Salin Artikel

Refleksi Dies Natalis ke-76 tahun: HMI Semakin Tua

Kelahiran HMI karena kehadiran organisasi mahasiswa sebelumnya (PMY - Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta) tidak dapat menyalurkan aspirasi keagamaan, utamanya agama Islam.

Tepat hari Rabu Pon 1878, 15 Rabiulawal 1366 H, atau tanggal 5 Februari 1947, Lafran Pane dkk menetapkan berdirinya HMI dengan tujuan, pertama, mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia.

Kedua, menegakkan dan mengembangkan ajaran agama Islam.

Dua konteks tersebutlah yang membuat kehadiran HMI di masa lalu sangat besar manfaatnya, yang kini berganti waktu harus dikontekstualisasikan oleh teman-teman pengurus aktif mulai dari tingkat komisariat hingga pengurus besar. Setiap zaman ada orangnya, setiap orang ada zamannya.

Kita sedang berada dalam era VUCA (Volatility atau tidak stabil, Uncertainty atau tidak pasti, Complexity atau kompleksitas, Ambigiuty-ambiguitas), istilah yang diciptakan Warren Bennis dan Burt Nanus, dua pakar ilmu bisnis dan kepemimpinan dari Amerika.

Tidak ada yang menyangka dunia mengalami krisis akibat pandemi Covid-19, ini misalnya salah satu kondisi dunia yang kita hadapi sekarang. Perubahan terjadi sangat cepat, tidak dapat diprediksi karena disebabkan oleh banyak faktor yang sulit dikontrol.

Dampaknya pada organisasi seperti HMI, perlu segera adaptasi dalam proses rekrutmen dan pola kaderisasi.

Jika dulu semua pendidikan formal di kampus harus dijalani secara tatap muka, sehingga kaderisasi di HMI pun sama dengan menghabiskan waktu berhari-hari, kini perlu beradaptasi secara daring atau online.

Telah banyak masukan yang diberikan oleh keluarga besar HMI, misalnya kegiatan yang dilaksanakan oleh Yayasan Perkaderan Insan Cita (YPIC), MN KAHMI, dan PB HMI tahun 2021 dalam serial Webinar Perkaderan HMI dengan tema “Membangun Kembali Perkaderan HMI 1-3”.

Salah satu yang seringkali disadari bahwa Indonesia sedang mengalami bonus demografi, sejak tahun 2012 hingga tahun 2035, puncaknya antara tahun 2020-2030, angka usia produktif mencapai 70 persen dengan jumlah generasi muda mencapai 53,81 persen (milenial 25,87 persen, sentenial 27,94 persen).

Namun pertanyaan mendasar dari potensi besar tersebut, seberapa besar kontribusi HMI dalam menyukseskan agenda bonus demografi tersebut sebagai the window of opportunity.

Tentu signifikansi bisa terlihat jika hanya mengacu pada jumlah HMI cabang yang kini melebihi 200-an, tersebar di hampir 300 kabupaten/kota seluruh Indonesia.

Jenjang training di HMI mulai dari Latihan Kader 1, Latihan Kader 2, Latihan Kader 3, Latihan Khusus Kohati, Senior Course, hingga Training of Trainer.

Jika diestimasi dengan rata-rata, perkaderan di HMI setiap tahun mencapai 3500-an (9-10 pelatihan dalam sehari) membina sekitar 30 orang, artinya tiap tahun bisa mencapai 100.000 orang yang peroleh peningkatan kapasitas diri di HMI.

Organisasi HMI tidak hanya besar sejarahnya, juga secara kuantitatif tidak terkalahkan.

Pekerjaan berikutnya bagaimana agar jumlah tersebut linear pada kualitasnya, sehingga kontribusi sumber daya manusia HMI berimplikasi langsung pada pencapaian Indonesia sebagai negara maju.

Usia bertambah

Hingga 5 Februari 2023, HMI telah berusia 76 tahun. Usia semakin tua meniscayakan kontribusi besar untuk kemajuan masing-masing pribadi HMI, sebagaimana tujuannya untuk peningkatan kualitas insan cita, “Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi, yang bernafaskan Islam dan bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah”.

Dalam dokumen Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) 2021, tidak cukup dengan berhenti pada lapisan pembangunan individu, tapi harus dilengkapi dengan lapisan pembangunan penghidupan dan kesejahteraan, juga lapisan partisipasi dalam berbagai bidang kehidupan. Ketiga lapisan ini sebagai cerminan pembangunan manusia yang utuh.

Pengalaman sebagai Ketua Umum PB HMI 2013-2015, lalu mengabdi di organisasi sosial keagamaan, merintis usaha, dan kini masuk ke dunia profesional sebagai bankir membutuhkan tingkat adaptasi yang tinggi.

Pascareformasi, polanya tidak lagi seperti sebelumnya, mobilitas vertikal dijamin oleh penguasa atau senior yang sedang berkuasa.

Ketika berkeliling ke berbagai daerah, bertemu dengan kader dan anggota HMI di berbagai jenjang struktur hingga latihan kader, saya mendengar langsung bagaimana teman-teman belum move on dengan masa lalu.

Benar bahwa organisasi HMI telah banyak mengantarkan kader terbaiknya ke puncak pengabdian, tapi sedikit yang belajar seperti apa mereka sampai kesana.

Kebesaran organisasi yang bahkan telah mengantarkan salah satu pendirinya sebagai Pahlawan Nasional Alm. Prof Lafran Pane, adalah bagian masa lalu sebagai pijakan untuk meniti masa kini dan masa depan.

Berbagai tantangan yang telah saya sampaikan di awal harus terus didefinisikan ke hal-hal yang lebih praktis dan mudah dicerna oleh kader dan anggota HMI.

Narasi HMI sebagai pilar membangun peradaban Islam dan Indonesia, atau dalam akhir tujuan HMI “… terwujudnya masyarakat adil makmur yang di ridho Allah”, baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur, menjadi muara dari cita-cita kita.

Sebelum itu, kader dan anggota HMI harus sampai ke insan akademis, pencipta, pengabdi, bernafaskan Islam, dan bertanggung jawab.

Kualitas insan cita itu perlu dibuat ukurannya yang detail, misalnya standar IPK, berapa tahun kelulusan, seberapa banyak karya yang dihasilkan dalam setahun, pengabdian di mana dan untuk siapa saja, bagaimana mengamalkan nilai-nilai Islam, juga bentuk tanggung jawabnya seperti apa terhadap sekitarnya.

Dengan menurunkan hal-hal tersebut menjadi sesuatu yang sederhana dan dapat kelihatan secara kasat mata, akan membantu evaluasi menyeluruh dan utuh pada organisasi yang kita cintai.

Para pemateri atau senior tidak lagi hanya bisa pandai berkata-kata, tapi mereka wajib melaksanakannya.

Komitmen keluarga besar HMI (senior dan junior, alumni dan kader/anggota aktif) menjadi sangat penting untuk terus turun dan melihat apa yang terjadi di organisasi yang sedikit banyak telah berkontribusi untuk dirinya.

Dengan keseriusan secara bersama-sama ini, di usia yang tidak muda lagi, HMI tetap menjadi harapan masyarakat Indonesia dan Islam. Semoga!

https://nasional.kompas.com/read/2023/02/12/06533751/refleksi-dies-natalis-ke-76-tahun-hmi-semakin-tua

Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke