JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga survei Algoritma Research and Consulting menemukan bahwa Komisi Pemilihan Umum (KPU) menghadapi tantangan untuk membuktikan kemandiriannya jelang Pemilu 2024.
Hal itu terungkap berdasarkan hasil survei yang dilakukan Algoritma terhadap 1.214 responden pada 19-30 Desember 2022 melalui wawancara tatap muka, dengan margin of error yang diklaim (+/-) 3 persen.
"KPU RI memiliki pekerjaan tidak ringan dalam menunjukkan dan menegakkan prinsip penyelenggaraan pemilu yaitu independensi dan transparansi di hadapan publik," ujar Direktur Eksekutif Algoritma Aditya Perdana dalam keterangan tertulis, Senin (30/1/2023).
Baca juga: Survei Algoritma: 3 dari 4 Orang Belum Tahu Hari Pemungutan Suara Pemilu 2024
Sebanyak 48 persen responden survei Algoritma memang menilai KPU sudah bekerja mandiri, berbanding dengan 10 persen responden yang menganggap KPU telah diintervensi oleh pihak luar.
"Namun ketidaktahuan publik yang relatif besar, yaitu 38 persen, perlu diantisipasi oleh KPU RI dengan menunjukkan kerja yang professional dan independen tersebut," ujar Aditya.
Isu intervensi dan kemandirian KPU ini menyeruak menyusul dugaan kecurangan yang terjadi pada tahapan verifikasi faktual partai politik calon peserta Pemilu 2024.
Baca juga: DKPP Diminta Usut Isu Istana Intervensi Penetapan Peserta Pemilu
Gabungan LSM yang mengatasnamakan diri Koalisi Masyarakat Sipil Kawal Pemilu Bersih telah mengungkap sejumlah dugaan kecurangan serta mengadvokasi laporan ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) dari penyelenggara pemilu di daerah yang mengaku tahu dugaan kecurangan untuk bantu meloloskan partai politik tertentu itu.
"Dalam isu verifikasi partai politik yang menghebohkan lalu, 46 persen responden menyatakan bahwa hal yang dilakukan oleh KPU RI sudah transparan. Sebanyak 18 persen mengatakan sebaliknya yaitu KPU RI bekerja tidak transparan," jelas Aditya.
"Sisanya sebanyak 31 persen tidak tahu. Menurut kami ini juga menunjukkan hal yang sama (KPU punya pekerjaan menunjukkan kemandiriannya kepada publik)," tambahnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.