Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala Bea Cukai Makassar Bantah Punya 'Istana' di Cibubur: Belum Diwariskan

Kompas.com - 14/03/2023, 18:47 WIB
Dani Prabowo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Bea dan Cukai Makassar, Andhi Pramono membantah rumah mewah bak 'istana' di Cibubur yang tidak masuk dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) merupakan miliknya.

Andhi mengatakan, rumah tersebut ditempati orangtua dan belum diwariskan kepadanya.

Pernyataan ini Andhi sampaikan usai menjalani klarifikasi harta kekayaan oleh Kedeputian Pencegahan dan Monitoring KPK.

"Itu adalah rumah yang ditempati orangtua saya sudah lama dan belum diberikan waris kepada saya," kata Andhi saat ditemui awak media di gedung Merah Putih KPK, Selasa (7/3/2023).

Baca juga: Kepala Bea Cukai Makassar Andhi Pramono Tiba di KPK, Bakal Diklarifikasi soal Harta Kekayaan

"Sehingga saya berada di situ menjaga orangtua saya," tambahnya.

Ia mengaku sebelumnya tidak pernah memamerkan foto rumah itu di media sosial. Namun, seseorang menyebarkan foto rumah mewah itu di media.

Selain itu, Andhi mengklaim dirinya tidak pernah memamerkan barang mewah di media sosial. Orang-orang kemudian mencari sosok lain yakni puterinya bernama Atasya Yasmine dan mengait-ngaitkan kehidupannya dengan dirinya.

Menurut Andhi, wajar jika Atasya mengenakan pakaian modis. Sebab, puterinya menekuni dunia fashion dan menjadi selebgram.

Baca juga: Alasan Andhi Pramono Belum Dicopot dari Kepala Bea Cukai Makassar

Saat ini, Atasnya sedang berada di luar negeri dan menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) dan Melbourne University, Australia.

"Puteri saya sudah dewasa dan dia menekuni fashion dan selebgram jadi apabila ada foto-foto yang bersifat fashion dan apa itu lumrah dan dia bisa mengikuti kehidupannya sendiri," tuturnya.

Andhi mengaku telah menjalani klarifikasi harta kekayaan secara komprehensif oleh tim KPK. Ia mengaku bersikap kooperatif dan profesional.

Andhi juga mengaku sudah melaporkan LHKPN kepada KPK secara lengkap dan tepat waktu setiap tahun.

"Untuk hasilnya nanti lebih lengkap bisa ditanyakan ke KPK," ujarnya.

Baca juga: Besok, KPK Klarifikasi Kekayaan Kepala Bea Cukai Makassar Andhi Pramono

Andhi menjadi sorotan karena disebut mengenakan barang mewah di sejumlah foto. Ia juga disebut memiliki rumah mewah di kawasan Cibubur yang tidak tertuang di dalam LHKPN.

Anak Andhi, Atasya Yasmine juga kerap mengunggah foto-foto dengan pakaian bermerek dan kehidupan glamor lainnya.

Pada salah satu unggahan, harga pakaiannya dari atas hingga bawah mencapai Rp 25 juta.

Ia juga merupakan mahasiswa double degree di Universitas Indonesia (UI) dan Melbourne University, Australia.

Warganet juga mengunggah video diduga Atasya sedang berjoget di kelab malam.

Sementara itu, gaya hidup Andhi dipantau Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Lembaga itu pun telah mengantongi sejumlah informasi terkait Andhi Pramono.

Nilai transaksi keuangannya disebut salip menyalip dengan eks pejabat Direktorat Jenderal Pajak, Rafael Alun Trisambodo.

Sementara itu, Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavanadana mengatakan, transaksi mencurigakan Kepala Bea dan Cukai Makassar Andhi Pramono berjumlah besar.

Ivan bahkan menyebut nilai transkasi Andhi salip-menyalip dengan jumlah transaksi Rafael Alun Trisambodo.

Baca juga: Rekening Gendut Pejabat Cukai Makassar Andhi Pramono: Jumlahnya Salip Rafael Alun dan Menanti Diperiksa KPK

Ia mengibaratkan transaksi keuangan keduanya seperti bus antarkota antarprovinsi (AKAP).

“Besarlah. Seperti bus AKAP, saling salip," ujar Ivan kepada Kompas.com, Kamis (9/3/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com