Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mustakim
Jurnalis

Eksekutif Produser program talkshow Satu Meja The Forum dan Dua Arah Kompas TV

Pecah Kongsi, Menteri Diganti?

Kompas.com - 11/01/2023, 10:50 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PRESIDEN Joko Widodo atau Jokowi dikabarkan bakal merombak Kabinet Indonesia Maju. Diduga kuat langkah ini diambil karena partai koalisi pendukung Jokowi pecah kongsi.

Kabar Presiden Jokowi akan melakukan reshuffle atau perombakan Kabinet Indonesia Maju semakin santer terdengar awal 2023 ini.

Tak hanya sekali Jokowi menyinggung soal rencana mengganti atau merombak para pembantunya.

Jokowi diketahui telah berulang kali memberikan sinyal terkait rencana reshuffle kabinet. Setidaknya sejak Oktober 2022 lalu hingga awal 2023, sudah empat kali Jokowi mengirim sinyal soal rencana merombak kabinetnya.

Isu ini semakin nyaring dan sering dibicarakan usai Partai NasDem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden di Pemilu 2024.

Manuver politik Partai NasDem dikabarkan membuat hubungan antara Jokowi dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh renggang.

Di beberapa agenda, Jokowi tampak enggan menunjukkan keakraban dan kehangatan dengan sang ‘mantan’ sekondan.

Pecah kongsi

Jokowi harus berbagi kursi dan posisi menteri untuk partai koalisi yang sudah berjasa mengantarkan dia kembali memimpin bangsa ini.

Tak terkecuali Partai NasDem. Pasalnya, partai politik besutan dan pimpinan Surya Paloh ini ikut mendukung dan mengawal pemerintahan Jokowi.

Tak hanya itu. Seperti PDI Perjuangan, Partai NasDem juga dua kali mendukung pencapresan Jokowi, yakni di Pilpres 2014 dan Pilpres 2019.

Atas sokongan dan dukungan tersebut, Partai NasDem diberi tiga posisi menteri oleh Jokowi, yakni Menteri Komunikasi dan Informatika Johny G Plate, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya.

Namun, sekarang Partai NasDem meradang. Pasalnya, kadernya yang ada di kabinet Jokowi diminta hengkang karena dianggap tak becus bekerja.

Juga sudah dianggap tak lagi seia sekata dengan koalisi partai pendukung pemerintahan Jokowi.

Adalah Djarot Saiful Hidayat yang pertama kali meniup ‘genderang perang’. Ketua DPP PDI Perjuangan ini menyinggung kinerja Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

Djarot mengkritik langkah Kementeran Pertanian yang melakukan impor beras hingga 500.000 ton. Menurut dia, kebijakan itu tak sesuai mandat Jokowi yang ingin Indonesia mampu membangun kedaulatan pangan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com