Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelak Tawa Pecah di Ruang Sidang, Saat Kuat Ma'ruf Respons soal Kecerdasannya di Bawah Rata-rata

Kompas.com - 22/12/2022, 12:34 WIB
Fitria Chusna Farisa

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Gelak tawa mewarnai sidang kasus dugaan pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Rabu (21/12/2022).

Dalam sidang tersebut, jaksa penuntut umum (JPU) menghadirkan saksi ahli psikologi forensik dari Asosiasi Psikolog Forensik Indonesia (Apsifor) bernama Reni Kusumowardhani.

Di hadapan Majelis Hakim, ahli menyampaikan hasil asesmen psikologi untuk lima terdakwa pembunuhan berencana, Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Richard Eliezer atau Bharada E, Ricky Rizal, dan Kuat Ma'ruf.

Baca juga: Kali ke-3 Ferdy Sambo Tuding Penyidik Kepolisian Ingin Semua Orang di Rumahnya Jadi Tersangka Pembunuhan Brigadir J

Menurut ahli, tingkat kecerdasan ART Sambo, Kuat Ma'ruf, di bawah rata-rata orang lainnya.

"Kuat Ma'ruf kecerdasannya tergolong di bawah rata-rata dibanding populasi orang seusianya. Jadi, Bapak kuat Ma'ruf ini agak lebih lambat dalam memahami informasi," kata Reni dalam sidang.

Dengan tingkat kecerdasan demikian, kata Reni, Kuat lebih lambat dalam memahami informasi dan menyesuaikan diri dari tuntutan lingkungan.

Namun, menurutnya, Kuat memiliki potensi untuk memahami keadaan di lingkungan sekitar melalui nilai-nilai moral yang dia yakini dan lewat kebiasaan-kebiasaannya.

Reni juga mengatakan, pemahaman moral Kuat terbilang baik. Kuat juga memiliki kepatuhan tinggi terhadap otoritas di atasnya, namun tidak mudah disugesti.

"Jadi pada Bapak Kuat Ma'ruf ini tidak mudah disugesti. Kepatuhannya tinggi tetapi tidak mudah disugesti," ujarnya.

Baca juga: Asesmen Psikologi Ungkap Kecerdasan Kuat Maruf di Bawah Rata-rata

Oleh Majelis Hakim, Kuat lantas dipersilakan memberikan tanggapan atas hasil asesmen psikologinya. Respons Kuat itulah yang kemudian mengundang gelak tawa pengunjung sidang.

"Saya mau bertanya kepada Bu Psikolog. Mohon maaf, Ibu, kalau Ibu menyimpulkan (kecerdasan) saya di bawah rata-rata, saya ikhlas," kata Kuat sambil tertawa, diikuti tawa hadirin sidang lainnya.

Kuat lantas menanyakan, apakah menurut ahli, dirinya termasuk tipe pembohong atau bukan. Sebab, kata Kuat, belakangan dia kerap dianggap tidak jujur.

"Yang saya tanyakan, saya ini tipe orang pembohong, apa yang tidak jujur, apa gimana, Bu? Soalnya akhir-akhir ini saya sering disebut pembohong dan tidak jujur dan saya sakit dengan bahasa itu, Ibu," ujar Kuat.

Reni tak menjawab secara gamblang pertanyaan Kuat. Dia hanya menyebut bahwa Kuat pernah menyampaikan keterangan bohong.

"Dari hasil pemeriksaan kami semua, memang pernah terjadi kebohongan dan itu sudah diakui, kemudian direvisi, dan kemudian kami mengukur kredibilitas keterangan Bapak," terangnya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com