JAKARTA, KOMPAS.com - Sandiaga Uno dinilai tengah menghadapi situasi dilema setelah manuver politiknya mendekati Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mulai tercium petinggi Partai Gerindra.
Sebabnya, Gerindra telah "menggembok" nama Prabowo sebagai satu-satunya sosok calon presiden (capres) yang akan diusung partai berlambang garuda dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Sementara, banyak pihak menilai, PPP belum tentu menerima Sandiaga. Apalagi, PPP juga telah terikat dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan kecilnya bargaining politik PPP.
Sejauh ini, elite Gerindra telah bersikap atas manuver Sandiaga. Misalnya, Ketua Harian DPP Gerindra Sufmi Dasco Ahmad yang tak mempermasalahkan jika Sandiaga hijrah ke PPP.
Baca juga: Sindiran Keras Prabowo di Tengah Kemesraan Sandiaga Uno dan PPP
Bahkan, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto menyentil kadernya yang sudah tak sejalan agar hengkang dari partai.
Meski tak secara eksplisit ditujukan untuk Sandiaga, namun pernyataan Prabowo dinilai mengarah pada sosok Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu.
Dalam peresmian ini, turut dihadiri oleh Prabowo dan sejumlah elite Gerindra. Namun, Sandiaga absen dalam kegiatan tersebut.
Baca juga: Prabowo Capres Harga Mati buat Gerindra, Peluang Sandiaga Unjuk Gigi Dinilai Tertutup
Sebaliknya, Sandiaga justru hadir dalam acara Hari Lahir PPP ke-50 di Yogyakarta, sehari berikutnya, Minggu (8/1/2023).
Dalam acara peresmian Kantor Badan Pemenangan Presiden, Prabowo menyinggung kadernya yang bermanuver.
Walaupun tak menyinggung nama Sandiaga, Prabowo mempersilakan kadernya meninggalkan partai jika sudah tak cocok dengan dirinya.
"Kalau tidak cocok sama Prabowo, ya monggo enggak apa-apa, cari partai lain, pindah partai boleh dong," kata Prabowo saat meresmikan kantor Badan Pemenangan Presiden Gerindra, Sabtu (7/1/2023).
Prabowo menyebut bahwa saat ini ada kader Gerindra yang keluar jalur. Sikap yang ditunjukkan kader itu disebut berbeda dengan perkataannya.
"Ada saja rekan kita yang kadang-kadang keluar dari jalur, salah jalan, enggak tahu saya, karena itu sifat, kita harus koreksi diri kita, lain di mulut lain di hati. Tinggi gunung seribu janji, lain di bibir lain di hati, kumaha (bagaimana)?" ujar Prabowo.
Baca juga: PPP: Kita Tak Ajak Gabung, tapi Senang Kalau Dapat Orang Sekaliber Sandiaga Uno
Padahal, kata Prabowo, seorang kader harus mengikuti garis yang sudah ditetapkan partai. Sebab, membesarkan partai perlu kerja sama seluruh anggota.
Oleh karenanya, Prabowo berharap, kader-kader yang keluar jalur itu segara mendapat pencerahan. Atau jika tidak, dapat memutuskan berpisah dengan Gerindra secara baik-baik.
"Aku juga dulu di Golkar pindah dengan baik, tapi saya menghadap ketua umum waktu itu saya pamit. Aku bikin surat pengunduran diri dan aku pamit. Saya datang ke tokoh-tokoh Partai Golkar untuk pamit," ujar Prabowo.
Prabowo menegaskan tak masalah jika dibohongi atau dikhianati orang lain. Namun, paling penting, dia tidak membohongi atau mengkhianati orang lain.
"Saya siap seandainya kalian semua tinggalkan saya, saya tidak akan gentar dan saya tidak berhenti berjuang untuk bangsa dan negara," kata Prabowo.
Sementara itu, Sandi mengaku bakal sowan ke pimpinan partai.
