Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Hanya Yudo Margono, 2 Panglima TNI Era Jokowi Pernah Rangkap Jabatan Kepala Staf

Kompas.com - 27/12/2022, 15:17 WIB
Achmad Nasrudin Yahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono hingga kini masih merangkap jabatan sebagai Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL).

Hal ini terjadi lantaran Presiden Joko Widodo belum menunjuk sekaligus melantik KSAL pengganti Yudo.

Untuk mengisi kekosongan tersebut, Yudo pun terpaksa mengisi kursi jabatan yang sebelumnya ia emban.

Baca juga: Yudo Margono Rangkap Jabatan, Presiden Diminta Segera Tunjuk KSAL Baru

Di sisi lain, rangkap jabatan yang dijalani Yudo dalam waktu dekat dipastikan akan berakhir.

Sebab, Jokowi akan melantik KSAL baru, besok, Rabu (28/12/2022).

Hal ini disampaikan Jokowi saat memberikan keterangan pers di sela-sela kunjungan kerjanya di Pasar Pujasera, Subang, Jawa Barat Selasa (27/12/2022).

"Pelantikan KSAL, KSAL Insya Allah besok, pelantikannya besok KSAL," kata Jokowi dikutip dari tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa.

Meski demikian, rangkat jabatan Yudo sebagai Panglima TNI sekaligus KSAL bukanlah fenomena baru.

Baca juga: Ingin KSAL Baru segera Dilantik, Panglima TNI Yudo: HP Saya Pecah Ini Terima Laporan Banyak Sekali

Setidaknya ada dua Panglima TNI yang merangkap jabatan sebagai kepala staf angkatan pasca-reformasi. Uniknya, seluruhnya terjadi di era pemerintahan Jokowi.

Gatot dan Hadi

Kepala Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE) Anton Aliabbas mencatat dua dari sembilan pengangkatan Panglima TNI pasca-reformasi diwarnai dengan rangkap jabatan menjadi kepala staf angkatan.

Dua Panglima TNI yang dimaksud yakni Jenderal Gatot Nurmantyo dan Marsekal Hadi Tjahjanto.

Baca juga: Besok, Jokowi Lantik KSAL Pengganti Yudo Margono

Gatot Nurmantyo tercatat pernah merangkap jabatan posisi Panglima TNI dan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) selama tujuh hari.

Gatot yang dilantik sebagai Panglima TNI pada 8 Juli 2015 baru menyerahkan jabatan KSAD kepada Jenderal Mulyono pada 15 Juli 2015.

Sementara Hadi diangkat menjadi Panglima TNI pada 8 Desember 2017. Tercatat, Hadi merangkap jabatan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) hingga 17 Januari 2018.

Baca juga: Soal KSAL Pengganti Yudo Margono, Anggota Komisi I DPR Sarankan dari Korps Pelaut

Hadi melepas jabatan orang nomor satu di matra udara tepat ketika Jokowi melantik Marsekal Yuyu Sutisna sebagai KSAU baru pada 17 Januari 2018.

Dengan begitu, Hadi merangkap jabatan Panglima TNI sekaligus KSAU selama 40 hari.

Sementara pelantikan tujuh Panglima TNI lainnya pasca-reformasi tercatat bervariasi.

Sebanyak enam peristiwa pelantikan Panglima TNI terjadi bersamaan dengan pelantikan kepala staf angkatan.

Sedangkan, pelantikan kepala staf angkatan mendahului pelantikan Panglima TNI terjadi sebanyak satu kali.

Adapun peristiwa pelantikan kepala staf mendahului pengangkatan Panglima TNI terjadi saat Jenderal Ryamizard Ryacudu dilantik Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri sebagai KSAD pada 4 Juni 2002.

Sementara, pendahulunya, Jenderal Endriartono Sutarto baru dilantik sebagai Panglima TNI pada 7 Juni 2002, meski DPR telah menyetujui pengangkatan Endriartono pada 28 Mei 2002.

Anton menyatakan, walaupun seorang Panglima TNI merangkap jabatan sebagai kepala staf angkatan bukan fenomena baru, tetapi hal itu tetap tidak baik untuk roda organisasi TNI.

"Sekalipun ini bukan hal pertama yang dilakukan Jokowi, rangkap jabatan posisi strategis bukanlah hal baik bagi organisasi, termasuk institusi militer," tegas Anton dalam siaran pers, Selasa.

Baca juga: Teka-teki Calon KSAL, Jokowi Diminta Tak Abaikan Kebutuhan Organisasi

Menurut Anton, pergantian kepala staf angkatan pada dasarnya merupakan hak prerogatif Presiden.

Walaupun begitu, Jokowi juga semestinya memprioritaskan seleksi calon kepala staf bersamaan dengan proses pengajuan nama Panglima TNI ke DPR.

"Dengan demikian, pergantian kepala staf dapat dilakukan bersamaan dengan pelantikan Panglima TNI yang baru," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Bingung Mau Siapkan Jawaban

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Bingung Mau Siapkan Jawaban

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

Nasional
Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Nasional
Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Nasional
Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Nasional
Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Nasional
Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Nasional
Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Nasional
Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Nasional
Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Nasional
Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com