JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Mardiono mengungkapkan bahwa dalam waktu dekat, partainya akan berkunjung ke PDI-P dalam rangka silaturahmi politik.
Hal itu disampaikannya di tengah-tengah merebaknya isu penjajakan koalisi antara PPP dan PDI-P.
"Belum (Terjadwal). Mungkin setelah tanggal 15-an (Maret) baru akan minta waktu ke PDI-P untuk berkunjung," kata Mardiono saat dihubungi, Selasa (7/3/2023).
Baca juga: PPP Khawatir KIB Mengalami Kebuntuan soal Capres-Cawapres
Mardiono menuturkan, PPP memang membuka peluang kerja sama politik dengan PDI-P pada Pemilu 2024.
Untuk itu, PPP sudah berencana menemui elite PDI-P dalam waktu dekat. Namun, Mardiono belum bisa memastikan siapa elite PDI-P yang akan ditemui nantinya.
"PDI dan PPP akan bersilaturahmi. Entah dengan Bu Mega, Mbak Puan, atau Pak Sekjen (Hasto Kristiyanto) mungkin. Ya silaturahmi politik ya biasa, seperti PPP dengan PBB saling berkunjung. Itu semua dalam rangka untuk supaya nanti, demokrasi yang baik, dan kualitas demokrasi kita makin membaik," ujar dia.
Lebih lanjut, Mardiono berujar bahwa hubungan partainya dengan PDI-P selama ini terjalin dengan baik.
Sebagai contoh, Mardiono mengungkit kerja sama PPP dengan PDI-P dalam koalisi pemerintahan saat ini.
"Kami tidak pernah ada persoalan dalam tanda kutip misalnya ada perbedaan-perbedaan yang mendasar, apakah bentuknya itu bersebrangan, kami tidak ada. Baik-baik. Kalau toh sesekali kita berbeda pandangan itu biasa dalam politik ya, misal di parlemen atau apa," ungkapnya.
Baca juga: Soal Berkoalisi dengan PDI-P, PPP: Bukan Poros Baru, tapi Penguatan KIB
Diberitakan sebelumnya, dua partai politik yaitu PPP dan PDI-P dikabarkan membuka kemungkinan kerja sama politik untuk Pemilu 2024.
Hal itu diketahui usai Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto bertemu Ketua Majelis Pertimbangan PPP Muhammad Romahurmuziy pada 1 Maret 2023.
Kepada Kompas.com, Hasto membeberkan sejumlah alasan mengapa partainya menjajaki kerja sama politik dengan PPP.
Pertama, PDI-P dan PPP disebut memiliki kesamaan perspektif historis.
Baca juga: Romy Yakin PPP Lolos PT Pemilu 2024: Info Intelijen, Elektabilitas di Atas 4 Persen
"Dalam perspektif historis, PPP kan juga lahir dari fusi beberapa partai diantaranya NU, PERTI, dan PSII yang juga dekat dengan Bung Karno dan memiliki rekam jejak dalam sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa," kata Hasto kepada Kompas.com, Senin (6/3/2023).
Selain perspektif historis, penjajakan kerja sama juga dilihat dari perspektif kultural keagamaan dari kedua partai.
Menurut Hasto, PDI-P dan PPP sama-sama mengusung Islam yang menjadi rahmat bagi semua.
"Dalam perspektif kultural keagamaan, Islam sbg rahmatan lil alamin yang juga menjadi inspirasi bagi Bung Karno dan Ibu Megawati (Ketum PDI-P Megawati Soekarnoputri) juga menggambarkan keIslaman yang ada di Indonesia," jelas Hasto.
Di sisi lain, diakui Hasto, Megawati memiliki kedekatan dengan tokoh-tokoh PPP, khususnya KH Ismail Hasan Metareum, Hamzah Haz, hingga Mbah Maimoen.
Hasto juga mengingatkan bahwa PDI-P pernah membangun kerja sama yang baik dengan PPP dalam pemerintahan ketika Megawati menjabat Presiden ke-5, sedangkan Wakil Presiden kala itu adalah Hamzah Haz.
"Dalam kerjasama pemerintahan juga Pak Hamzah Haz menjadi Wakil Presiden Bu Mega dan kerja sama sangat bagus," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.