"Saya akan tabayun dulu mohon teman-teman berikan kesempatan beberapa waktu untuk saya bertabayun sama Pak Prabowo, sekaligus juga melaporkan dan segera nanti setelah bertabayun dengan beliau karena adab berkomunikasi dengan pimpinan itu bukan melalui media tetapi langsung bertabayun," katanya usai menghadiri Harlah ke-50 PPP di Stadion Kridosono, Yogyakarta, Minggu (8/1/2023).
Baca juga: Prabowo Persilakan Kadernya Hengkang apabila Sudah Tak Cocok, Sandiaga: Saya Akan Tabayun Dulu
Namun, ketika ditanya soal keinginannya maju capres, Sandi tak menjawab tegas. Dia mengatakan, pencapresan merupakan ranah pimpinan partai.
"Saya harus sowan ke pimpinan partai di mana saya bernaung sekarang, di Gerindra, dan saya nanti akan tabayun dengan Pak Prabowo agar kita memiliki hubungan yang baik, dan tentunya seusai dengan etika dan adab berpolitik kita harus sama-sama bina ketukunan dan kesatuan kita," jelasnya.
Sementara itu, Dasco mengaku telah menerima informasi dari sumbernya bahwa Sandiaga akan berpindah ke PPP.
Berdasarkan informasi itu, Dasco pun meyakini bahwa kepindahan Sandiaga ke PPP sudah mendekati akhir.
Baca juga: Sandiaga Uno Bermanuver Jelang Pilpres, Gerindra: Tak Penting, Kami Konsentrasi Menangkan Prabowo
Walaupun begitu, Dasco tak mempermasalahkan apabila pada akhirnya Sandiaga berpindah.
“Ya enggak ada masalah. Kita dengan partai semua kan hubungan baik, terutama di parlemen. Mau dengan PPP, mau dengan partai yang lain, kita enggak ada masalah,” ujar Dasco ditemui di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (29/12/2022).??“Kelihatannya memang sudah tanda-tanda mendekati akhir tahun menjadi jelas, dan terarah,” katanya lagi.
Atas pernyataan Dasco, PPP pun menyambut baik apabila Sandiaga akan berpindah ke partai berlambang kabah itu.
Ketua DPP PPP Achmad Baidowi atau Awiek menyebut Sandiaga selama ini mempunyai hubungan baik dengan PPP.
Hal ini terlihat dari kehadiran Sandiaga sebagai narasumber di berbagai acara PPP.??"Ya kalau kemudian ada informasi dari Gerindra seperti itu, ya mudah-mudahan, ya kita menyambut baik," tutur Awiek dihubungi, Rabu (28/12/2022).
Di sisi lain, Sandiaga saat ini dinilai tengah dihadapi situasi dilema "maju kena mundur kena".
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menyebut dilema tersebut karena peluang Sandiaga maju menjadi capres sudah tertutup rapat di Gerindra.
Sebab, Gerindra telah menjadikan Prabowo sebagai satu-satunya capres yang akan diusung partai.
Tetapi di saat yang sama, PPP juga belum tentu menerima dan mendukung Sandiaga.
Mengingat, PPP pernah blak-blakkan mendukung Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menjadi capres atau pun calon wakil presiden (cawapres).
Menurutnya, peluang Sandiaga bisa maju sebagai capres kian tipis karena kecilnya bargaining PPP, misalnya, perolehan 19 kursi di parlemen dari hasil Pemilu 2019.
Belum lagi, PPP juga sudah terikat dengan KIB yang diisi Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Pada situasi inilah, Ujang menyebut bahwa Sandiaga dalam situasi dilema "maju kena mundur kena".
"Itulah dinamika politik yang terjadi, maju kena mundur kena Sandiaga agak sulit, karena 2024 bukan momentumnya dia, agak sulit di Gerindra, sulit di PPP, karena bargaining PPP pun kecil," ujar Ujang, Selasa (10/1/2023).
"Jangan lupa, PPP sudah berada di KIB, bagaimana pun KIB miliknya Jokowi, jokowi lah yang menentukan siapa capres-cawapresnya," imbuh dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.