Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Makmun Rasyid
Pengurus MUI Pusat

Pengurus Harian Badan Penanggulangan Ekstremisme dan Terorisme MUI Pusat

Menghadapi Terorisme Murahan

Kompas.com - 16/12/2022, 11:14 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Penyederhanaan aksi di atas karena tak luput dari adanya fatwa yang tersebar dalam jaringan teror.

Tak heran, jika motor yang dikendarai pelaku Agus Sujatno terdapat tulisan “KUHP – Hukum; Syirik/Kafir; Perangi Para Penegak Hukum Setan”.

Membungkus aksinya dengan sekelumit tafsir agama dan menafikan hakikat bahwa semua ciptaan Tuhan turut serta melibatkan manusia dalam proses praktiknya.

Mereka inilah yang disebut oleh Ahmad Syafii Maarif sebagai penganut aliran teologi maut; “berani mati karena tidak berani hidup, dan memonopoli kebenaran bahwa di luar kami haram”.

Maka kontra narasi berbasis agama sangat dibutuhkan dalam konteks Indonesia. Mengapa? Stephen E Flynn, seorang pakar penanggulangan terorisme Amerika Serikat telah mengingatkan bahwa aksi-aksi teror tidak akan pernah padam, bahkan frekuensinya bisa semakin meningkat dan bervariasi.

Frekuensi yang meningkat membutuhkan kedewasaan seseorang dalam beragama dan bernegara. Ketika ilmu agama yang diasup tidak selaras dengan semangat berindonesia, maka potensi kerusakan akan muncul.

Indonesia yang beragam aliran, kelompok dan manhaj ini menuntut para pemuka agama agar mampu mendewasakan umatnya dan memelihara nilai-nilai yang terikat oleh kemanusiaan.

Dalam kata lain, para tokoh agama harus mulai merevitalisasi interpretasi keagamaan yang selaras dengan keindonesiaan. Agar ucapannya tidak menjadi dasar kaum ekstremis dan teroris dalam melancarkan aksinya.

Namun di sisi lain, kita dituntut untuk mudah melakukan cap radikal-teroris terhadap pemuka agama.

Kedua, skema kejahatan terorisme saat ini cukup beragam. Di mana Indonesia memiliki varian kelompok teror yang lebih banyak ketimbang di belahan dunia mana pun.

Ruang siber telah dijadikan area operasi kelompok teror dalam menyebarluaskan pengaruhnya, baik internet maupun media sosial. Semuanya bertujuan menyebarkan rasa takut.

Pembiaran-pembiaran atas narasi provokatif, agitatif dan propaganda (PAP) bisa melahirkan teroris, baik “lone wolf” maupun kelompok kecil.

Zakiah Aini dan Agus Sujatno adalah bukti kecil dari orang Indonesia yang mempelajari sesuatu melalui jaringan internet dan media sosial.

Fakta radikalisasi di media sosial sudah mengkhawatirkan, apalagi tutorial seperti merakit senjata dan membuat bom terpampang lebar.

Hal inilah yang dilakukan seorang tahanan Rocky, dalang yang menewaskan Dirtahti Polda Gorontalo, Beni Mutahir. Dia belajar merakit senjata kurang lebih 20-an dan mengikuti kajian-kajian ISIS di media sosial.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com