JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengingatkan kader partainya agar berpolitik secara santun dan terhormat.
Menurutnya, politik Gerindra harus berjalan di atas jalan yang benar, tidak bersifat mencela, bukan pula politik menipu.
Ini disampaikan Prabowo saat berpidato dalam acara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-15 Partai Gerindra di Kantor DPP Partai Gerindra, Jakarta Selatan, Senin (6/2/2023).
Baca juga: Soal Perjanjiannya dengan Anies dan Sandiaga, Prabowo Pilih Diam
"Di bangsa kita ada juga sifat-sifat yang tidak baik yaitu senang melihat orang susah, susah melihat orang senang. Iya kan, itu dari nenek moyang kita, menohok kawan seiring, kawan seiring ditohok," kata Prabowo.
Prabowo juga mengingatkan kadernya agar tak berkhianat atau menjadi musuh dalam selimut.
"Apalagi menggunting dalam lipatan, musuh dalam selimut. Bayangkan, ini semua dari nenek moyang kita, mengingatkan kita bahwa itu ada sifat-sifat seperti itu. Gerindra tidak boleh," tuturnya.
Prabowo mengatakan, Gerindra bercita-cita mewujudkan keadilan dan kemakmuran rakyat Indonesia lewat pengentasan kemiskinan hingga perluasan lapangan pekerjaan.
Untuk mencapai visi besar itu, dibutuhkan sifat negarawan dan kesatria. Bahwa berpolitik bersama Gerindra, kata Prabowo, adalah politik yang lurus, bukan politik kotor.
"Ada yang mengatakan politik itu kotor, kita memilih politik itu bersih, politik yang lurus. Ada yang mengatakan Prabowo sering dibohongi, Prabowo sering dikhianati, tidak ada masalah, yang penting adalah Prabowo tidak bohong dan tidak berkhianat," ucap Menteri Pertahanan itu.
Prabowo pun meminta para kader Gerindra percaya kepada kepemimpinannya. Dia mengatakan, kader yang tak bisa lagi memercayainya hendaknya mundur.
Baca juga: Prabowo ke Para Kader Gerindra: Kalau Tak Bisa Percaya ke Pimpinan, Mundur
Layaknya mengarungi lautan, para penumpang kapal harus percaya ke nakhodanya. Jika tidak, penumpang hendaknya cepat-cepat lompat dari kapal.
Sebagaimana perjalanan udara, penumpang mesti percaya kepada pilot. Kalau enggan, sebaiknya penumpang tak naik pesawat itu.
Kemudian, jika sudah berada dalam kapal atau pesawat tersebut, penumpang hendaknya tidak mengganggu pemimpin perjalanan dalam mengemudikan armada.
"Jangan pula nakhoda lagi mau mengarahkan kapalnya kau rongrong dari samping, kau ganggu dari kiri, kau ganggu dari kanan. Itu namanya tidak baik dan tidak benar, itu membahayakan seluruh yang di atas kapal," ucap Prabowo.
"Jadi sederhana, kalau kau berada bersama, percaya sama pimpinan. Pimpinan tidak mungkin akan berbuat yang tidak baik untuk pengikut-pengikutnya," tutur mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.