Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Hadapi Pemilu 2024, Kemenkominfo Susun Panduan Hadapi Fake News dan Disinformasi

Kompas.com - 03/03/2023, 15:43 WIB
Inang Sh ,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengadakan workshop penyusunan pendoman untuk mencegah penyebaran berita palsu dan disinformasi di negara-negara anggota Perserikatan Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kemenkominfo Usman Kansong mengatakan, pihaknya mengajukan semacam inisiatif kepada Sekretariat ASEAN untuk menyusun panduan menanggulangi berita palsu dan disinformasi.

Kemenkominfo mengajukan proposal Sub-Committee on Information (SCI) berjudul “Guideline Development on Management of Government Information for Combating Fake News and Disinformation in the Media”.

Proposal tersebut disambut Sekretariat ASEAN dan disahkan pada pertemuan the 56th Meeting of the ASEAN Committee on Culture and Information (COCI-56) pada 8 September 2021.

Baca juga: Cara Membedakan Berita Baik dan Berita Palsu

“Artinya proposal tersebut mendapatkan dukungan dana dari ASEAN Cultural Fund (ACF),” katanya dalam konferensi pers Gelaran ke-56 ASEAN COCI, Kamis (2/3/2023).

Usman mengatakan, negara-negara ASEAN merasa perlu adanya panduan bersama yang bisa diterapkan di semua negara-negara untuk memerangi fake news dan disinformasi.

Menurutnya, fake news dan disinformasi merupakan tantangan semua negara, baik yang bergabung dengan ASEAN atau pun tidak.

“Hal ini penting bagi kita untuk menyusun satu panduan berdasarkan karakteristik di masing-masing negara. Hari ini ini adalah workshop untuk mematangkan panduan tersebut,” katanya dalam siaran pers, Jumat (3/3/2023).

Usman menerangkan, workshop tersebutjuga  menjadi bagian dari langkah Kemenkominfo untuk menghadapi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Baca juga: Wanti-wanti soal Disinformasi, Mahfud: Pemilu 2024 Terbesar dan Terumit di Dunia

Sebab, pada pemilu sebelumnya banyak beredar disinformasi dan fake news. Pihaknya juga akan menyampaikan persiapan Indonesia dalam menghadapi Pemilu 2024.

“Jadi setelah berbagi pengalaman dengan negara ASEAN bakal membuat panduannya. Menurut hasil Demokrasi Forum bulan Desember 2022, penyebab rusaknya demokrasi adalah disinformasi di media sosial. Oleh karena itu penting bagi kita untuk address,” ujarnya.

Selain itu, Kemenkominfo juga akan berbagi pengalaman dengan negara-negara ASEAN dalam menghadapi fake news dan disinformasi dengan belajar dari Pemilu 2019.

Usman menjelaskan, Indonesia banyak mendapatkan serangan digital yang berbau politik pada Pemilu 2019.

“Panduan yang dihasilkan bakal menjadi panduan Kemenkominfo dalam menghadapi Pemilu 2024. Walaupun belum ada aturannya, yang namanya panduan bakal digunakan sehingga Indonesia menjadi global,” katanya.

Baca juga: Kemenkominfo Blokir 7.089 Fintech Ilegal Tak Berizin di Platform Digital

Selain digunakan untuk persiapan untuk pemilu 2024, panduan tersebut juga menghadapi di bidang lain seperti kesehatan. Seperti diketahui, Indonesia diserang banyak berita palsu saat menghadapi pandemi Covid-19.

“Sebenarnya disinformasi di bidang kesehatan yang paling banyak menyebar di dunia. Selanjutnya baru isu yang berbau politik, tetapi tidak sebesar kesehatan. Jadi kami bakal berbagi pengalaman dalam kegiatan ini,” ungkapnya.

Adapun workshop menyusun panduan menanggulangi dinformasi dan berita palsu tersebut diinisiasi Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (Ditjen IKP) Kemkominfo dan Pusat Kelembagaan Internasional (Puski).

Usman mengatakan, sebelum melakukan penyusunan dokumen tersebut, Kemenkominfo telah melakukan survei yang diisi melalui vocal point (perwakilan) masing-masing negara Asean.

Baca juga: Pemerintah Gunakan 24.000 Aplikasi, Kemenkominfo Akan Efisienkan lewat Program P2DD

Survei tersebut bertujuan mengumpulkan bahan dan teknis penyusunan paduan fake news dan disinformasi.

Dia menyebutkan, semua negara-negara Asean hadir pada workshop kali ini untuk membedah dan mematangkan panduan yang telah disusun.

Workshop tersebut menghasilkan draft guideline yang akan dibahas dan disempurnakan negara anggota Asean di Jakarta pada Kamis-Jumat, 2-3 Maret 2023.

Pertemuan yang digelar dalam format hibrida di Hotel Borobudur itu dihadiri perwakilan dari Brunei Darussalam, Filipina, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, Timor-Leste, dan Vietnam.

Untuk diketahui, workshop tersebut merupakan rangkaian keketuaan Indonesia di Asean tahun 2023.

Baca juga: Google Perkenalkan Fitur Baru untuk Menangkal Berita Palsu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com