Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr. Eng. IB Ilham Malik
Dosen Prodi Perencanaan Wilayah & Kota ITERA

Ketua Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota ITERA. Wakil Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Bidang Kajian Kebijakan Transportasi

Menjawab Tantangan Mudik 2023

Kompas.com - 08/03/2023, 13:28 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pertama, seberapa banyak penyeberang mengetahui bahwa mereka bisa menyeberang jika sudah membeli tiket secara online.

Jika mereka sudah dapat tiketnya dan mengetahui jam keberangkatannya, maka tiap kendaraan bisa melaju ke pelabuhan untuk masuk sesuai jam yang tertuang dalam tiket online.

Kedua, jika pun hal ini belum optimal, maka perlu ada pengendalian volume kendaraan yang masuk kepelabuhan agar tidak terjadi kemacetan lalu lintas.

Jadi penumpukan kendaraan yang terencana sangat diperbolehkan. Namun penumpukan yang tidak terencana bisa menimbulkan persoalan.

Untuk mengurangi masalah tersebut langkah yang perlu dilakukan dengan cara, pertama, melakukan sosialisasi masif. Sasarannya adalah mereka yang melakukan penyeberangan sesekali, yang bisa saja baru pertamakali menggunakan kapal fery.

Kedua, memastikan ada skenario pengendalian arus kendaraan yang akan masuk ke kawasan Pelabuhan Merak dan Bakauheni.

Kapasitas angkut kapal penyeberangan sudah dapat diketahui sejak awal. Kapasitas area parkir di dalam pelabuhan dan luar pelabuhan juga sudah bisa dihitung.

Ketika arus lalu lintas terus mengalir dari berbagai ruas jalan, maka perlu ada kantong-kantong penunda arus ke pelabuhan.

Setiap kendaraan yang mengalir masuk ke kawasan pelabuhan harus dikendalikan, dan semua bergerak berdasarkan arahan dan komando pengendali arus lalu lintas.

Dengan demikian, perlu ada kantong parkir untuk menunda perjalanan kendaraan dan juga untuk mengecek kesiapan tiket online tiap kendaraan.

Artinya, tidak boleh lagi ada kendaraan yang membeli tiket saat tiba di pelabuhan. Hal ini sangat bisa dilakukan, sekaligus untuk memastikan pengendara beristirahat dengan baik di perjalanan, baik di rest area maupun kantong-kantong penunda perjalanan kendaraan.

Tentu di kantong penunda ini perlu disiapkan berbagai fasilitas pendukung seperti toilet, jajanan, keamanan, bengkel, fasilitas kesehatan dan sebagainya agar pengendara bisa merasa nyaman ketika dipaksa berada di kantong penunda perjalanan kendaraan.

Mudik Idul Fitri 2023 ini akan menjadi jawaban atas persoalan yang muncul pada 2022 lalu. Berbagai upaya harus dilakukan untuk mencegah persoalan serupa.

Bahwa kemudian muncul persoalan baru, itu akan menjadi pembelajaran baru bagi pemerintah mengingat tantangan dalam pengelolaan transportasi terutama selama masa mudik sangat kompleks dan singkat.

Sehingga kejutan persoalannya biasanya sangat mendadak dan membutuhkan manajemen pengendalian yang fleksibel, tetapi jelas.

Karena sifat penanganan ini adalah rekayasa untuk jangka pendek, maka bisa saja akan ada titik-titik kelemahannya.

Namun langkah taktis ini tetap perlu dilakukan hingga penyelesaian masalah jangka panjangnya bisa selesai secara optimal.

Keterbatasan SDM dan anggaran tidak boleh menyurutkan kemampuan pemerintah untuk mengendalikan dan menyelesaikan tantangan transportasi di masa mudik 2023. Minimal bisa memperkecil permasalahannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com