Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yusril Ihza Mahendra Klarifikasi, Kini Sebut Semua Partai Punya Ideologi

Kompas.com - 13/03/2023, 17:36 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum (Ketum) Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra mengklarifikasi pernyataannya mengenai 'partai ideologis cuma PDI-P dan PBB' yang membuat sejumlah partai politik bereaksi.

Yusril kini menyebut bahwa sebenarnya semua partai memiliki ideologi. Adapun sebelumnya dia mengatakan partai selain PDI-P dan PBB adalah partai pragmatis.

Hal tersebut Yusril sampaikan usai berkunjung ke kantor DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Jakarta Pusat, Senin (13/3/2023) .

"Memang saya juga sekaligus klarifikasi kepada sahabat-sahabat kami dari PPP, banyak misunderstanding ucapan saya di MK. Saya mengatakan sebenarnya partai-partai yang setuju dengan sistem tertutup itu tinggal 2, yaitu PDI-P dan PBB, karena dua-duanya punya akar ideologis dari masa yang lalu," ujar Yusril.

Baca juga: Menilik Kritik Yusril soal Ideologi Partai Politik, Antara Ada dan Tiada

Yusril menjelaskan, jika menarik sejarah PDI-P, maka awalnya partai tersebut adalah Partai Nasional Indonesia (PNI), sementara PBB berasal dari Partai Masyumi.

"Jadi karena itu, ini 2 partai yang ideologis, dan terkait dengan pelaksanaan pemilu, partai ideologis ini mendukung pelaksanaan pemilu tertutup, kecuali kita ambil langkah yang pragmatis," tuturnya.

"Katakan politik kita cenderung pragmatis. Lalu kemudian mungkin timbul salah paham. Kemudian saya klarifikasi, bahwa sebenarnya partai-partai lain tentu punya ideologi," sambung Yusril.

Di hadapan Plt Ketum PPP Mardiono, Yusril menyebut PPP merupakan partai Islam yang memiliki ideologi jelas.

Baca juga: Tanggapi Yusril, PKS: Baiknya Tidak Berlomba dalam Ideologi

Yusril lantas menyamakan PPP dengan PBB yang juga merupakan partai berbasis Islam.

"Harapan kami, kerja sama ini akan berlangsung terus sampai pilpres yang akan datang. Dan juga tadi didiskusikan dengan Pak Mardiono, ini kan kita semua menunggu MK kapan akan diputus pemilihan tertutup atau terbuka," imbuhnya.

Sebelumnya, Yusril Ihza Mahendra mengeklaim bahwa partai politik yang berdasarkan ideologi di Indonesia tersisa dua, yakni PDI Perjuangan dan PBB.

Hal itu ia ungkapkan setelah memberi keterangan sebagai pihak terkait dalam sidang lanjutan uji materi sistem pemilu proporsional terbuka yang berlangsung di Mahkamah Konstitusi (MK), Rabu (8/3/2023).

Mulanya, ia menuturkan alasannya mendukung sistem pemilu proporsional tertutup, yakni karena pemilu harus diikuti oleh partai politik sebagai katalisator dari pemikiran pemilih yang majemuk.

Baca juga: Dukung Pernyataan Yusril soal Sistem Pemilu, PDI-P: Kami Tempuh Jalan Ideologi, yang Lain Liberalisme

Orang-orang yang berpikiran sama, diasumsikan membentuk partai politik tertentu berdasarkan pikiran itu.

"Sementara partai ideologis ini kan cuma tinggal dua, PDI-P sama PBB. Yang lain-lain kan partai pragmatis semua, bukan partai ideologis. Tidak ada akar ideologisnya," ujar Yusril kepada wartawan, Rabu (8/3/2023).

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

Nasional
Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

Nasional
Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

Nasional
Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Nasional
KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

Nasional
Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Nasional
Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Nasional
Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Nasional
Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Nasional
Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Nasional
Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Nasional
Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Nasional
Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Nasional
Sidang Administrasi Selesai, PTUN Minta PDI-P Perbaiki Gugatan terhadap KPU

Sidang Administrasi Selesai, PTUN Minta PDI-P Perbaiki Gugatan terhadap KPU

Nasional
Bamsoet Apresiasi Sikap Koalisi Perubahan Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Bamsoet Apresiasi Sikap Koalisi Perubahan Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com