Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jannus TH Siahaan
Doktor Sosiologi

Doktor Sosiologi dari Universitas Padjadjaran. Pengamat sosial dan kebijakan publik. Peneliti di Indonesian Initiative for Sustainable Mining (IISM). Pernah berprofesi sebagai Wartawan dan bekerja di industri pertambangan.

Proyeksi Reshuffle Kabinet dan Relasi Pelik Jokowi-Surya Paloh

Kompas.com - 01/02/2023, 05:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pasalnya, Anies Baswedan bukanlah kandidat yang diinginkan oleh Jokowi untuk menggantikan posisinya nanti setelah pemilihan 2024.

Bagi Partai Nasdem, sebagaimana seringkali dijelaskan kepada awak media selama ini, posisi politik partai di dalam koalisi pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin adalah satu hal, sementara pilihan politik untuk mendukung kandidat lain di luar aspirasi personal Jokowi sebagai "King Maker" adalah lain hal.

Karena, menurut Partai Nasdem, kedua hal tersebut berada dalam rentang waktu yang berbeda. Komitmen sebagai anggota koalisi politik pendukung pemerintahan berlaku sampai tahun 2024 di mana masa pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin berakhir.

Sementara komitmen politik untuk Anies Baswedan berlaku setelah itu, alias untuk rentang waktu 2024-2029.

Sementara bagi Istana dan Jokowi, kedua hal tersebut tak bisa dipisahkan begitu saja. Keduanya berkaitan secara "sekuensial" di mana keputusan politik Partai Nasdem untuk mendukung Anies Baswedan memiliki pengaruh besar terhadap kekuatan dan legitimasi politik Istana sampai berakhirnya masa jabatan Jokowi tahun 2024.

Pandangan ini juga tak sepenuhnya salah. Lihat saja, sejak Partai Nasdem secara resmi menjadikan Anies Baswedan sebagai calon presiden, publik tidak lagi melihat Nasdem sebagai bagian dari koalisi pendukung Istana, yang kemudian secara otomatis melahirkan wacana reshuffle kabinet ke ruang publik.

Menteri-menteri dari Partai Nasdem dianggap oleh publik layak untuk dikeluarkan dari barisan kabinet hari ini.

Persis pada masalah inilah sebenarnya, menurut hemat saya, Surya Paloh merasa harus segera turun tangan untuk memitigasi risiko dikeluarkannya Nasdem dari formasi kabinet hari ini.

Jika berkaca pada reshuffle kabinet terakhir, maka bisa dipahami bahwa apa yang dilakukan Surya Paloh bukan tanpa preseden.

Pertemuan Surya Paloh dan Jokowi secara pribadi menjelang pengumuman reshuffle kabinet pada Juni 2022, dikabarkan berhasil menggagalkan Syahrul Yasin Limpo keluar dari kantor Kementerian Pertanian.

Dan setelah reshuffle diumumkan, Surya Paloh menyampaikan komentarnya kepada awak media bahwa ia berharap itu adalah reshuffle kabinet terakhir alias berharap tidak ada lagi reshuffle kabinet hingga masa jabatan Jokowi berakhir.

Jadi sangat bisa dipahami, sebenarnya Surya Paloh dan Partai Nasdem tidak bersedia menanggung risiko politik dari keputusan pencalonan Anies Baswedan di satu sisi, yakni berupa dihilangkan atau dikurangi jatah kursi kabinet untuk Nasdem, tapi juga tidak berniat untuk menggagalkan pencalonan tersebut di sisi lain.

Keberhasilan Surya Paloh kala itu dalam membatalkan Syahrul Yasin Limpo keluar dari kantor Kementerian Pertanian tentu merupakan prestasi politik yang luar biasa.

Ketika itu, Surya Paloh berhasil membuktikan kepada publik bahwa dirinya masih memiliki pengaruh di Istana. Namun masalahnya kala itu, Nasdem belum secara resmi mengumumkan Anies Baswedan sebagai calon presiden partai.

