Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komisi IX Sebut Pandemi Telah Menunjukkan Betapa Rentanya Sistem Kesehatan Indonesia

Kompas.com - 23/02/2023, 15:24 WIB
Fika Nurul Ulya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi IX DPR RI Felly Esterlita Runtuwene mengatakan, pandemi Covid-19 yang terjadi sejak tahun 2020 menunjukkan masih rentannya sistem kesehatan nasional.

Hal ini terlihat ketika Indonesia 'mondar-mandir' mencari alat kesehatan di awal-awal pandemi. Pun mengimpor jutaan vaksin dari luar negeri.

Dengan demikian, Indonesia masih ketergantungan bahan baku obat (BBO) dan alat kesehatan dari luar negeri.

"Pandemi Covid-19 secara langsung menunjukkan betapa rentannya sistem kesehatan nasional kita. Di awal pandemi kita sangat kesulitan mencari obat dan alkes karena tingginya tingkat ketergantungan bahan baku obat dan alkes dari luar negeri," kata Felly dalam Rapat Kerja Kesehatan Nasional 2023 di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (23/2/2023).

Baca juga: Berapa Banyak Hoaks Terkait Covid-19 Saat Pandemi?

Felly menuturkan, pandemi Covid-19 juga berdampak pada pelayanan kesehatan di beberapa wilayah.

Fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) seperti pos pelayanan terpadu (Posyandu) dan Puskesmas bahkan sempat tertunda memberikan pelayanan dan bahkan menutup sementara kegiatan operasi.

Tak hanya itu, banyak para orangtua yang enggan dan tidak bisa membawa anak-anaknya ke rumah sakit karena khawatir.

"Hal ini sangat memprihatinkan karena Posyandu dan Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan primer yang menjadi kekuatan utama dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat," tuturnya.

Baca juga: Menkes Akan Temui WHO pada Mei, Bahas Perubahan Status Pandemi Jadi Endemi

Kendati begitu kata Felly, keberhasilan Indonesia dalam penanganan pandemi COVID-19 merupakan contoh baik koordinasi dan kolaborasi pemerintah pusat dan daerah.

Akselerasi vaksinasi Covid-19 yang dijalankan sejauh ini membuahkan hasil. Hasil survei serologi terakhir pada bulan Januari 2023 menunjukkan, masyarakat sudah memiliki kadar antibodi 99 persen terhadap Covid-19.

"Tentunya hal ini tak terlepas dari program vaksinasi Covid-19. Namun kami terus mengingatkan bahwa pandemi belum berakhir sehingga kami terus mendorong keaktifan Kemenkes dalam menjaga pelaksanaan protokol kesehatan dan percepatan program vaksinasi booster," jelas Felly.

Sebagai informasi, penutupan fasilitas layanan kesehatan telah berdampak pada turunnya tingkat vaksinasi wajib atau Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) di beberapa wilayah.

Baca juga: Pembelaan RS IMC Bintaro Potong Gaji Karyawan Selama Pandemi demi Beli Obat Pasien

Turunnya akselerasi imunisasi lantas membuat penyakit menular mudah menyebar. Sepanjang tahun 2022 hingga awal 2023, beberapa wilayah telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk campak, polio, hingga difteri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Profil Mayjen Dian Andriani, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama TNI AD

Profil Mayjen Dian Andriani, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama TNI AD

Nasional
Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga Dilarang Beraktivitas hingga Radius 7 Kilometer

Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga Dilarang Beraktivitas hingga Radius 7 Kilometer

Nasional
Anies Mau Istirahat Usai Pilpres, Refly Harun: Masak Pemimpin Perubahan Rehat

Anies Mau Istirahat Usai Pilpres, Refly Harun: Masak Pemimpin Perubahan Rehat

Nasional
Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com