Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Ketika Kemiskinan Dibincangkan di Hotel dan Studi Banding

Kompas.com - 04/02/2023, 07:53 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Saya jadi teringat dengan cara-cara “keren” yang dilakukan Bupati Trenggalek, Jawa Timur, Mochamad Nur Arifin untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem yang masih dialami 11.000 jiwa warganya. Mereka menjadi bagian dari 78.000 warga Trenggalek yang tergolong miskin.

Gerakan Tengok Bawah Masalah Kemiskinan dan Kerentanan atau GERTAK diikhtiarkan Gus Ipin – sapaan Bupati Trenggalek sebagai cara kolaborasi semua komponen untuk mengentaskan kemiskinan.

Masyarakat diajak bersedekah informasi kepada pemerintah daerah mengenai permasalahan kemiskinan yang terjadi di sekitarnya.

Komunitas di media sosial yang kerap “nyinyir” setiap kebijakan pemerintah tanpa pernah memberikan solusi, dirangkul Gus Ipin menjadi relawan pemberi sedekah informasi dan sumbangsih tenaga untuk memverifikasi usulan yang masuk dengan fakta di lapangan.

Pasukan Pink – nama dari relawan itu – bertugas memfilter setiap informasi dari bawah untuk diusulkan ke Posko GERTAK. Relawan Pink tidak digaji dan mengedepankan idealisme.

Pink sendiri simbolisasi dari gerakan kasih sayang, yang di Trenggalek “dibumikan” lagi sebagai wujud kasih sayang untuk warga miskin.

Peran relawan di Pasukan Pink sebagai pengkalibrasi data di lapangan cukup efektif untuk menentukan penyaluran program bantuan sosial dengan verifikasi by name, by address agar tepat sasaran.

Langkah kolaboratif lainnya adalah bersinergi dengan Badan Amil Zakat Nasional atau Baznas Trenggalek.

Jika awalnya dana sosial yang terhimpun di Baznas Trenggalek berada di kisaran Rp 120 juta per tahun, kini naik drastis menjadi Rp 7 miliar saban tahunnya.

Dana sosial tersebut besar manfaatnya untuk membantu musibah bencana alam, bedah rumah warga miskin serta rumah layak huni untuk bagi penyandang disabilitas.

Target Gus Ipin pada 2024 nanti, 11.000 jiwa yang terkategori miskin ekstrem harus bisa “mentas”.

Model pembangunan yang dijalankan di Kabupaten Trenggalek tidak terlepas dari penerapan konsep pembangunan pentahelix. Model ini merupakan kolaborasi sejumlah pihak dalam mencapai tujuan bersama.

Dengan melibatkan kalangan akademis, dunia usaha, masyarakat, media serta pemerintah.

Tidak salah jika Kabupaten Trenggalek dijadikan obyek studi banding pengentasan kemiskinan dari banyak daerah.

Membincangkan pengentasan kemiskinan memang harus “down to earth” dengan mendatangi langsung warga miskin agar bisa menyerap kesulitan hidup dan mendengar harapan mereka.

Sangat menghina akal sehat jika membincangkan masalah kemiskinan di tempat-tempat pelesiran yang bertajuk studi banding sembari mengudap kuliner lezat di rapat berseri-seri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com