Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Fathurrohman

Analis Kejahatan Narkotika

Antisipasi Dini Krisis Narkoba Fentanil

Kompas.com - 06/02/2023, 05:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Keruwetan epidemi fentanil

Perumusan kebijakan Amerika tampaknya tidak cukup hanya dengan pendekatan mereduksi pasokan zat yang efek negatifnya dapat mencapai hingga seratus kali lebih kuat dari morfin. Persoalan obat jenis opioid ini berlipat karena obat ini tidak sepenuhnya ilegal.

Penggunaan legal dengan resep khusus dokter kerap kali juga dibarengi dengan perilaku tidak bertanggung jawab seperti penggunaan resep palsu, manipulasi komposisi obat, atau penyelundupan zat tersebut dari jalur distribusi.

Selain itu, sindikat jaringan narkotika yang beroperasi di Amerika Serikat sadar bahwa fentanil adalah obat pereda rasa sakit yang maha ampuh dan dibutuhkan oleh warga di sana. Fentanil adalah obat primer bagi pasien tertentu karena efek instannya.

Penggunaan fentanil yang diawasi secara ketat dan tidak mudah untuk mendapatkan resep legalnya adalah peluang tersendiri bagi sindikat. Mereka dapat menjadi penyedia dengan harga yang lebih murah.

Bagi para pecandu opioid, fentanil adalah solusi jangka pendek ketika dalam kondisi sakau. Pasar yang terbentuk inilah yang dimanfaatkan para pencari uang yang tidak bermoral seperti kartel narkoba.

Dengan tentakel yang sudah mapan, sindikat beroperasi di jalanan Amerika untuk menjajakan fentanil. Tentu saja kadar fentanil tidak terukur dan menyebabkan kematian pagi penggunanya.

Dalam periode antara Juli 2021 hingga Juni 2022, pemerintah merilis sekitar 73.000 kematian overdosis akibat zat ini.

Belum lagi, saat ini, pemerintah Amerika Serikat tidak selalu mulus bekerja sama dengan pemerintah Tiongkok, yang ditengarai sebagai sumber penyedia sediaan obat fentanil.

Ketegangan hubungan akibat isu HAM etnis Uighur atau dukungan Amerika Serikat terhadap wilayah Taiwan berdampak terhadap kebijakan Tiongkok dalam kerja sama mengendalikan persoalan narkoba, termasuk narkoba fentanil.

Antisipasi dini

Beruntungnya untuk Indonesia kasus ini tidak pernah atau belum ditemukan di permukaan. Namun, Indonesia tetap harus waspada karena penguat obat bius yang sangat keras ini juga beredar di negara tetangga, Australia.

Tahun lalu, laman resmi kepolisian Australia merilis salah satu temuan pengiriman sediaan murni fentanil sebanyak 11 kg. Padahal, 2 mg atau setara dengan berat dua butir garam saja dapat berakibat fatal bagi penggunanya.

Seperti diketahui, Indonesia diibaratkan halaman belakang bagi warga Australia. Mereka kerap berkunjung ke Indonesia karena jarak tempuh yang tidak terlalu jauh. Pulau Bali menjadi rumah kedua bagi wisatawan Australia.

Benang merah ini salah satu sinyal bahwa fentanil adalah zat yang mungkin masuk ke Indonesia. Selain itu, wisatawan asing dari Eropa dan Amerika yang notabene banyak ditemukan masalah dengan narkoba fentanil juga kerap berkunjung ke Bali.

Bali dapat menjadi hub peredaran narkoba yang ada di Eropa, Australia, atau Amerika. Warga negara asing kerap ditangkap di Pulau Dewata tersebut dengan barang bukti heroin, morfin, atau kokain.

Seperti pada September tahun lalu, BNNP Bali dan Bea Cukai setempat mengamankan seorang warga Australia yang menyelundupkan heroin dengan cara disembunyikan di dalam anus.

Heroin dan fentanil adalah zat yang irisan efek serupa, penenang, dan penghilang rasa sakit.
Karena itu, antisipasi dini adalah jalan keluar agar kita tidak gumun ketika ditemukan narkoba mematikan tersebut.

Seperti harapan seorang teman di Pusat Laboratorium Narkotika BNN, jangan sampai narkoba yang efeknya langsung dirasa dengan ukuran butiran debu, 2 mg saja ditemukan di Indonesia.

Menurut dia, para penyidik atau petugas di lapangan juga harus memberikan perhatian ketika ditemukan serbuk putih.

Tidak semua serbuk putih adalah methamphetamine atau heroin, fentanil pun berwarna putih. Kehati-hatian diperlukan agar serbuk penyebab overdosis tersebut tidak terkonsumsi secara tidak sengaja oleh petugas di lapangan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com