Lantas, apakah hari ini Surya Paloh akan kembali berhasil mempertahankan squad politiknya di jajaran kabinet?

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Poin-poin Pidato Megawati di Rakernas PDI-P, Bicara Kecurangan Pemilu sampai Kritik Revisi UU MK

Poin-poin Pidato Megawati di Rakernas PDI-P, Bicara Kecurangan Pemilu sampai Kritik Revisi UU MK

Nasional
Pidato Megawati Kritisi Jokowi, Istana: Presiden Tak Menanggapi, Itu untuk Internal Parpol

Pidato Megawati Kritisi Jokowi, Istana: Presiden Tak Menanggapi, Itu untuk Internal Parpol

Nasional
Kader PDI-P Teriakkan Nama Jokowi, Saat Megawati Bertanya Penyebab Kondisi MK Seperti Saat Ini

Kader PDI-P Teriakkan Nama Jokowi, Saat Megawati Bertanya Penyebab Kondisi MK Seperti Saat Ini

Nasional
Megawati Singgung Pemimpin Otoriter Populis, Hukum Jadi Pembenar Ambisi Kekuasaan

Megawati Singgung Pemimpin Otoriter Populis, Hukum Jadi Pembenar Ambisi Kekuasaan

Nasional
Persilakan Rakyat Kritik Pemerintahannya, Prabowo: Tapi yang Obyektif

Persilakan Rakyat Kritik Pemerintahannya, Prabowo: Tapi yang Obyektif

Nasional
Garuda Indonesia Minta Maaf Usai Mesin Pesawat Pengangkut Jemaah Haji Rusak 2 Kali

Garuda Indonesia Minta Maaf Usai Mesin Pesawat Pengangkut Jemaah Haji Rusak 2 Kali

Nasional
Kembangkan Layanan Digital, Presiden Jokowi Akan Buka SPBE Summit 2024 dan Luncurkan GovTech Indonesia

Kembangkan Layanan Digital, Presiden Jokowi Akan Buka SPBE Summit 2024 dan Luncurkan GovTech Indonesia

Nasional
Pidato Megawati di Rakernas Dinilai Jadi Isyarat PDI-P Bakal Jadi Oposisi Prabowo

Pidato Megawati di Rakernas Dinilai Jadi Isyarat PDI-P Bakal Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Ketika Megawati Ungkap Isi Curhatnya pada Andika Perkasa soal TNI...

Ketika Megawati Ungkap Isi Curhatnya pada Andika Perkasa soal TNI...

Nasional
Jokowi Bagikan Sembako di Yogyakarta Saat PDI-P Gelar Rakernas di Jakarta

Jokowi Bagikan Sembako di Yogyakarta Saat PDI-P Gelar Rakernas di Jakarta

Nasional
Ganjar Yakin PDI-P Bakal Rumuskan Sikap Politik terhadap Pemerintahan Prabowo-Gibran di Rakernas Kali Ini

Ganjar Yakin PDI-P Bakal Rumuskan Sikap Politik terhadap Pemerintahan Prabowo-Gibran di Rakernas Kali Ini

Nasional
PAN Tak Mau Partai Baru Gabung Prabowo Dapat 3 Menteri, PKB: Jangan Baper

PAN Tak Mau Partai Baru Gabung Prabowo Dapat 3 Menteri, PKB: Jangan Baper

Nasional
Prananda Tak Hadir Pembukaan Rakernas V PDI-P, Ada Apa?

Prananda Tak Hadir Pembukaan Rakernas V PDI-P, Ada Apa?

Nasional
Soal Ganjar, Megawati: Belum Dipensiunkan, Terus Berjuang

Soal Ganjar, Megawati: Belum Dipensiunkan, Terus Berjuang

Nasional
Upaya PDI-P Agar Kader Berprestasi Tak Dibajak Partai Lain Saat Pilkada: Beri Surat Tugas

Upaya PDI-P Agar Kader Berprestasi Tak Dibajak Partai Lain Saat Pilkada: Beri Surat Tugas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com