Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Pakai Kemeja Merah Marun Saat Kunker ke Sulut, Ini Alasannya

Kompas.com - 19/01/2023, 17:03 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) tampak berbeda saat melakukan kunjungan kerja (kunker) di Sulawesi Utara pada Kamis (19/1/2023).

Mantan Wali Kota Solo tersebut terlihat tidak mengenakan kemeja berwarna putih seperti biasanya. Kali ini, Jokowi mengenakan kemeja merah marun.

Kemeja itu dipakainya sejak pagi, yakni saat berkunjung ke Pasar Pinangsungkulan di Kota Manado. Lalu, saat mengunjungi Pasar Airmadidi di Kabupaten Minahasa Utara.

Kemudian, saat meresmikan Bendungan Kuwil Kawangkoan Kepala Negara juga masih memakai kemeja yang sama.

Baca juga: Puan Tak Diajak Jokowi Bicarakan Reshuffle: Presiden yang Tentukan Kapan Hari Baiknya

Deputi Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin menjelaskan alasan mengapa Presiden Jokowi memakai kemeja merah marun.

Menurut Bey, tidak ada alasan khusus dari Jokowi mengenakan kemeja merah marun.

"Tidak ada alasan khusus. Itu kemeja yang dibeli langsung Bapak Presiden ketika berkunkung ke Grand Indonesia," ujar Bey ketika dikonfirmasi.

"Jadi dipakai hari ini. Bapak Presiden sampaikan, 'Masak putih terus? Sekali-kali warna lain. Bagus kan?'" katanya lagi sambil mengutip pernyataan Jokowi.

Baca juga: Cek Harga Sembako di Minahasa Utara, Jokowi: Inflasi Terjaga 4 Persen

Kemeja merah marun yang dikenakan Jokowi rupanya produk dalam negeri dengan merk Executive.

Kemeja itu dibeli Presiden Jokowi saat berkunjung ke mal Grand Indonesia pada Minggu (15/1/2023).

Sementara itu, setelah meresmikan bendungan, Presiden Jokowi diagendakan meninjau kawasan Likupang.

Kemudian, meninjau kapal Nirmala Bahari di Pelabuhan Munte, Kabupaten Minahasa Utara.

Selesai semua kegiatan, Presiden Jokowi akan kembali ke hotel tempatnya bermalam di Kota Manado untuk melanjutkan kegiatan kerja keesokan harinya.

Baca juga: Tak Sependapat dengan Jokowi, Anggota DPR: BIN Koordinator Intelijen, Bukan Kemenhan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Nasional
Hanya Ada 2 Suplier Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Hanya Ada 2 Suplier Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Nasional
Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Nasional
KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

Nasional
Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Nasional
KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

Nasional
Soal 'Presidential Club' Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

Soal "Presidential Club" Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

Nasional
KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

Nasional
KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

Nasional
Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Nasional
Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Nasional
TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

Nasional
Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
 Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Nasional
Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com