Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ironi Ganjar di HUT PDI-P: Diteriaki Kader "Presiden", oleh Megawati Diingat Pun Tidak

Kompas.com - 11/01/2023, 10:05 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo turut hadir dalam acara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-50 PDI Perjuangan, Selasa (10/1/2023).

Sosok Ganjar begitu dielu-elukan oleh kader partai banteng. Pekik "Ganjar presiden" bahkan menggema ketika para kader mengerumuni orang nomor satu di Jateng itu.

Namun, keriuhan serupa tak tampak di kalangan elite PDI-P. Seolah tak diacuhkan, nama Ganjar tidak sedikit pun disinggung oleh Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dalam pidato satu setengah jamnya.

Pemandangan ini pun seakan menjadi ironi. Kehadiran Ganjar tampak begitu dinanti para kader, namun tak dapat perlakuan spesial dari elite partai banteng.

Baca juga: Kesabaran Ganjar dan Pujian Jokowi atas Sikap Megawati soal Capres PDI-P

Diteriaki presiden

Atensi kader begitu besar saat Ganjar tiba lokasi acara HUT ke-50 PDI-P di Jakarta International Expo, Jakarta Pusat, Selasa pagi.

Ratusan kader berbaju merah berlambang banteng kebesaran PDI-P mengerumuni Ganjar yang hendak masuk ke dalam gedung. Mereka berdesak-desakan untuk bersalaman dan berfoto, atau sekadar menyapa Ganjar.

Saking padatnya massa menyemut, sampai-sampai, Ganjar begitu kesulitan untuk berjalan.

Namun begitu, Ganjar tampak menyambut hangat perhatian tersebut. Dia banyak tersenyum, menyambut jabatan tangan, dan tak menolak ketika diminta foto bersama.

Gegap gempita yang sama juga terasa usai acara. Begitu keluar gedung, Ganjar langsung diserbu oleh ratusan kader PDI-P.

Baca juga: Ketika Ganjar Diserbu Kader PDI-P Usai HUT Partai...

Awak media sampai harus berdesakan dengan para kader ketika hendak mewawancarai Ganjar.

"Gantian dong, wartawan!" seru beberapa kader.

Tak menyerah, kader-kader partai banteng terus mengikuti pergerakan Ganjar untuk bersalaman dan berfoto bersama. Bahkan, teriakkan "Ganjar presiden" sempat menggema.

"Ganjar, presiden! Ganjar, presiden!" pekik para kader.

Tak diacuhkan

Namun, ingar bingar sosok Ganjar itu seolah lenyap ketika Megawati tampil di panggung. Dalam pidato panjangnya yang memakan waktu lebih dari satu jam, ketua umum PDI-P tersebut tak sedikit pun menyebut nama Ganjar.

Megawati lebih banyak bicara soal dirinya sendiri dan pencapaiannya dalam membesarkan partai dan memimpin negara. Putri Proklamator itu juga menyinggung ketokohan sang ayah, Soekarno.

Presiden kelima RI tersebut juga tak luput menyinggung beberapa nama pejabat negara seperti Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.

Baca juga: Megawati Sebut Capres PDI-P adalah Kader, Ganjar: Sabar....

Sederet nama menteri Kabinet Indonesia Maju juga disebut-sebut Mega seperti Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD; Menteri Pendayagunaan Apratur Negara, Reformasi, dan Birokrasi (Menpan RB) Abdullah Azwar Anas; dan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini.

Berulang kali Megawati juga menyinggung Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto, lalu Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI-P Kota Solo yang juga mantan Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo.

Selain itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi hingga Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim juga tak lepas dari perhatian Megawati.

Bahkan, di sela-sela pidatonya, Megawati sempat memperkenalkan dua cucunya yang hadir, yang tak lain anak dari Ketua DPP PDI-P Puan Maharani.

