"MoU ini idealnya mengatur komitmen ketiga parpol untuk memperjuangkan harapan rakyat akan perubahan dan perbaikan, khususnya terkait masalah ekonomi, kesejahteraan sosial, keadilan, penegakan hukum, dan demokrasi, sekaligus memberi mandat kepada bacapres untuk sesegera mungkin menentukan pasangannya,” kata AHY.
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro menilai kunjungan Nasdem tersebut menunjukkan internal Koalisi Perubahan sedang tidak baik-baik saja.
Terlebih, tenggat waktu yang diberikan Nasdem kepada Demokrat dan PKS perihal sosok bacapres hingga kini tak kunjung menemui kesepakatan bersama. Dengan kondisi ini, masa depan Koalisi Perubahan pun dipertaruhkan.
Menurut Agung, apabila Nasdem berpindah haluan ke Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya, otomatis Koalisi Perubahan akan bubar.
Hal ini terjadi karena Demokrat dan PKS tak bisa memenuhi presidential threshold.
Jika demikian, kata Agung, bukan hanya Demokrat dan PKS saja yang dirugikan, Nasdem juga diyakini akan merugi.
Alasannya, jika berpindah ke kubu Gerindra dan PKB, Nasdem pada akhirnya hanya menjadi pelengkap Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya.
"Menimbang, Gerindra dan PKB adalah inisiator awalnya," kata Agung dalam keterangan tertulis.
Dengan manuver Nasdem ke Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya, nasib pencapresan Anies pun berada di ujung tanduk.
Menurut Agung, Nasdem yang selama ini identik dengan Anies akan tereduksi apabila bergabung dengan kubu Gerindra dan PKB.
Sebab, bagi Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto merupakan bacapres harga mati.
Agung juga menilai bahwa jalan Anies menjadi bacapres sejauh ini begitu terjal. Secara bertubi-tubi, Nasdem sebagai pengusung Anies diserang oleh mitra koalisi di pemerintahan.
Serangan ini tak lepas karena Anies lebih identik dengan narasi perubahan atau semangat oposisi, ketimbang continuity atau keberlanjutan.
"Bagi sebagian mitra koalisi kurang elok ketika Nasdem masih berada di koalisi sementara mendorong Anies sebagai capres karena seakan-akan sedang bermain dua kaki," tegas Agung.
"Sehingga wacana reshuffle mengemuka untuk mengurangi atau bahkan mengeluarkan Nasdem dari kabinet," imbuh dia.
(Penulis: Tatang Guritno, Ardito Ramadhan, Nicholas Ryan Aditya | Editor: Novianti Setuningsih, Dani Prabowo)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.