Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KLB Difteri di Garut, Menkes: Daerah Sana Vaksinasinya Kurang

Kompas.com - 22/02/2023, 17:53 WIB
Fika Nurul Ulya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengakui, kemunculan kasus difteri hingga ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) di Kabupaten Garut, disebabkan oleh rendahnya cakupan vaksinasi/imunisasi dasar lengkap (IDL).

Rendahnya vaksinasi difteri, menurutnya, merupakan efek dari penyebaran pandemi Covid-19 yang terjadi sejak tahun 2020 di Indonesia. Saat itu, para orangtua khawatir membawa anak-anaknya ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes).

"Difteri di Garut memang itu vaksinasinya gara-gara ada Covid-19. Ini kan kita agak berkurang. Daerah sana memang vaksinasi difterinya kurang," kata Budi saat ditemui di JS Luwansa, Jakarta Selatan, Rabu (22/2/2023).

Baca juga: Kabupaten Garut KLB Difteri, Sumedang Nihil Kasus

Budi mengungkapkan, kurangnya cakupan imunisasi dasar lengkap memang memicu terjadinya KLB dari beberapa penyakit menular.

Ia lantas menyamakan peristiwa KLB difteri di Garut dengan peristiwa KLB polio beberapa waktu lalu di Provinsi Aceh.

"Ini kejadiannya kayak polio. Kan pada saat Covid-19 karena banyak energi habis untuk vaksinasi Covid-19, sehingga beberapa imunisasi anak ketinggalan," ucap dia.

Agar kasusnya tidak meluas, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sudah mengidentifikasi daerah-daerah dengan capaian vaksinasi difteri yang rendah selama beberapa waktu terakhir.

Baca juga: Kemenkes: Kabupaten Garut Tetapkan KLB Difteri

Daerah dengan vaksinasi yang rendah tersebut akan diupayakan melaksanakan vaksinasi kejar.

Khusus di Garut, pihaknya sudah mengirim tim untuk mengecek kondisi dan menangani merebaknya difteri.

"Nanti akan kita tangani, kita sudah kirim tim ke sana. Imunisasi kurang daerah situ, jadi kita sekarang sudah identifikasi daerah-daerah mana yang imunisasinya kurang," jelas Budi.

Sebelumnya, Kabupaten Garut menetapkan status KLB difteri usai adanya laporan 7 warga meninggal dunia diduga terpapar virus difteri. Ketujuh warga tersebut tinggal di Desa Sukahurip, Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut.

Baca juga: Diduga Terpapar Difteri, 7 Warga Garut Meninggal Dunia

Ketua Tim Surveilans Dewi Ambarwati membenarkan hal tersebut saat dihubungi lewat telepon seluler, Selasa (21/2/2023). Dewi mengatakan, jumlah tersebut terjadi dalam rentang 6-19 Februari 2023.

"Awal Februari ada enam (meninggal), lalu tambah satu lagi di tanggal 19 Februari," ujar Dewi, Selasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com