Tak sekali pun sosok Ganjar disinggung. Seolah tak mendapat tempat spesial, Ganjar tak duduk di deretan kursi tamu terdepan bersama para pejabat negara dan elite PDI-P.

Baris kursi terdepan itu diisi oleh Megawati, Presiden Jokowi, Wapres Ma'ruf Amin. Ada pula putra-putri Megawati, Puan Maharani dan Prananda Prabowo, lalu Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung dan Sekjen Hasto Kristiyanto.

Sementara, Ganjar tampak duduk di barisan kursi ketiga bersebelahan dengan kader-kader PDI-P lainnya.

Saat prosesi pemotongan tumpeng, Megawati hanya didampingi beberapa nama seperti Presiden Jokowi, Wapres Ma'ruf Amin, Puan Maharani, Prananda Prabowo, Hasto Kristiyanto, Pramono Anung, dan Olly Dondokambey. Lagi-lagi, tak ada sosok Ganjar.

Ironi

Melihat ini, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menyebutkan, kehadiran Ganjar di acara HUT ke-50 PDI-P seolah menjadi ironi.

Menurut dia, ini tak lepas dari gaduh pencalonan presiden PDI-P untuk Pemilu 2024. Oleh para kader, sejak lama Ganjar digadang-gadang menjadi calon presiden (capres).

Sementara, dukungan elite partai banteng tampak lebih mengarah ke putri mahkota, Puan Maharani.

"Ganjar di internal dipinggirkan, di eksternal banyak yang dukung karena memang polanya seperti itu, karena di internalnya ada Mbak Puan," kata Ujang kepada Kompas.com, Rabu (11/1/2023).

Ujang mengatakan, wajar jika elite PDI-P lebih menginginkan Puan jadi capres. Sebab, Ketua DPR RI itu punya hak istimewa, sebagai putri Megawati sekaligus pewaris darah Soekarno.

Sementara, meski punya modal elektabilitas besar, Ganjar bukan berasal dari trah Bung Karno.

Oleh karenanya, ketimbang memberikan ruang buat Ganjar, perhatian partai lebih besar ditujukan buat Puan.

"Kalau ada capres lain kan itu ibaratnya seperti ada matahari kembar yang tidak boleh bersinar di partai, biar saja sinarnya di luar," ucap Ujang.

Ujang menilai, dalam pidato kemarin, Megawati tampak lebih condong membela putrinya sendiri. Ini tersirat ketika Megawati berulang kali menyinggung peran penting perempuan.

Baca juga: Redupnya Sinar Ganjar di HUT PDI-P, Tak Dihiraukan Megawati hingga Duduk Berimpitan dengan Kader Lain

Meski tidak menyebut nama Puan secara langsung, namun, kata Ujang, pidato Megawati mengesankan bahwa dia mendukung perempuan menjadi pemimpin.

"Secara kasat mata, pernyataan itu berlaku umum bagi selalu kadar PDI-P maupun seluruh perempuan Indonesia. Tapi secara spesifik, secara subjektif, bisa saja ditafsirkan bahwa itu sinyal dukungan Megawati untuk Puan," ucap ujang.

Kendati demikian, Ujang mengatakan, politik masih sangat dinamis. Pencapresan PDI-P belum final meski diprediksi bakal tetap berkutat pada dua nama, antara Ganjar atau Puan.

Melihat langgam politik PDI-P yang kerap mengumumkan jagoannya pada detik-detik menjelang pencapresan, "partai wong cilik" itu diperkirkan belum akan mengumumkan capres dalam waktu dekat.

"Politik selalu berubah, selalu dinamis. Hari ini mungkin seperti itu, ke depan kita nggak tahu. Itu yang sulit dipelajari di politik," tutur Ujang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Bingung Mau Siapkan Jawaban

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Bingung Mau Siapkan Jawaban

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

Nasional
Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Nasional
Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Nasional
Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Nasional
Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Nasional
Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Nasional
Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Nasional
Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Nasional
Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Nasional
Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com