Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Makmun Rasyid
Pengurus MUI Pusat

Pengurus Harian Badan Penanggulangan Ekstremisme dan Terorisme MUI Pusat

Menghadapi Terorisme Murahan

Kompas.com - 16/12/2022, 11:14 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PERKEMBANGAN radikal-terorisme telah masuk ke tahap akut. Keinginan untuk memberantas sampai ke akar-akarnya tidak mudah.

Pemerintah Indonesia, melalui kepolisian, berusaha semaksimal mungkin untuk memutus mata rantai radikal-terorisme. Baik menggunakan “soft approach” maupun “hard approach”.

Namun aktivitas dan aksi mereka tetap ada. Ditambah, embrio-embrionya muncul ke permukaan seperti bakteri, yang ditumpas kemudian muncul kembali.

Ragam fenomena dan kejadian, mengingatkan saya pada sebuah film berjudul Body of Lies (2007) yang memotret keadaan bahwa kita bisa merasakan sama lelahnya dengan musuh, kemudian sama-sama merancang strategi jitu dalam aksi di lapangannya.

Objek yang dicegah dan ditanggulangi selama ini memiliki doktrin tentang “sang pejuang masa depan”, yang membuat mereka terus beradaptasi.

Dalam istilah kelompok teror disebut “al-Mutaghayyirat”; sebuah tuntutan untuk mampu berselancar di alam tempat mereka tinggal dan bertugas.

Perselancaran itu telah mereka buktikan dengan melakukan gerakan infiltrasi dan gerakan senyap ke berbagai lapisan kelompok, institusi, dan lembaga.

Kepiawaian mereka bermetamorfosis ini dikenal juga dengan “soft strategy” (strategi lembut), yang piawai menyakinkan target dan objek sasaran.

Kelompok teror terbesar di Indonesia seperti Jamaah Ansharud Daulah (JAD) dan Jamaah Islamiyah (JI) bukan sesuatu yang susah untuk merekrut dan mengkader masyarakat yang sudah tidak percaya pada pemerintah, pihak keamanan, dan lembaga-lembaga keagamaan.

Mereka melempar jala ke ruang-ruang yang benih intolerannya sudah ada, hingga menjaring siapa yang potensial di kelompoknya.

Maka mereka memelihara narasi-narasi antipemerintah, sikap intoleran pada kemajemukan hingga membenturkan sesama anak bangsa.

Penyederhanaan aksi

Pascadisahkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, terjadinya beberapa pergeseran pemaknaan yang dilakukan kelompok teror.

Pertama, menyederhanakan aksi-aksi di lapangan dalam rangka membuat ketakutan berkelanjutan, seperti Abu Rara yang divonis 12 tahun penjara karena terlibat kasus penusukan Wiranto (10 Oktober 2019).

Begitu pula Zakiah Aini yang bermodalkan airsoft gun melakukan penyerangan ke Mabes Polri (31 Maret 2021).

Zakiah Aini tahu bahwa alat yang dipegangnya tidak akan mematikan orang, namun dirinya menjemput kematian karena telah mendapat asupan doktrin tentang “istisyhadiyah” (operasi untuk mencari kematian).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com