Organisasi HMI tidak hanya besar sejarahnya, juga secara kuantitatif tidak terkalahkan.
Pekerjaan berikutnya bagaimana agar jumlah tersebut linear pada kualitasnya, sehingga kontribusi sumber daya manusia HMI berimplikasi langsung pada pencapaian Indonesia sebagai negara maju.
Hingga 5 Februari 2023, HMI telah berusia 76 tahun. Usia semakin tua meniscayakan kontribusi besar untuk kemajuan masing-masing pribadi HMI, sebagaimana tujuannya untuk peningkatan kualitas insan cita, “Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi, yang bernafaskan Islam dan bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah”.
Dalam dokumen Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) 2021, tidak cukup dengan berhenti pada lapisan pembangunan individu, tapi harus dilengkapi dengan lapisan pembangunan penghidupan dan kesejahteraan, juga lapisan partisipasi dalam berbagai bidang kehidupan. Ketiga lapisan ini sebagai cerminan pembangunan manusia yang utuh.
Pengalaman sebagai Ketua Umum PB HMI 2013-2015, lalu mengabdi di organisasi sosial keagamaan, merintis usaha, dan kini masuk ke dunia profesional sebagai bankir membutuhkan tingkat adaptasi yang tinggi.
Pascareformasi, polanya tidak lagi seperti sebelumnya, mobilitas vertikal dijamin oleh penguasa atau senior yang sedang berkuasa.
Ketika berkeliling ke berbagai daerah, bertemu dengan kader dan anggota HMI di berbagai jenjang struktur hingga latihan kader, saya mendengar langsung bagaimana teman-teman belum move on dengan masa lalu.
Benar bahwa organisasi HMI telah banyak mengantarkan kader terbaiknya ke puncak pengabdian, tapi sedikit yang belajar seperti apa mereka sampai kesana.
Kebesaran organisasi yang bahkan telah mengantarkan salah satu pendirinya sebagai Pahlawan Nasional Alm. Prof Lafran Pane, adalah bagian masa lalu sebagai pijakan untuk meniti masa kini dan masa depan.
Berbagai tantangan yang telah saya sampaikan di awal harus terus didefinisikan ke hal-hal yang lebih praktis dan mudah dicerna oleh kader dan anggota HMI.
Narasi HMI sebagai pilar membangun peradaban Islam dan Indonesia, atau dalam akhir tujuan HMI “… terwujudnya masyarakat adil makmur yang di ridho Allah”, baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur, menjadi muara dari cita-cita kita.
Sebelum itu, kader dan anggota HMI harus sampai ke insan akademis, pencipta, pengabdi, bernafaskan Islam, dan bertanggung jawab.
Kualitas insan cita itu perlu dibuat ukurannya yang detail, misalnya standar IPK, berapa tahun kelulusan, seberapa banyak karya yang dihasilkan dalam setahun, pengabdian di mana dan untuk siapa saja, bagaimana mengamalkan nilai-nilai Islam, juga bentuk tanggung jawabnya seperti apa terhadap sekitarnya.
Dengan menurunkan hal-hal tersebut menjadi sesuatu yang sederhana dan dapat kelihatan secara kasat mata, akan membantu evaluasi menyeluruh dan utuh pada organisasi yang kita cintai.
Para pemateri atau senior tidak lagi hanya bisa pandai berkata-kata, tapi mereka wajib melaksanakannya.
Komitmen keluarga besar HMI (senior dan junior, alumni dan kader/anggota aktif) menjadi sangat penting untuk terus turun dan melihat apa yang terjadi di organisasi yang sedikit banyak telah berkontribusi untuk dirinya.
Dengan keseriusan secara bersama-sama ini, di usia yang tidak muda lagi, HMI tetap menjadi harapan masyarakat Indonesia dan Islam. Semoga!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.