

Nasional
Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Nasional
TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

Nasional
Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Nasional
PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

Nasional
Hari Pendidikan Nasional, Serikat Guru Soroti Kekerasan di Ponpes

Hari Pendidikan Nasional, Serikat Guru Soroti Kekerasan di Ponpes

Nasional
Bukan Staf Ahli, Andi Gani Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Bukan Staf Ahli, Andi Gani Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Nasional
Anies Belum Daftar ke PKB untuk Diusung dalam Pilkada DKI 2024

Anies Belum Daftar ke PKB untuk Diusung dalam Pilkada DKI 2024

Nasional
PAN Persoalkan Selisih 2 Suara tapi Minta PSU di 5 TPS, Hakim MK: Mungkin Enggak Setengah Suara?

PAN Persoalkan Selisih 2 Suara tapi Minta PSU di 5 TPS, Hakim MK: Mungkin Enggak Setengah Suara?

Nasional
Kuasa Hukum KPU Belum Paham Isi Gugatan PDI-P di PTUN

Kuasa Hukum KPU Belum Paham Isi Gugatan PDI-P di PTUN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com