Selain itu, ada lima gelar lain yang akan dianugerahkan ke dia, tetapi tertunda karena pandemi Covid-19.
Menurut Megawati, ini membuktikan bahwa dirinya tak hanya cantik dan karismatik, tetapi juga pintar.
"Kamu tahu enggak sih, Ibumu ini sudah pintar, cantik, karismatik, pejuang. Opo meneh (apa lagi)?" ujar dia.
Megawati mengatakan, kepintarannya juga dibuktikan dari perjuangan dia membesarkan PDI-P.
Presiden ke-5 RI itu bercerita bahwa ketika masih bernama PDI, partainya pernah dilanda dualisme kepemimpinan yang menghadapkan Megawati dengan Soerjadi.
Kepemimpinan Megawati bahkan sempat tak diakui oleh pemerintah Orde Baru kala itu. Namun, kata Mega, ketika itu dirinya tak tinggal diam.
Respons Jokowi
Berbeda dengan Megawati yang ceplas-ceplos dalam pidatonya, Jokowi yang dapat giliran berpidato setelahnya justru tampak kaku.
Selama sekitar 21 menit berpidato, Jokowi lebih banyak berbicara soal situasi ekonomi yang dibayang-bayangi krisis serta kebijakan pemerintah melarang ekspor bahan mentah dan hilirisasi industri.
Baca juga: Jokowi: Hati-hati, Penduduk Negara yang Tidak Kena Resesi Juga Akan Rasakan Resesi
Jokowi hanya menyinggung isu politik di penghujung pidatonya, itu pun berisi pujian kepada Mega yang dinilainya berhati-hati dalam memutuskan capres dari PDI-P.
"Yang saya senang, mohon maaf Bu Mega, Bu Mega dalam memutuskan betul-betul sangat hati-hati. Betul-betul tenang dan tidak grusa-grusu seperti yang lain-lainnya, didesak-desak dari mana pun tidak goyah," kata Jokowi.
Padahal, dalam acara hari ulang tahun partai lainnya, Jokowi biasanya lebih luwes dalam berpidato dan tak jarang menyelipkan kode atau sikapnya terkait isu politik terkini.
Pada acara HUT Partai Hanura pada 21 Desember 2022 lalu misalnya, Jokowi menyampaikan keluh kesahnya ketika pihak Istana dianggap ikut campur dalam menentukan lolos atau tidaknya partai politik sebagai peserta pemilu.
Lalu, pada peringatan HUT Perindo, 9 November 2022, Jokowi bahkan memberikan kode dukungan kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk maju sebagai calon presiden.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.